Potensi Hasil 19 Galur M2 Harapan Kedelai [Glycine max. (L). Merril] Hasil Mutasi Kolkhisin

Main Author: TitikPujiati
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128563/1/051000669.pdf
http://repository.ub.ac.id/128563/
Daftar Isi:
  • Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine max (L) Merril). Berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia, yang dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria: Jepang (Asia Timur) dan ke negara-negara lain di Amerika dan Afrika (Anonymous, 2009).. Kedelai merupakan sumber protein nabati yang murah dan dapat dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat sehingga bisa membantu untuk mencukupi pemenuhan gizi masyarakat. Kandungan zat gizi dalam 100 g kedelai terdiri dari energi 147 kcal/energi 615 kj, protein 12.95 g, total lemak 6.8 g, karbohidrat 11.05 g, serat 4.2 g dan ampas 1.7 g (Anonymous, 2009). Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun terus meningkat, sememtara produksi nasional rata-rata 1,28 ton ha-1 (Badan Pusat Statistik 2004) yang belum memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri, sehingga pemerintah terpaksa mengimpor kedelai untuk mencukupi kebutuhan. Produktivitas kedelai per ha sangat tergantung pada varietas, cara bercocok tanam dan kondisi lingkungan setenpat. Varietas diharapkan mampu memanfaatkan lingkungan untuk menguasai potensi hasilnya. Galur (cikal bakal varietas) merupakan galur hasil persilangan yang sudah terseleksi sesuai dengan sifat keunggulan yang diinginkan dan hasilnya melebihi varietas unggul (Sumarno, 1985). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi hasil 19 galur M2 harapan kedelai [Glysine max (L) Merril] hasil mutasi kolkhisin. Dengan hipotesis yang diajukan terdapat perbedaan potensi hasil 19 galur M2 harapan kedelai [Glysine max (L) Merril] hasil mutasi kolkhisin. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang dengan ketinggian tempat 303 m dpl, rata-rata suhu harian 250C dan kelembaban 77,46% mulai bulan Pebruari 2009 Juni 2009. Alat yang digunakan adalah penggaris, label nama, cangkul, alat tulis, sabit, timbangan analitik dan alat penghitung. Bahan yang digunakan adalah benih 19 galur M2 harapan kedelai [Glysine max (L) Merril] hasil mutasi yaitu galur harapan Anjasmara 100 (1)/5, Anjasmara 100 (1)/9, Anjasmara 100 (2)/1Anjasmara 250 (1)/5, Anjasmara 250 (1)/12, Anjasmara 500 (1)/8, Anjasmara 500 (1)/10, Anjasmara 500(1)/12, galur harapan Kaba 500(2)/13, Kaba 500(2)/18, Kaba 500(2)/19, Kaba 500(2)/23, Kaba 500(2)/27, galur harapan W 9837- 100(1)/4, W 9837- 100(1)/22, W 9837- 100(2)/15, W 9837- 100(2)/20, W 9837- 100(2)/24, W 9837- 100(3)/12, dan 3 kontrol yaitu var. Anjasmara, var. Kaba dan galur W 9837-, pupuk NPK, Urea. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (Randomized Block Design) dengan 22 perlakuan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan antara lain: (1)Anjasmara 100 (1)/5; (2)Anjasmara 100 (1)/9; (3)Anjasmara 100 (2)/1; (4)Anjasmara 250 (1)/5; (5)Anjasmara 250 (1)/12; (6)Anjasmara 500 (1)/8; (7)Anjasmara 500 (1)/10; (8)Anjasmara 500(1)/12; (9)Kontol var. Anjasmara; (10)Kaba 500(2)/13; (11)Kaba 500(2)/18; (12)Kaba 500(2)/19;(13)Kaba 500(2)/23; (14)Kaba 500(2)/27; (15)Kontrol var. Kaba; (16)W 9837- 100(1)/4; (17)W 9837- 100(1)/22; (18)W 9837- 100(2)/15; (19)W 9837- 100(2)/20; (20)W 9837- 100(2)/24; (21)W 9837- 100(3)/12; (22); Kontrol galur W 9837 Pengamatan dilakukan pada saat tanaman kedelai berumur 1 bulan yaitu pada fase berbunga sampai panen. Pengamatan dilakukan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif. Karakter kualitatif yang di amati meliputi warna batang, warna biji, bentuk biji, dan warna polong sedangkan karakter kuantitatif yang diamati meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun, jumlah biji per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, berat brangksan kering, berat 100 biji pertanama, berat biji per tanaman, umur berbunga, umur tanaman dan hasil biji kedelai (ton/ha). Data yang didapat dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan jika terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan (Duncan s Multiple Range Test) 5%. Hasil penelitian diperoleh untuk karakter kualitatif pada warna batang diperoleh 10 galur bewarna kuning dan 9 galur bewarna hijau, pada warna biji diperoleh 10 galur bewarna kuning, 3 galur bewarna kuning cerah dan 6 galur bewarna hitam, pada bentuk biji diperoleh 15 galur berbentuk bulat dan 4 galur berbentuk oval, sedangkan untuk warna polong diperoleh 8 galur warna kuning, 5 warna cokelat muda dan 6 warna cokelat tua. Sedangkan karakter kuantitatif dari semua karakter menunjukkan berbeda nyata. Potensi hasil yang diperoleh setiap galur sangat dipengaruhi oleh komponen hasil yang diamati. Data korelasi menunjukkan bahwa hasil berkorelasi positif nyata pada karakter jumlah polong isi, jumlah biji, berat 100 butir biji kedelai dan berat biji pertanaman, berkorelasi negatif nyata pada karakter berat brangkasan kering. Hasil tinggi terdapat pada galur Anjasmara 250(1)/12, galur Kaba 500 (2)/19 dan galur W 9837-100(1)/22 dari galur-galur lain yang diuji, sehingga galur tersebut diharapkan sebagai kultivar unggul dari 19 galur M2 harapan kedelai hasil mutasi kolkisin.