Pengaruh Lama Penutupan Tanaman Jati Terhadap Pori Makro dan Infiltrasi Tanah di KPH Parengan BKPH Mulyoagung

Main Author: Aziz, Miftakhul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128661/1/051103644.pdf
http://repository.ub.ac.id/128661/
Daftar Isi:
  • Dengan dirubahnya lahan hutan menjadi hutan produksi dan pemanfaatan lahan sekitar pohon untuk areal pertanian, disertai pengolahan tanah secara intensif akan merusak struktur tanah dan akan menurunkan kandungan bahan organik tanah. Perbedaan jenis, kerapatan dan umur perkembangan vegetasi, menyebabkan bervariasinya produksi seresah dan sistem perakaran sebagai sumber bahan organik tanah. Kandungan bahan organik tanah yang berbeda pada masing-masing sistem penggunaan lahan akan berdampak pada aktivitas organisme, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada tingkat kemantapan agregat dan jumlah pori makro tanah. Tingkat kemantapan agregat dan jumlah pori makro tanah memegang peranan yang penting dalam proses masuknya air kedalam tanah (infiltrasi). Dari perbedaan lama penutupan tanaman jati ini akan memberikan input yang berbeda pula terhadap tingkat kemantapan agregat, pori makro dan infiltrasi tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama penutupan tanaman jati terhadap pori makro dan infiltrasi tanah. Hipotesis yang diajukan adalah Semakin lama penutupan tanaman jati maka pori makro dan kecepatan infiltrasi semakin bertambah. Penelitian ini dilakukan di KPH Parengan, BKPH Mulyoagung, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Pada bulan Desember 2010 sampai dengan Januari 2011. Pengukuran Infiltrasi dan pengambilan sampel tanah dilakukan pada 4 SPL yaitu: Hutan Jati umur 4th (HJ4), Hutan Jati umur 20th (HJ20), Hutan Jati umur 26th (HJ26), dan Hujan Jati umur 48th (HJ48), dengan interval kedalaman; 0-20 cm, 20-40cm. Sedangkan analisis laboratorium di laksanakan pada bulan Februari 2011, di laboratorium fisika dan kimia tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa jumlah porositas pada berbagai sistem penggunaan lahan tidak berbeda nyata (p>0.05). Sedangkan pada pori makro terdapat perbedaan nyata (p>0.05) pada berbagai lapisan tanah baik dengan kedalaman 0-20 cm maupun pada kedalaman tanah 20-40 cm. Pada kedalaman 0-20 cm jumlah pori makro tertinggi terdapat pada HJ 48 yaitu sebesar 10 % dan terendah terdapat pada HJ 4 yaitu sebesar 3,71 %. Sedangkan HJ 20 memiliki jumlah pori makro yang tidak berbeda nyata dengan HJ 26 yaitu sebesar 8,53 % dan 7,2 %. Sedangkan pada kemantapan Agregat perbedaan nyata (p>0.05) hanya terdapat pada tanah kedalaman 0-20 cm. Pada kedalaman 0-20 cm, kemantapan agregat pada HJ 48 tertinggi yaitu sebesar 4,58 mm. Dan yang terendah terdapat pada HJ 4 yaitu sebesar 2,34 mm. Untuk HJ 20 dan HJ 26 tidak berbeda nyata yaitu sebesar 3,96 mm dan 3,55 mm. Infiltrasi konstan terendah terdapat pada penggunaan lahan hutan jati umur 4 th yaitu sebesar 26,2 cm jam -1 , sedangkan infiltrasi konstan tertinggi terdapat pada penggunaan lahan hutan jati umur 48 th yaitu sebesar 64,5 cm jam -1 .