Penampilan 6 Genotip Padi Lokal (Oryza sativa L.) Pada Aplikasi Pupuk Organik Kotoran Sapi

Main Author: KhoirulArifin
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128474/1/051000406.pdf
http://repository.ub.ac.id/128474/
Daftar Isi:
  • Padi varietas lokal telah puluhan tahun dibudidayakan oleh petani padi di Indonesia. Varietas lokal ini ditanam oleh petani secara turun-temurun sejak berabad-abad dan telah beradaptasi pada berbagai kondisi lahan dan iklim. Adanya gerakan menanam padi unggul baru respon pupuk, maka lambat laun areal padi jenis lokal semakin sulit ditemukan dan bahkan dikhawatirkan akan punah. Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dan berlebih dapat menyebabkan penurunan kesuburan tanah. Pemerintah mencanangkan program penggunaan pupuk organik untuk mencegah penurunan kesuburan tanah terutama pada lahan-lahan pertanian. Program pemerintah ini diharapkan dapat memperbaiki kesuburan tanah dan menigkatkan produksi pertanian. Padi lokal memiliki serapan hara yang berbeda dengan padi unggul. Hal ini disebabkan karena adaptasi terhadap sistem pertanian bersifat daur ulang sisa panen tanpa input senyawa anorganik menjadikan padi lokal lebih hemat dalam penggunaan input bahan anorganik. Budidaya padi varietas lokal dengan sistem pertanian organik yang menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dengan masukan luar rendah diharapakan dapat mencegah kerusakan lingkungan pertanian dan dapat menjaga kelestarian plasma nutfah padi varietas lokal di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan enam genotip padi varietas lokal pada aplikasi pupuk organik kotoran sapi. Diduga terdapat perbedaan penampilan antar enam genotip varietas lokal dan antar kelompok berdasarkan asala padi lokal pada aplikasi pupuk organik kotoran sapi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2008 sampai bulan Juni 2009 di lahan sawah irigasi Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang dengan ketinggian tempat ± 500 m dpl. Rata-rata suhu harian 22,2°C - 24,5°C, kelembaban 72 % dan curah hujan tahunan sebesar 1.833 mm. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bajak, garu, cangkul, tali plastik, penggaris, label dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah 6 genotipe padi varietas lokal (Genjah Rawe, Tambak Urang, Siam, Sri Kuning, Hoing dan Rumpuk Bali) dan 1 varietas unggul (Ciherang) sebagai kontrol, pupuk yang digunakan adalah kotoran sapi dengan dosis 10 ton ha-1atau setara dengan 1 kg/m2. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan diulang 4 kali. Pengamatan karakter kuantitatif meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah anakan, umur awal berbunga (hst), jumlah anakan produktif, panjang malai (cm), jumlah gabah isi per malai, jumlah gabah hampa per malai, jumlah gabah isi per rumpun, jumlah gabah hampa per rumpun, umur panen (hst), berat 1000 biji (gr) dan hasil panen gabah gagangan kering (ton ha-1). Karakter kualitatif yang diamati meliputi warna helai daun, sudut daun bendera, warna pelepah daun, sudut batang, ketegaran batang, persentasi kerebahan, warna gabah, warna ujung gabah, bulu ujung gabah, warna bulu ujung gabah, kerontokan gabah, dan kebeningan beras. Karakter kualitatif ini diamati secara visual. Data kuantitatif yang diperoleh melalui pengamatan populasi dianalisis dengan analisis varian RAK, sedangkan data dari pengamatan sampel dianalisis dengan analisis varian RAK anak contoh. Kemudian dilanjutkan dengan uji ortognal kontras. Pendugaan nilai Heritabilitas menggunakan metode kuadrat tengah harapan dengan rumus Heritabilitas arti luas. Perbedaan penampilan karakter kuantitatif antar genotip padi varietas lokal terdapat pada tinggi tanaman, jumlah anakan, umur berbunga, umur panen, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah isi per malai, jumlah gabah isi dan hampa per rumpun, bobot 1000 biji dan hasil panen gabah gagangan kering per hektar. Perbedaan penampilan pada karakter kualitatif antar genotip terdapat pada warna helai daun, sudut batang, sudut daun bendera, warna gabah, warna ujung gabah, bulu ujung gabah, warna bulu ujung gabah, kekuatan batang dan persentase kerebahan. Tambak Urang dan Hoing memiliki hasil panen yang tinggi ( 9-10 ton ha-1 gabah gagangan kering ) diantara genotip yang dievaluasi pada aplikasi pupuk organik kotoran sapi. Nilai Heritabilitas tinggi terdapat pada karakter tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen, gabah isi per malai, bobot 1000 biji dan potensi hasil. Nilai Heritabilitas sedang pada karakter jumlah anakan, jumlah anakan produktif, panjang malai dan gabah isi per rumpun. Nilai Heritabilitas rendah pada jumlah gabah hampa per malai dan jumlah gabah hampa per rumpun. Terdapat perbedaan penampilan antara kelompok varietas lokal dengan varietas unggul Ciherang, perbedaan terdapat pada seluruh karakter kuantitatif yang diamati.