Skreening Aksesi Tebu (Saccharum spp.hybrid.) Yang Memiliki Sifat Unggul Pada Koleksi Plasma Nutfah
Main Author: | PrimastyaBagusAstira |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/128594/1/051000854.pdf http://repository.ub.ac.id/128594/ |
Daftar Isi:
- Tanaman tebu (Saccharum officinarum. L) sampai saat ini masih dimanfaatkan sebagai bahan baku utama dalam industri gula. Konsumsi gula di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan serta pertumbuhan industri makanan dan minuman. Kebutuhan gula yang selalu meningkat menuntut disediakannya varietas-varietas tebu baru yang berdaya hasil tinggi. Pada saat ini Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) mengoleksi dan mengelola plasma nutfah tebu dan kerabatnya sebanyak 5.176 klon, yang didominasi tebu hasil persilangan yang dilakukan oleh P3GI dan introduksi dari luar negeri. Jumlah koleksi yang cukup besar ini menyulitkan di dalam pengelolaan dan pemanfaatannya dalam program pemuliaan karena sampai saat ini belum tersedia data base sifat-sifat unggul koleksi tersebut. Efisiensi pengelolaan dan pemanfaatan plasma nutfah dapat ditingkatkan apabila jumlah yang dilestarikan dapat disederhanakan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengetahui potensi sifat-sifat unggul koleksi agar dapat dimanfaatkan secara optimal dalam program perakitan varietas tebu unggul baru. Potensi sifat-sifat unggul koleksi dapat diketahui dengan cara mengamati sifat-sifat agronominya. Selanjutnya data base sifat-sifat agronomi tersebut dijadikan sebagai acuan untuk menskreening koleksi yang berpotensi unggul. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan klon-klon dari koleksi Saccharum hybrids yang berpotensi unggul berdasarkan karakter agronomis. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat klon-klon dari koleksi S. hybrids yang berpotensi unggul. Penelitian dilaksanakan di Kebun Koleksi Plasma Nutfah Tebu P3GI (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia) dan Laboratorium teknologi gula P3GI Pasuruan, dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2009. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Jangka Sorong, Penggaris, Traditional Handheld Refractometer, Disintegrator atau Pressan Hidrolik, Timbangan, Sucromat / Saccharimeter, Kertas saring, Corong gelas, Ember contoh, Labu takar 100-110 ml, Gelas tapis, Tabung pol 2 dm dan alat tulis. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1668 klon tebu hasil persilangan rakitan P3GI dan introduksi dari luar negeri pada kategori tanaman pertama (Plant Cane) yang dikonservasi di kebun koleksi plasma nutfah P3GI Pasuruan. Formula A (AlSO4) dan formula B (NaOH)(untuk pemurnian nira), sebagai klon pembanding digunakan 4 varietas unggul komersial yaitu: PS-864, PS-851, PSCO-902 dan M 442-51. Materi penelitian adalah 1668 klon tebu yang merupakan koleksi tebu hasil persilangan P3GI dan luar negeri. Tiap klon ditanam dalam juringan yang terbagi dalam 6 blok, masing-masing blok terdapat 278 klon. Empat varietas tebu komersial sebagai pembanding, masing-masing ditanam sebanyak 3 juring pada setiap blok. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 6, 9 dan 12 bulan. Parameter pengamatan yang diamati meliputi; Jumlah batang, tinggi batang, diameter batang, brix, bobot tebu saat giling dan analisa rendemen. Jumlah batang saat tanaman berumur 6 bulan seluruh batang dihitung dalam 1 juringnya, selanjutnya saat 9 bulan dihitung jumlah batang yang memiliki tinggi lebih dari 1,5 meter tingginya. Diameter batang: saat tanaman berumur 9 bulan diukur menggunakan jangka sorong, tiga batang dalam satu juring diukur secara acak yang mewakili nilai diameter batang dari masing-masing klon. Nilai brix diukur saat tanaman berumur 9 bulan dengan menggunakan alat traditional handheld refractometer dengan cara ditusukkan langsung pada batang (atas, tengah bawah) tebu contoh dan kemudian dilihat nilai brix dari alat tersebut. Bobot tebu diketahui dari batang tebu yang digiling untuk contoh analisa rendemen diambil dari 1 meter tiap juringnya. Sebelum batangbatang contoh dipanen, terlebih dulu dihitung jumlah batang dalam 1 meter kemudian ditimbang bobot tebunya. Analisa rendemen: analisa rendemen dilakukan untuk mengetahui nilai bobot tebu, rendemen dan hablur gula. Batang contoh yang diambil dari 1 meter tiap juringnya, kemudian digiling di laboratorium teknologi gula P3GI untuk mendapa tkan nira yang akan digunakan untuk mengetahui nilai nira, rendemen dan hablur gula tebu yang dapat dihitung dengan rumus (Martoyo, 1989): Nilai nira = pol - 0,4 (brix - pol), sedangkan Rendemen = Nilai Nira x Faktor Rendemen. Hasil tebu (TCH) dihitung dengan mengkonversi bobot tebu per juringnya menjadi bobot tebu dalam 1 hektar kemudian dihitung nilai hablur gulan = rendemen . hasil tebu ha-1. Data hasil pengamatan 6 bulan disajikan dalam distribusi frekuensi dengan bentuk histogram. Penentuan distribusi frekuensi dari data karakter agronomi 6 bulan menggunakan rumus distribusi frekuensi: C= 1+3,3 log n, dimana C : jumlah kelas interval dan n adalah jumlah data (278 data). Data tiap karakter pada satu klon berjumlah 278, sehingga jumlah kelas interval didapatkan 9 kelas interval. Menentukan range data terbesar dan terkecil. Data tiap karakter pada satu blok dicari nilai terbesar dan terkecil untuk mencari rangenya. Lebar interval range/C, digunakan untuk menentukan kelas-kelas interval dan frekuensinya sehingga setiap data masuk tepat dalam satu kelas interval. Setelah didapatkan nilai range dan jumlah kelas interval dimasukkan ke dalam rumus untuk mencari lebar interval sehingga setiap data secara tepat masuk dalam satu kelas interval.