Dampak Perubahan Iklim Terhadap Produks i dan Pendapatan Usahatani Tembakau (Studi Kasus di Desa Samatan Kecamatan Proppo, Pamekasan)

Main Author: Yunianti, Paramita
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128649/1/ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/128649/2/Ringkasan%2BDAFTAR_ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/128649/3/Cover.pdf
http://repository.ub.ac.id/128649/
Daftar Isi:
  • Belakangan ini banyak hal yang terjadi diluar dugaan petani, salah satunya iklim atau cuaca yang mulai sulit ditebak. Dampak perubahan iklim pada sektor pertanian merupakan stabilisasi pemanasan global yang memicu terjadinya anomali iklim. Sederhananya, iklim menyimpang dari biasanya. Perubahan iklim ini membuat sejumlah petani mengalami kesulitan dan kesalahan dalam menentukan jenis varietas apa yang akan ditanaman dan penentuan kal ender masa tanam, dikarenakan musim yang terjadi datang lebih cepat ataupun terlambat. Dampak dari perubahan iklim ini dapat terlihat secara langsung pada komoditas tembakau yang ditanam oleh petani, khususnya untuk wilayah Madura yang dikenal sebagai sentra tembakau untuk bahan dasar rokok sigaret. Wilayah di Madura yang menjadi sentra penanaman tembakau a da di kabupaten Pamekasan dan Sumenep, dikarenakan tembakau merupakan komoditas perdagangan utamanya. Wilayah di kabupaten Pamekasan yang menjadi sentra penanaman tembakau adalah pada kecamatan Galis, Pakong, Waru dan Proppo. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan pengetahuan dan sikap petani mengenai perubahan iklim, (2) untuk mengetahui produksi usaha tani tembakau musim tanam 2009 dan musim tanam 2010 karena dampak perubahan iklim, dan (3) untuk menganalisa biaya usahatani dan pendapatan u sahatani tembakau musim tanam 2009 dan musim tanam 2010 karena dampak perubahan iklim. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja atau purposive yaitu di desa Samatan kecamatan Proppo kabupaten Pamekasan, dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan sentra penghasil tembakau untuk wilayah kabupaten Pamekasan. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 43 petani tembakau dengan menggunkan rumus Slovin. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif yang digunakan dalam analisis usahatani yaitu analisis biaya, penerimaan, pendapatan, dan analisis uji beda rata -rata. Analisis uji beda rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah terdapa t perbedaan antara produksi dan pendapatan petani tembakau musim tanam 2009 dan 2010. Hasil dari analisis usahatani didapatkan bahwa perubahan iklim khususnya pada perubahan curah hujan pada tahun 2009 ke tahun 2010 amat berpengaruh terhadap hasil panen, produksi, penerimaan, serta pendapatan petani. Selain itu masih banyak petani yang tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan perubahan iklim dengan jumlah 25 orang dari 43 responden, sedangkan sisanya sebanyak 18 orang mengetahui perubahan iklim. Sumber pengetahuan petani tentang perubahan iklim yaitu, penyuluh pertanian den gan jumlah 1 orang, radio ada 3 orang, dan televisi berjumlah 14 orang. Sikap petani karena adanya perubahan iklim adalah menanam kembali tanaman tembakau yang telah mati dan sebanyak 10 orang dari 43 responden melakukan peninggian bedengan. Produksi yang dihasilkan oleh petani tembakau per 1 hektar pada tahun 2009 adalah 356,4 kg, sedangkan produksi per 1 hektar pada tahun 2010 adalah 124,4 kg. Analisis pendapatan usahatani tembakau pada tahun 2009 lebih besar dan menguntungkan dari pada tahu n 2010. Pada tahun tahun 2009 pendapatan yang didapatkan oleh petani Rp. 4.483.487,-, sedangkan pendapatan petani pada tahun 2010 mengalami kerugian sampai bernilai negatif sebesar Rp. -4.798.409,-. Hasil analisis uji beda rata -rata dengan menggunakan T-test diketahui bahwa pada produksi tahun 2009 dan 2010 diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel (183,098 > 2,0181), sehingga H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti tingkat produksi usahatani tembakau pada tahun 2009 dengan 2010 berbedaan secara nyata. Untuk hasil analisis uji beda rata -rata pendapatan usahatani tembakau tahun 2009 dan 2010 diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel (199,201 > 2,0181), sehingga H1 diterima dan H0 ditolak dengan nilai α 0,05 berartinya antara ratarata tingkat pendapatan usahatani tembakau pada tahun 2009 dengan 2010 berbedaan secara nyata. Saran dalam penelitian ini adalah (1) pembinaan dan penyuluhan terhadap petani tentang perubahan iklim perlu dilakukan agar petani tahu dan paham mengenai perubahan iklim, (2) inovasi yang dilakukan oleh petani perlu ditingkatkan lagi dengan penggunaan teknologi yang lebih baik, dimisalkan dengan melakukan peninggian bedengan agar air tidak menggenang disawah yang kemudian membuat tanaman mati dikarenakan air yang terlalu banyak.