Efektivitas Mikroba Pseudomonas fluorescens dan Aspergillus niger Dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang
Main Author: | Setyarini, SadewiNindita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/128547/1/051102025.pdf http://repository.ub.ac.id/128547/ |
Daftar Isi:
- Tanaman Padi merupakan tanaman pangan yang menghasilkan beras. Beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk di dunia. Data statistik FAO menunjukkan bahwa, setengah dari penduduk di Asia, sekitar 60 hingga 70% memenuhi kebutuhan kalorinya dengan mengkonsumsi beras. Balai Penelitian Tanaman Padi menyebutkan, di Indonesia konsumsi beras mencapai 153.56 kg/kapita/tahun pada tahun 2001, dan meningkat hingga 154.14 kg/kapita/tahun pada tahun 2006. Kebutuhan beras meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Hasil perhitungan Badan Pusat Statistika (BPS) pada angka ramalan I pada tahun 2010, menunjukkan produksi nasional sebanyak 64.52 juta ton gabah kering giling, meningkat sebesar 0.2% dari produksi padi pada tahun 2009 yaitu sebesar 64.39 juta ton. BPS memprediksi produksi beras pada tahun 2010 sebesar 40.9 ton beras, sedangkan kebutuhan beras mencapai 39.5 juta ton, sehingga masih surplus sekitar 1.54 juta ton (BPS, 2010). Pembuatan lahan sawah akan merubah sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Perubahan drastis pada tanah yang semula lahan kering menjadi lahan yang tergenang berdampak pada aktivitas dan komunitas mikroorganisme. Oleh karena itu dibutuhkan suatu strategi pengelolaan lahan sawah yang tepat guna untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi. Pemakaian pupuk sintetis yang makin meningkat setiap tahun mengakibatkan penurunan efisiensi pemupukan, terutama pemupukan Phospor. Efisiensi pupuk P yang rendah disebabkan oleh sifat dari unsur hara P di dalam tanah. Rosmarkam (2002), menyebutkan, P sukar tercuci oleh air hujan ataupun air irigasi, hal ini disebabkan karena P bereaksi dengan ion Fe dan Al pada tanah masam, dan bereaksi dengan Ca pada tanah basa sehingga menjadi ion yang tidak tersedia bagi tanaman. Efisiensi pemupukan P dapat ditingkatkan dengan menggunakan berbagai cara, salah satunya adalah dengan memanfaatkan mikroba pelarut P sebagai pupuk hayati atau pupuk mikroba. Mikroba tersebut mampu meningkatkan kelarutan unsur P yang terjerap oleh Al 3+ , Fe 3+ , Mn 2+ dan Ca-P, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dari tananaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk, mengetahui efektivitas pemberian mikroba Pseudomonas fluorescens dan Aspergillus niger dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi ( Oryza sativa L.), Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kurung, Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah traktor, cangkul, roll meter, timbangan analitik, oven, dan leaf area meter. Bahan yang digunakan adalah benih padi unggul varietas Ciherang, Furadan, Mikroba Pseudomonas fluorescens dan Aspergillus niger , Pupuk Urea, Pupuk SP-36, Pupuk KCL, Rodentisida, dan insektisida. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dan diulang sebanyak 3 kali. Pemberian mikroba diletakkan sebagai petak utama yang terdiri dari 3 level dan satu kontrol yaitu: pemberian bakteri Pseudomonas fluorescens (M 1 ), pemberian bakteri Aspergillus niger (M 2 ), Kombinasi Pseudomonas fluorescens dan Aspergillus niger (M 3 ). Sedangkan sebagai anak petaknya ialah waktu aplikasi pemberian mikroba yang terdiri dari 3 macam, yaitu : Fase Vegetatif (14, 28, 42 HST) (T 1 AMILY: