Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Jus Buah Dalam Kemasan Studi Kasus di Giant Hypermarket – Mall Olympic Garden Malang
Main Author: | SeptiaKhaeriahHapsari |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/128523/1/051100158.pdf http://repository.ub.ac.id/128523/ |
Daftar Isi:
- Dalam menghadapi perdagangan bebas, berbagai jenis persaingan produk dan jasa di pasaran akan semakin tinggi. Keadaan tersebut menyebabkan adanya tantangan baru bagi perusahaan untuk tetap mendapat perhatian pasar ditengah persaingan tersebut. Sektor yang tidak terlepas dari persaingan adalah sektor pertanian khususnya pada bidang hortikultura. Buah merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak memiliki nilai guna dan dibutuhkan masyarakat dalam konsumsi sehari-hari karena dalam buah-buahan terkandung berbagai macam vitamin, mineral, serat pangan, dan komponen antioksidan. Terdapat berbagai jenis bentuk olahan dari buah, salah satunya adalah minuman jus buah dalam kemasan. Pertumbuhan pasar minuman jus buah setiap tahunnya meningkat mencapai 15 hingga 20%. Sejumlah perusahaan di tanah air pun menambah brand portofolio mereka dengan produk sari buah. Unilever mengakusisi Buavita dan Gogo, Coca-Cola merambah pasar dengan mengeluarkan produk Minute Maid Pulpy Orange, sementara Sosro sudah mengakusisi Country Choice Juice dan PT. Heinz ABC mengelurkan ABC juice. Selain itu juga terdapa merek-merek lainnnya seperti POME Juice, Junggle Juice, Jus Berry dan yang lainnya. Data Asosiasi Industri Minuman menunjukkan, hingga pertengahan 2008, sudah ada 20 perusahaan besar yang menggarap pasar sari buah. Selain itu, ada juga 35 industri kecil menengah (IKM) yang bergerak di industri sari buah. Jadi, total merek sari buah yang beredar saat ini 60 merek (Affandi, 2009). Dengan berkembangnya industri minuman jus buah dalam kemasan, menyebabkan persaingan pasar yang cukup ketat. Tujuan penelian ini adalah (1) Menganalisis atribut apa saja yang dipertimbangkaN konsumen dalam memilih jus buah dalam kemasan di daerah penelitian. (2) Menganalisis persepsi konsumen terhadap produk jus buah dalam kemasan di daerah penelitian. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) di Giant-Hypermarket Mall Olympic Garden Malang, pemilihan daerah tersebut dengan pertimbangan bahwa Giant Supermarket merupakan retail terbesar yang ada di Malang. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa tempat ini sangat representatif sebagai tempat penelitian karena responden yang didapat juga sesuai dengan kebutuhan penelitian. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 50 responden dengan menggunakan accendential sampling berdasarkan pendekatan Malhotra dengan mengalikan 4-5 atribut. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik konsumen di daerah penelitian serta jawaban responden atas pertanyaan mengenai persepsi kualitas. Analisis kuantitatif terdiri dari uji asosiasi dengan Cochran Q Test yang digunakan untuk mengetahui atribut yang dianggap sah sebagai bahan analisis persepsi kualitas, uji validitas dan reliabilitas sebagai alat pengukur kevalidan dan reliabel suatu instrument penelitian, serta analisis perceived quality yang digunakan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk jus buah dalam kemasan. Berdasarkan hasil uji Cochran Q Test, terdapat 9 atribut yang dipertimbangkan dari 12 atribut yang telah ditetapkan. atribut yang dipertimbangkan oleh konsumen yaitu rasa, aroma, pilihan rasa buah, kemasan, komposisi, label halal, tanggal kadaluarsa, manfaat, merek. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa 9 atribut menghasilkan nilai yang valid dengan nilai r hitung lebih besar dari 0,279 (n = 50, α = 0,05). Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh data yang dikumpulkan dari hasil kuisioner adalah reliabel. Berdasarkan hasil analisis perceived quality, didapat bahwa persepsi konsumen terhadap merek Buavita tertinggi dibandingkan merek ABC Juice, dengan skor 1,05. Sedangkan ABC Juice memiliki nilai PQ 0,95. Bisa dikatakan bahwa merek Buavita lebih tinggi 10% dari Merek ABC Juice di mata konsumen. Atribut produk yang memiliki nilai diatas rata-rata atau positif dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai keunggulan bersaing. Atribut dari ABC Juice semuanya bernilai negatif, namun yang paling besar nilainya adalah atribut manfaat dan label halal. Kedua atribut ini bisa dijadikan keunggulan bersaing bagi ABC Juice. Sedangkan seluruh atribut Buavita memiliki performans yang positif yaitu rasa, aroma, merek, label halal, komposisi, tanggal kadaluarsa, kemasan, dan pilihan rasa buah dan khasiat/manfaat. Keunggulan bersaing yang dimiliki oleh Buavita adalah atribut merek dan rasa. Dari hasil penelitian disarankan bagi perusahaan jus buah dalam kemasan bahwa konsumen mempertimbangkan atribut-atribut tersebut yang akhirnya digunakan untuk pemilihan dan pembelian merek jus buah dalam kemasan serta sebagai bahan evaluasi untuk menyusun strategi pemasaran di masa yang akan datang.