Respon Tanaman Kentang (Solanum Tuberosuml.) Varietas Granola Pada Berbagai Dosis Pupuk N Dalam Bentuk Granul Dan Cair
Main Author: | Tarigan, Maulana Ikhsan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12850/1/MAULANA%20IKHSAN%20TARIGAN.pdf http://repository.ub.ac.id/12850/ |
Daftar Isi:
- Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas yang penting, karena merupakan salah satu sumber pendapatan petani, diversifikasi sumber karbohidrat, dan banyak diminati oleh masyarakat umum, sehingga tanaman kentang memiliki nilai komersial yang tinggi. Hal ini berpengaruh terhadap produksi kentang di indonesia, tiap tahun kebutuhan kentang terus meningkat akibat pertumbuhan jumlah penduduk, juga akibat perubahan pola konsumsi di beberapa negara berkembang (Parman 2007). Menurut Badan Pusat Statistik (2014). Komoditas kentang memiliki luas panen 76.291 hadengan hasil per hektar nya 17,67 ton.ha-1 dan produksi keseluruhan adalah 1.347.815 ton. Oleh karena itu dibutuhkan peningkatan produksi kentang untuk memenuhi kebutuhan. Tanaman kentang biasanya ditanam di daerah dataran tinggi yang biasanya berjenis tanah Andisol, tanah andisol merupakan salah satu ordo tanah yang terdapat di indonesia dan memiliki tingkat produktivitas sedang sampai tinggi.Kendala yang juga dihadapi adalah ketersediaan unsur N yang kurang memadai sehingga mengakibatkan rendahnya produktivitas disebabkan oleh ketersediaan unsur hara yang belum mencukupi. Sehingga harus mencari cara untuk memberikan unsur N secara tepat dan efisien, keadaan seperti ini dapat mengakibatkan terjadinya defisiensi unsur N pada tanaman yang dapat mempengaruhi produksi tanaman (Hanafiah, 2014). Nitrogen merupakan salah satu unsur yang paling banyak di alam, tetapi tidak bisa langsung diserap oleh tanaman dikarenakan tanaman menyerap nitrogen hanya dalam bentuk ion seperti NO3- dan NH4+, Sedangkan nitrogen yang tersedia di tanah dan di atmosfer masih berbentuk N2. Agar dapat diserap tanaman N2 harus melewati proses yang cukup panjang. Selain itu salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penyerapan nitrogen tanaman ialah, dengan cara pemupukan dengan jenis pupuk dan dosis yang paling tepat sehingga nitrogen dapat diserap oleh tanaman dengan maksimal. Terdapat pupuk anorganik yang saat ini banyak beredar di pasaran yaitu pupuk cair. Penggunaan pupuk cair bertujuan agar tanaman dapat menyerap unsur N secara langsung dikarenakan pada kondisi tanah yang masam tanah akan sulit menyediakan unsur N yang dapat diserap oleh akar tanaman, sehingga diharapkan pupuk cair yang berbentuk cair dapat langsung diserap oleh tanaman. peningkatan dosis pupuk dapat memacu aktivitas meristem latral dan serapan hara khususnya N, karena N yang tinggi diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif. Selain itu menurut penelitian Riziqi dan Anas (2015) bahwasanya pada sistem budidaya hidroponik hasil dari penggunaan Liquid lebih baik dibandingkan dengan penggunaan pupuk NPK. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2018. Di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumi Aji, Kota Batu.bAlat yang digunakan dalam penelitian meliputi cangkul, cetok, tugal, meteran, alat tulis, timbangan analitik, Ember, oven, leaf area meter(LAM), TDS, pH meter dan kamera. Untuk bahan penelitian meliputi Bibit kentang varietas Granola kualitas G2, pupuk kandang ayam, pupuk Granule (N: 45%), pupuk SP36 (P2O5: 36%), Pupuk KCL (K2O: 60%), pupuk cair.Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Rancangan Petak Terbagi (RPT) yang terdiri dari 2 petak Utama dan 3 anak petak dengan 4 kali ulangan. Petak Utama berupa Jenis Pupuk (J) J1 : Pupuk Granul. J2 : pupuk Cair. Anak Petak berupa dosis pupuk (D) D1 : Dosis N 150 % setara dengan granul 489,12 kg ha-1, dan cair1.232 lha-1, D2 : Dosis N 100 % setara dengan granul326,08 kg ha-1, dan cair821,4 lha-1, D3 :Dosis N 50 %setara dengan granul 163,04 kg ha-1, dan cair410,7 lha-1. Pelaksanaan percobaan meliputi persiapan bibit, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, penyiraman, penyiangan, pembumbunan, dan pemupukan. Pengamatan dilakukan secara dekstruktif dengan mengambil 2 sampel tanaman untuk setiap kombinasi perlakuan. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 30 hst, 44 hst, 58 hst, 72 hst, 86hst,100 hst, dan panen yang mencakup pengamatan pertumbuhan, hasil dan lainnya.Data yang didapat dari hasil pengamatan dianalisis menggunakananalisis ragam (uji F) dengan taraf α = 0,05 yang bertujuan untuk mengetahuiada atau tidaknya pengaruh nyata dari perlakuan, apabila terdapat pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf p = 0,05 untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Pemberian pupuk granul dosis N yang optimal memberikan hasil yang tinggi pada semua parameter vegetatif tanaman serta dapat mendukung pembentukan umbi tanaman. Penggunaan pupuk padat dengan dosis N 150 dan 100% rekomendasi mendapatkan hasil yaitu 3,74 dan 3,46 kg m-2 apabila dikonversikan ke satuan hektar menjadi 37,4 ton.ha-1 hasil tereNdah ada pada perlakuan pupuk cair dosis N 50% yaitu 22,6 kg m-2 atau 22,6 ton.ha-1. Jika dibandingkan dengan hasil produksi rata – rata indonesia yaitu hanya 17,67 ton.ha-1 penelitian ini dapat meningkatkan produksi hingga lebih dari 100 %. Penggunaan pupuk cair dengan berbagai dosis tidak dapat menggantikan peran penggunaan pupuk granul pada budidaya tanaman kentang konvensional