Pengaruh Teknologi Pengendalian Hama Terpadu terhadap Populasi Thrips tabaci L. (Thysanoptera: Thripidae) pada Tanaman Cabai Keriting

Main Author: Nur, Deliar
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128689/1/051103798.pdf
http://repository.ub.ac.id/128689/
Daftar Isi:
  • Tanaman golongan cabai merupakan salah satu tanaman yang mempuyai nilai ekonomi cukup tinggi. Dan hama T. tabaci banyak menyerang tanaman cabai pada musim kemarau. T. tabaci biasanya menyerang bagian daun muda dan bunga. Gejala serangan hama ini adalah adanya strip-strip pada daun dan berwarna keperakan. Dalam pengendalian T. tabaci , para petani didaerah dilakukanya pengamatan T. tabaci dan pertumbuhan tanaman cabai masih menggunakan bermacam-macam jenis pestisida. Aplikasi pestisida pada lahan penanaman cabai tetap dilaksakan meskipun serangan dari hama T. tabaci belum mencapai ambang ekonomi (sistem terjadwal). Pengunaan pestisida dengan sistem terjadwal akan berdampak negatif terhadap populasi musuh alami yang ada. Untuk mengurangi dampak negatif dari pengunaan pestisida diperlukan suatu pemahaman terhadap pengelolaan agroekosistem yang berprinsip pada pengelolaan hama terpadu (PHT). Pengelolaan hama terpadu adalah pengendalian hama dengan mengunakan semua teknik dan metode yang sesuai dengan cara-cara yang harmonis dan memperhatikan populasi hama yang ada dibawah tingkat ambang ekonomi yang menyebabkan kerusakan didalam lingkungan dan dinamika populasi spesies hama. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penerapan teknologi PHT terhadap populasi T. tabaci pada tanaman cabai keriting di Dusun Singgahan Desa Pelem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan pada lahan tanaman cabai PHT dan lahan non PHT di Dusun Singgahan Desa Pelem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur dengan ketinggian 67 meter dari permukaan laut. Penelitian ini di mulai pada bulan juni 2009 sampai dengan Januari 2010. Populasi T. tabaci yang diamati mengunakan metode mutlak, yaitu menghitung jumlah telur, jumlah nimfa, dan jumlah imago T. tabaci . Pengamatan dilakukan pada 16 tanaman cabai yang tumbuh pada bagian tengah lahan tanaman contoh PHT dan non PHT. Pengamatan pertumbuhan tanaman cabai meliputi tinggi, cabang, jumlah bunga dan jumlah buah cabai yang diperoleh lalu dianalisis menggunakan uji t 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata populasi T. tabaci pada lahan PHT dan non PHT tidak berbeda nyata. jumlah cabang, tinggi tanaman, rata-rata jumlah bunga dan buah pada lahan PHT dan non PHT adalah tidak berbeda nyata. Rata-rata tinggi tanaman cabai di lahan PHT lebih tinggi dari pada rata-rata tinggi tanaman cabai di lahan non PHT. Intensitas kerusakan pada perlakuan lahan PHT dan non PHT tidak berbeda nyata. Total produksi buah pada lahan non PHT lebih rendah (2,2 kg) dari pada lahan PHT (4,1 kg). Biaya produksi budidaya tanaman cabai pada lahan PHT lebih rendah (61.134.500/musim tanam) dari pada lahan non PHT (67.749.500/musim tanam). Keuntungan per hektar pada lahan PHT lebih rendah (Rp. 23.854.300/musim tanam) dibanding lahan non PHT (Rp. 26.436.100/ musim tanam), namun demikian kelayakan usaha budidaya secara PHT lebih menguntungkan (61.134.500/musim tanam) daripada secara non PHT (67.750.000/musim tanam).