Peran Biochar pada Perbaikan Beberapa Sifat-Sifat Alfisol Jatikerto Terdegradasi serta Pertumbuhan Tanaman Jagung dan Kacang Tanah dalam Sistem Tumpangsari

Main Author: Aulia, Ramadhani
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128668/1/051103651.pdf
http://repository.ub.ac.id/128668/
Daftar Isi:
  • Sistem pertanian intensif menyebabkan tanah menjadi keras, porositas tanah rendah, nilai tukar ion tanah turun, rendahnya daya ikat air, rendahnya populasi dan aktivitas mikroba, dan secara keseluruhan berakibat rendahnya tingkat kesuburan tanah, sehingga dalam jangka waktu tertentu terjadi degradasi lahan. Salah satu upaya rehabilitasi tanah terdegradsi dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Penambahan bahan organik ini akan memberikan dampak dalam meningkatkan produktivitas tanah terdegradasi. Sisa proses pirolisis yang berupa arang atau dikenal dengan biochar merupakan bahan yang bermanfaat bagi pertanian dan dapat menjadi amandemen tambahan untuk tanah yang potensial meningkatkan kemampuan tanah. Tujuan penelitian adalah : (1) Mengkaji peran biochar sebagai bahan organik pada perbaikan sifat fisik (kemantapan agregat) dan sifat kimia (C-organik, pH, ketersedian N dan KTK) Alfisol Jatikerto yang terdegradasi dan (2) pertumbuhan tanaman jagung dan kacang tanah dalam sistem tumpang sari berbasis ubikayu. Hipotesis penelitian adalah : (1) Pemberian Biochar sebagai bahan organik mampu memperbaiki sifat fisik (kemantapan agregat) dan sifat kimia (C-organik, pH, ketersedian N dan KTK) Alfisol Jatikerto yang terdegradasi dan (2) meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung dan kacang tanah dalam sistem tumpang sari berbasis ubikayu. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, yang merupakan bekas lahan tegalan yang telah mengalami pemadatan dan degradasi lahan. Analisa dasar tanah dilaksanakan di Laboratorium Fisika dan Kimia Jurusan Tanah Universitas Brawijaya. Jagung/Kacang Tanah ditanam pada petak-petak yang berukuran 5x4 meter dengan jarak tanam ubikayu 1x1 meter. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Februari 2010 sampai dengan bulan Mei 2010. Metode penelitian ini menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan 10 perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah Kontrol (C + J dan C + K); Tanah + Pupuk Kandang 15ton/ha + NPK (C + J PK dan C + K PK); Tanah + Biochar Pupuk Kandang 15ton/ha + NPK (C + J BPK dan C + K BPK); Tanah + Biochar Ubikayu 15ton/ha + NPK (C + J BUK dan C + K BUK); Tanah + Pupuk Kandang diberikan Setiap Awal Tanam 15ton/ha + NPK (C + J PKA dan C + K PKA). Data yang diperoleh diuji secara statistik dengan uji BNT pada taraf 5%. Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara parameter. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian biochar memberikan pengaruh nyata (p > 5%) terhadap peningkatan kemantapan agregat, pH, ketersediaan nitrogen dan kapasitas tukar kation. Pada sistem tumpangsari ubikayu + jagung, peningkatan kemantapan agregat tertinggi terjadi pada perlakuan biochar pupuk kandang (C + J BPK) (2,36 mm), sedangkan pada sistem tumpangsari ubikayu + kacang tanah, peningkatan kemantapan agregat tertinggi terjadi pada perlakuan biochar pupuk kandang (C + K BPK) (2,55 mm). Peningkatan pH tertinggi pada sistem tumpangsari ubikayu + jagung terjadi pada perlakuan biochar ubikayu (C + J BUK) (6,8) dan pada sistem tumpangsari ubikayu + kacang tanah pada perlakuan biochar ubikayu (C + K BUK) (6,8). Pada sistem tumpangsari ubikayu + jagung, peningkatan kadar N-total tertinggi terjadi pada perlakuan biochar pupuk kandang (C + J BPK) (0,14 %). Pada sistem tumpangsari ubikayu + kacang tanah, peningkatan kapasitas tukar kation tertinggi terjadi pada perlakuan biochar ubi kayu (C + K BUK) (34,45 me/100 g ).