Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Kambing dan Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Seledri (Apium graveolens L.)
Main Author: | AmoritaLaksonoPutri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/128535/1/051100168.pdf http://repository.ub.ac.id/128535/ |
Daftar Isi:
- Tanaman seledri selain berfungsi sebagai sayuran, dapat juga digunakan sebagai obat. Manfaat tanaman seledri antara lain membantu menjaga ketahanan tubuh, mengurangi tekanan darah tinggi dan membantu aktivitas diuretik. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan produksi seledri baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Peningkatan produksi seledri dapat dilakukan bila bibit yang ditanam berkualitas serta tanah yang digunakan untuk menanam seledri subur. Salah satu cara untuk meningkatkan kesuburan tanah adalah dengan pemberian pupuk anorganik dan penambahan bahan organik pada tanah. Pengelolaan pupuk terpadu merupakan sistem yang mencoba mengombinasikan penggunaan pupuk anorganik dengan pupuk organik dan atau pupuk hayati. Penurunan kualitas tanah sebagai akibat dari penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus dan dalam jumlah besar tanpa diimbangi penggunaan bahan organik yang cukup pada pertanian konvensional sudah mulai dirasakan. Penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati yang bermutu akan membantu upaya untuk melestarikan produktivitas lahan dan produksi tanaman. Selain itu, kelangkaan pupuk anorganik yang sering terjadi belakangan ini membuat harga pupuk tersebut menjadi mahal dan sulit dicari sehingga penggunaan pupuk organik perlu dikembangkan untuk mengurangi beban petani. Pupuk anorganik yang digunakan adalah pupuk urea sedangkan pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kotoran kambing. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi dosis pupuk urea dan pupuk kotoran kambing yang memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman seledri yang terbaik, sehingga didapatkan efisiensi penggunaan pupuk urea. Penelitian dilakukan di Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang mulai bulan Agustus sampai Desember 2008. Ketinggian tempat 600 m di atas permukaan laut dan jenis tanah letisol. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan diulang 3 kali. Faktor 1 adalah pupuk kotoran kambing terdiri dari 2 taraf yaitu P1 : 200 kg N ha -1 (setara dengan 28 ton pupuk kotoran kambing ha -1) dan P2 : 300 kg N ha -1 (setara dengan 42 ton pupuk kotoran kambing ha -1). Sedangkan faktor 2 adalah pupuk urea yang terdiri dari 4 taraf yaitu A1 : 100 kg N ha -1(setara dengan 0,2 ton pupuk urea ha -1) , A2 : 150 kg N ha -1 (setara dengan 0,3 ton pupuk urea ha -1 ), A3 : 200 kg N ha -1 (setara dengan 0,4 ton pupuk urea ha -1 ) dan A4 : 250 kg N ha -1 (setara dengan 0,5 ton pupuk urea ha -1 ). Pengamatan dilakukan secara non destruktif, destruktif dan panen. Pengamatan non destruktif dilakukan mulai 14 hst dengan interval 7 hari dan meliputi panjang tanaman, jumlah daun per tanaman, dan jumlah anakan yang terbentuk per rumpun tanaman. Pengamatan destruktif mulai 14 hst dengan interval 14 hari dan meliputi luas daun, bobot segar per tanaman dan bobot kering per tanaman. Pengamatan panen dilakukan saat 70 hari setelah tanam dan meliputi bobot segar panen. Data hasil pengamatan yang diperoleh akan dianalisis dengan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pemupukan kotoran kambing dan pupuk urea memberikan hasil yang nyata terhadap komponen pertumbuhan dan hasil panen tanaman seledri. Pada perlakuan pemupukan 200 kg N.ha-1 kotoran kambing, peningkatan N sampai dengan 250 kg N.ha-1 terdapat penurunan luas daun dan berat segar seledri sedangkan pada pemupukan 300 kg N.ha-1 kotoran kambing peningkatan N sampai dengan 250 kg N.ha-1 terdapat peningkatan yang signifikan terhadap luas daun seledri hingga mencapai 131,17 cm2.tan-1 dan berat segar seledri sebesar 4575,16 kg.ha-1.