Respon Padi Sawah (Oryza sativa l.) var. Ciherang terhadap Dosis Pupuk P pada Beberapa Sistem Tanam

Main Author: DianPuspitasari
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128533/1/051000412.pdf
http://repository.ub.ac.id/128533/
ctrlnum 128533
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/128533/</relation><title>Respon Padi Sawah (Oryza sativa l.) var. Ciherang terhadap Dosis Pupuk P pada Beberapa Sistem Tanam</title><creator>DianPuspitasari</creator><subject>338.1 Agriculture</subject><description>Beras ialah bahan makanan pokok bagi sebagian penduduk Indonesia. Beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi beras diantaranya menggunakan varietas unggul, rekomendasi pupuk yang tepat serta sistem tanam yang diharapkan dapat meningkatkan produksi. Sistem tanam jajar legowo merupakan teknik mengatur jarak tanam antar rumpun dan barisan sehingga terjadi pemadatan rumpun di dalam barisan dan pelebaran jarak antar barisan. Tanaman padi memerlukan unsur hara esensial untuk pertumbuhan sempurna, satu dari banyak unsur hara tersebut ialah fosfor. Tanaman padi memerlukan unsur hara untuk pertumbuhan sempurna, satu dari banyak unsur hara tersebut ialah fosfor. Fosfor berperan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman, serta dapat masuk ke dalam tanah lebih dalam. Tujuan penelitian ini ialah mempelajari respon padi sawah terhadap dosis pupuk P pada sistem tanam tegel simetris dan jajar legowo. Hipotesis penelitian ini ialah 1) sistem tanam jajar legowo membutuhkan dosis pupuk P yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem tanam tegel simetris dan 2) sistem tanam jajar legowo memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem tanam tegel simetris. &#xD; Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2009. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang dengan ketinggian 450 m dpl. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan dengan 3 ulangan yang tersusun secara faktorial dan terdiri dari petak utama dan anak petak yaitu petak utama: sistem tanam (T) sebagai petak utama yang terdiri dari 3 level: (T0) Sistem tanam tegel simetris dengan jarak tanam 20&#xD7;20 cm, (T1) Sistem tanam jajar legowo 2 : 1, dengan jarak tanam 40 &#xD7; (20 &#xD7; 10) cm dan (T2) Sistem tanam jajar legowo 2 : 1, dengan jarak tanam 40 &#xD7; (20 &#xD7; 10) cm. Anak petak: dosis pupuk P yang terdiri dari 3 level: (P1) 50 kg SP-36 ha-1, (P2) 100 kg SP-36 ha-1, (P3) 150 Kg SP-36 ha-1 dan (P4) 200 Kg SP-36 ha-1 sehingga didapatkan 36 kombinasi perlakuan. Petak percobaan di buat dengan ukuran 3.5 &#xD7; 2.5 m dan ditanam 3 batang bibit padi setiap lubang tanam. Pengamatan dilakukan pada 21, 36, 51, 66 dan 81 hari setelah tanam. Pengamatan dilakukan terhadap komponen pertumbuhan tanaman dan hasil. Pengamatan terhadap komponen pertumbuhan tanaman meliputi: tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah daun dan bobot kering total tanaman. Pengamatan terhadap komponen hasil meliputi: jumlah malai perumpun, jumlah gabah permalai, persentase gabah isi, persentase gabah hampa dan bobot gabah kering giling. Data hasil pengamatan akan dianalisis dengan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila terdapat beda nyata antar perlakuan, maka akan dilanjutkan dengan uji jarak ganda Duncan 5%. &#xD; Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman padi yang ditanam pada sistem tanam tegel simetris memberikan hasil lebih tinggi pada tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah daun, luas daun, bobot kering total tanaman dan jumlah malai per rumpun dibandingkan dengan tanaman padi yang ditanam pada sistem tanam jajar legowo 40 &#xD7; (20 &#xD7; 10) dan 40 &#xD7; (20 &#xD7; 7.5) cm. Pemberian 50 kg SP-36 ha-1 menghasilkan persentase gabah hampa yang lebih banyak dibandingkan dengan pemberian dosis 100, 150 dan 200 kg ha-1. Bobot gabah kering giling tertinggi didapatkan pada tanaman padi yang ditanam pada sistem tanam jajar legowo 40 &#xD7; (20 &#xD7; 7.5) cm yaitu sebesar 9.43 ton ha-1 kemudian diikuti pada tanaman padi yang ditanam pada sistem tanam 40 &#xD7; (20 &#xD7; 10) cm yaitu 8.84 ton ha-1 dan bobot gabah kering giling paling rendah didapatkan pada tanaman padi yang ditanam pada sistem tanam tegel simetris yaitu 7.11 ton ha-1.</description><date>2010-02-12</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/128533/1/051000412.pdf</identifier><identifier> DianPuspitasari (2010) Respon Padi Sawah (Oryza sativa l.) var. Ciherang terhadap Dosis Pupuk P pada Beberapa Sistem Tanam. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FP/2010/30/051000412</relation><recordID>128533</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author DianPuspitasari
