Analisis Hubungan Ketinggian Tempat, Indikator Sederhana Kualitas Tanah Dan Produksi Tanaman Apel Manalagi (Malus Domestica) Di Malang Raya

Main Author: Manurung, Butet Hilda Fiona
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12853/1/BUTET%20HILDA%20FIONA%20MANURUNG.pdf
http://repository.ub.ac.id/12853/
Daftar Isi:
  • Di Indonesia khususnya Malang Raya, dalam jangka panjang telah berhasil melakukan aklimatisasi tanaman apel di habitat sub tropis ke habitat tropis. Produktivitas tanaman apel di wilayah Pemerintah Kota Batu sejak tahun 1997 mengalami penurunan, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu (2010) menginformasikan bahwa rata-rata produktivitas tanaman apel sebesar 15 kg per tanaman. Penelitian penurunan produksi apel juga dilaporkan Fahriyah et al (2011) dimana dalam rentang waktu 5 tahun (2005-2010) komoditas apel menurun dari 3.430.116 kg menjadi 2.577.959 kg (60,15 %) dengan rata-rata tiap tahun penurunan sebesar 22,74 %. Dugaan mengenai kondisi lahan yang sudah tidak lagi sesuai dengan menjadi salah satu keluhan petani. Perubahan iklim serta peningkatan suhu pada beberapa tahun terakhir, juga mempengaruhi aktivitas perbungaan tanaman apel dalam pertumbuhannya. Penurunan kapasitas simpan air tanah dan pohon apel yang sudah tua juga dipertimbangkan sebagai faktor yang terlibat dalam produktivitas apel yang rendah. Pengukuran kualitas tanah merupakan dasar untuk penelitian keberlanjutan pengelolaan tanah yang dapat diandalkan untuk masa-masa yang akan datang, karena dapat dipakai sebagai alat untuk menilai pengelolaan lahan. Hingga saat ini banyak dicari indikator-indikator kualitas tanah yang dapat diterima pengguna dan mempunyai kehandalan dalam menilai tanah, khususnya pada tanah-tanah terdegradasi dan terpolusi. Oleh karena indikator kualitas tanah memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman, maka dari itu dibutuhkan strategi manajemen kebun apel yang tepat agar produksi berkelanjutan. Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini untuk mengetahui apakah indikator kualitas tanah yang meliputi bobot isi (BI), pH, dan C-organik dapat digunakan sebagai optimalisasi produksi apel untuk dijadikan faktor indikator dominan yang mempengaruhi produksi apel di ketinggian tempat yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai November 2015 di 4 lokasi kebun apel dengan ketinggian tempat yang berbeda, yaitu Batu di ketinggian tempat 1284 m dpl, Nongkojajar di ketinggian tempat 1173 m dpl, Poncokusumo di ketinggian tempat 857 m dpl, dan Pujon di ketinggian tempat 1302 m dpl dengan 3 kali ulangan. Metode survei yang digunakan merupakan gabungan dari observasi lapang dan wawancara dengan petani, pengambilan sampel tanah, dan analisis laboratorium. Analisis laboratorium meliputi bobot isi (BI), bobot jenis (BJ) dan pH, C-organik. Data pengamatan yang diperoleh pada masing-masing lokasi pengamatan dilakukan analisis korelasi dan regresi, dari hasil rata-rata indikator kualitas tanah dengan jumlah produksi apel dan ketinggian tempat. Apabila hasil pengujian terdapat interaksi atau pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan menggunakan BNT pada taraf 5%. Dari hasil analisis regresi, didapatkan hubungan yang kuat antara pH tanah dengan produksi apel dengan nilai R2 = 0,72.