Patogenisitas Jamur Entomopatogen Hirsutella sp. (Deuteromycetes: Moniliales) pada Tungau Laba-Laba Tetranychus sp. (Acari: Tetranychidae)
Main Author: | Rizkiani, Endar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/128642/1/051103040.pdf http://repository.ub.ac.id/128642/ |
Daftar Isi:
- Tetranychus sp. merupakan salah satu tungau fitofag penting yang menyerang hampir semua tanaman pangan utama dan tanaman hias serta menyebabkan kerusakan serius bahkan kematian pada inangnya. Untuk mengatasi serangan tungau ini maka perlu dilakukan tindakan pengendalian yang ramah lingkungan yaitu dengan pemanfaatan jamur entomopatogen. Jamur entomopatogen yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan tungau tetranychid adalah Hirsutella sp.. Informasi mengenai patogenisitas jamur Hirsutella sp. pada Tetranychus sp. belum banyak diketahui di Indonesia untuk itu perlu dilakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persentase mortalitas imago betina Tetranychus sp. akibat infeksi jamur Hirsutella sp. pada konsentrasi 10 6 , 10 7 , dan 10 8 konidia/ml, nilai Median Lethal Concentration (LC 50 ) dan nilai Median Lethal Time (LT 50 ) jamur Hirsutella sp. pada Tetranychus sp.. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikologi dan Rumah Kaca Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang, mulai bulan Februari 2010 sampai Agustus 2010. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan, yaitu 1) fase imago betina dan konsentrasi 0; 2) fase imago betina dan konsentrasi 10 6 konidia/ml; 3) fase imago betina dan konsentrasi 10 7 konidia/ml; 4) fase imago betina dan konsentrasi 10 8 konidia/ml. Masing-masing perlakuan diulang enam kali. Metode uji patogenisitas dilakukan dengan mencelupkan daun kacang merah ke dalam suspensi Hirsutella sp. Kemudian daun ini diletakkan pada arena percobaan. Dua puluh ekor imago betina Tetranychus sp. dengan umur yang sama diletakkan di atas daun kacang merah dalam arena percobaan tadi kemudian ditutup dengan sangkar yang berbentuk tabung yang terbuat dari plastik mika. Pengamatan mortalitas Tetranychus sp. dilakukan selang waktu 24 jam selama 5 hari. Data yang diperoleh diuji dengan uji F taraf 5%, uji BNT taraf 5%, dan analisis probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase mortalitas Tetranychus sp. dipengaruhi oleh konsentrasi konidia jamur Hirsutella sp.. Semakin tinggi tingkat konsentrasi konidia Hirsutella sp., semakin tinggi pula persentase mortalitas Tetranychus sp.. Perhitungan LC 50 menunjukkan bahwa jamur Hirsutella sp. membutuhkan konsentrasi 1,62 x 10 9 konidia/ml untuk mematikan 50% imago betina Tetranychus sp. dan konsentrasi 5,25 x 10 12 untuk mematikan 90% imago betina Tetranychus sp.. Kedua konsentrasi ini lebih tinggi daripada konsentrasi yang diujikan yaitu 10 6 , 10 7 , dan 10 8 konidia/ml. Sedang perhitungan LT 50 menunjukkan bahwa konsentrasi 10 6 , 10 7<