title Respon Padi Sawah (Oryza sativa l.) var. Ciherang terhadap Dosis Pupuk P pada Beberapa Sistem Tanam
publishDate 2010
topic 338.1 Agriculture
url http://repository.ub.ac.id/128533/1/051000412.pdf
http://repository.ub.ac.id/128533/
contents Beras ialah bahan makanan pokok bagi sebagian penduduk Indonesia. Beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi beras diantaranya menggunakan varietas unggul, rekomendasi pupuk yang tepat serta sistem tanam yang diharapkan dapat meningkatkan produksi. Sistem tanam jajar legowo merupakan teknik mengatur jarak tanam antar rumpun dan barisan sehingga terjadi pemadatan rumpun di dalam barisan dan pelebaran jarak antar barisan. Tanaman padi memerlukan unsur hara esensial untuk pertumbuhan sempurna, satu dari banyak unsur hara tersebut ialah fosfor. Tanaman padi memerlukan unsur hara untuk pertumbuhan sempurna, satu dari banyak unsur hara tersebut ialah fosfor. Fosfor berperan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman, serta dapat masuk ke dalam tanah lebih dalam. Tujuan penelitian ini ialah mempelajari respon padi sawah terhadap dosis pupuk P pada sistem tanam tegel simetris dan jajar legowo. Hipotesis penelitian ini ialah 1) sistem tanam jajar legowo membutuhkan dosis pupuk P yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem tanam tegel simetris dan 2) sistem tanam jajar legowo memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem tanam tegel simetris. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2009. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang dengan ketinggian 450 m dpl. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan dengan 3 ulangan yang tersusun secara faktorial dan terdiri dari petak utama dan anak petak yaitu petak utama: sistem tanam (T) sebagai petak utama yang terdiri dari 3 level: (T0) Sistem tanam tegel simetris dengan jarak tanam 20×20 cm, (T1) Sistem tanam jajar legowo 2 : 1, dengan jarak tanam 40 × (20 × 10) cm dan (T2) Sistem tanam jajar legowo 2 : 1, dengan jarak tanam 40 × (20 × 10) cm. Anak petak: dosis pupuk P yang terdiri dari 3 level: (P1) 50 kg SP-36 ha-1, (P2) 100 kg SP-36 ha-1, (P3) 150 Kg SP-36 ha-1 dan (P4) 200 Kg SP-36 ha-1 sehingga didapatkan 36 kombinasi perlakuan. Petak percobaan di buat dengan ukuran 3.5 × 2.5 m dan ditanam 3 batang bibit padi setiap lubang tanam. Pengamatan dilakukan pada 21, 36, 51, 66 dan 81 hari setelah tanam. Pengamatan dilakukan terhadap komponen pertumbuhan tanaman dan hasil. Pengamatan terhadap komponen pertumbuhan tanaman meliputi: tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah daun dan bobot kering total tanaman. Pengamatan terhadap komponen hasil meliputi: jumlah malai perumpun, jumlah gabah permalai, persentase gabah isi, persentase gabah hampa dan bobot gabah kering giling. Data hasil pengamatan akan dianalisis dengan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila terdapat beda nyata antar perlakuan, maka akan dilanjutkan dengan uji jarak ganda Duncan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman padi yang ditanam pada sistem tanam tegel simetris memberikan hasil lebih tinggi pada tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah daun, luas daun, bobot kering total tanaman dan jumlah malai per rumpun dibandingkan dengan tanaman padi yang ditanam pada sistem tanam jajar legowo 40 × (20 × 10) dan 40 × (20 × 7.5) cm. Pemberian 50 kg SP-36 ha-1 menghasilkan persentase gabah hampa yang lebih banyak dibandingkan dengan pemberian dosis 100, 150 dan 200 kg ha-1. Bobot gabah kering giling tertinggi didapatkan pada tanaman padi yang ditanam pada sistem tanam jajar legowo 40 × (20 × 7.5) cm yaitu sebesar 9.43 ton ha-1 kemudian diikuti pada tanaman padi yang ditanam pada sistem tanam 40 × (20 × 10) cm yaitu 8.84 ton ha-1 dan bobot gabah kering giling paling rendah didapatkan pada tanaman padi yang ditanam pada sistem tanam tegel simetris yaitu 7.11 ton ha-1.
id IOS4666.128533
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-25T02:02:16Z
last_indexed 2021-10-28T07:18:03Z
recordtype dc
_version_ 1751455092730494976
score 17.538404