Penampilan Sepuluh Genotip Gandum (Triticum sp.) Pada Musim Penghujan

Main Author: AuliyaYusron
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128486/1/051003295.pdf
http://repository.ub.ac.id/128486/
Daftar Isi:
  • Gandum menjadi tanaman pangan yang sangat penting di dunia. Gandum dibutuhkan sebagai bahan baku dalam pembuatan berbagai macam makanan.Jumlah gandum yang dibutuhkan Indonesia cukup banyak. Asosiasi Produsen Terigu Indonesia menyebutkan bahwa tren konsumsi per kapita tepung terigu nasional mencapai 14,5 kg pada periode 2007/2008. Akan tetapi Indonesia masih harus mengimpor dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan. Impor gandum mencapai 5 juta ton per tahun dan diperkirakan akan meningkat sebesar 100% (10 juta ton) selama 10 tahun mendatang. Gandum memiliki daya adaptasi luas di seluruh dunia dan dapat dibudidayakan pada banyak iklim. Hal ini berarti pengembangan gandum di Indonesia masih berpeluang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan sepuluh genotip gandum (Triticum sp.) yang ditanam pada musim penghujan. Hipotesis yang diajukan ialah terdapat perbedaan penampilan sepuluh genotip gandum (Triticum sp.) yang ditanam pada musim penghujan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2010. Pelaksanaan penelitian di Screen House Pemuliaan Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang yang terletak pada ketinggian 505 m di atas permukaan laut. Bahan yang digunakan ialah benih tujuh genotip gandum sebagai bahan uji dan 3 varietas sebagai cek, yaitu Dewata, Nias dan Selayar. Pupuk yang digunakan ialah pupuk kandang, Urea, SP 36, KCl dan ZA. Metode Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Semua genotipe dan varietas cek gandum diulang sebanyak dua kali. Setiap genotip ditanam sebanyak empat tanaman per polibag. Pengamatan yang dilakukan meliputi karakter kualitatif terhadap warna malai dan karakter kuantitatif yang terdiri dari tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah ruas, jumlah buku, panjang buku, panjang daun, lebar daun, jumlah daun, umur berbunga, umur masak, jumlah malai per rumpun, panjang malai, jumlah spikelet per malai dan jumlah spikelet per tanaman. Data karakter kuantitatif yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisis varian yang kemudian uji F dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa berdasarkan karakter kualitatif terhadap sepuluh genotip yang diuji terdapat delapan genotip yang malainya berwarna (genotip 40, 42, 80, G-1, G-21, H-19, serta varietas Nias dan Dewata), sedangkan malai yang tidak berwarna terdapat 2 genotip (genotip H-8 dan varietas Selayar). Pengamatan terhadap karakter kuantitatif menunjukkan bahwa genotip berpengaruh nyata pada panjang malai dan berpengaruh sangat nyata pada umur berbunga, umur masak, panjang daun bendera, lebar daun bendera dan jumlah spikelet per malai. Genotip yang memiliki rata-rata umur berbunga cepat ialah H-19 (58,50 hst). Rata-rata umur masak cepat terdapat pada genotip H-19 dan varietas Selayar (101,63 dan 104,63 hst). Genotip yang memiliki malai yang panjang yaitu genotip 42 (8,65 cm), H-8 (8,46 cm), 40, 80, G-1, G-21, H-19 serta dua varietas pembanding, yaitu Selayar dan Dewata. Jumlah spikelet per malai yang banyak terdapat pada genotip 42 (22,03), G-1 (21,66), 80, G-21, H-8 serta dua varietas pembanding, yaitu Nias dan Selayar. Tujuh genotip yang diuji dan tiga varietas cek memiliki variabel rata-rata jumlah spikelet per tanaman berkisar antara 48,56 hingga 107,98, namun tidak berbeda nyata.