Tingkat Kenyamanan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Malang Studi Kasus 7 RTH

Main Author: NovitaEndahKW
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128459/1/051002918.pdf
http://repository.ub.ac.id/128459/
Daftar Isi:
  • Ruang Terbuka Hijau merupakan bagian dari kota yang tidak terbangun, yang berfungsi sebagai penunjang tuntutan akan kenyamanan, peningkatan kualitas lingkungan dan pelestarian alam. Kenyamanan sangat dibutuhkan dalam menunjang semua kegiatan, termasuk kegiatan yang dilakukan masyarakat di wilayah kota. Laju pertumbuhan penduduk yang meningkat, serta adanya pembangunan berbagai fasilitas perkotaan, selain sering mengubah konfigurasi alam lahan atau bentang alam perkotaan juga menyita lahan hijau dan berbagai bentuk ruang terbuka lainnya. Kemajuan alat dan pertambahan jalur transportasi dan sistem utilitas, sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan warga kota, juga telah menambah jumlah bahan pencemar dan telah menimbulkan ketidaknyamanan lingkungan perkotaan. Untuk mengatasi lingkungan yang seperti ini sangat diperlukan Ruang Terbuka Hijau untuk memelihara dan menjaga kualitas lingkungan. Ruang Terbuka Hijau yang ada di Kota Malang dikelola oleh beberapa pihak, yaitu Ruang Terbuka Hijau yang dikelola oleh Dinas Pertamanan Kota Malang, swasta, dan masyarakat. Oleh karenanya identifikasi tingkat kenyamanan Ruang Terbuka Hijau Kota Malang perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kenyamanan pada area Ruang Terbuka Hijau yang ada di kawasan Kota Malang guna mengetahui tingkat kenyamanan Ruang Terbuka Hijau Kota Malang dan kemudian memberikan masukan konsep perencanaan ulang kawasan Ruang Terbuka Hijau tersebut. Hipotesis yang diajukan adalah bahwa RTH pada kawasan Kota Malang dengan luas yang berbeda, serta jumlah dan jenis vegetasi yang bermacam-macam, memiliki perbedaan tingkat kenyamanan. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2010, dengan lokasi penelitian pada kawasan Kota Malang, Jawa Timur dan pengamatannya dilakukan dengan cara studi kasus pada 7 Taman Kota. Alat dan bahan yang digunakan meliputi alat tulis, kamera, thermometer, higrometer, anemometer, denah Kota Malang (site plan), serta Ruang Terbuka Hijau Kota Malang (7 Taman Kota) sebagai objek pengambilan data. Penelitian ini merupakan penelitian observatif yang dilakukan dengan cara observasi dan penyebaran quesioner kepada pengguna. Pengamatannya meliputi : (1) Inventarisasi data fisik (iklim, jumlah dan jenis vegetasi), (2) Inventarisasi data non fisik (data pengguna dan data aktivitas). Analisis yang digunakan adalah analisis vegetasi yang berupa pendataan terhadap soft material berupa tanaman yang ada pada Ruang Terbuka Hijau, dan analisis tingkat kenyamanan Ruang Terbuka Hijau Kota Malang dengan menggunakan metode Thermal Humidity Index (THI). Nilai THI di gunakan untuk menghasilkan nilai pendugaan kenyamanan suatu RTH yang diambil. Tingkat kenyamanan berdasarkan besar nilai THI maksimal adalah 26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum tingkat kenyamanan Ruang Terbuka Hijau Kota Malang adalah nyaman pada waktu pagi dan sore hari, namun tidak untuk siang harinya. Dari 7 RTH mulai pukul 06.00-09.00 WIB ratarata nilai THI berada di bawah 26, sedangkan pukul 12.00 WIB rata-rata nilai THI di atas 26, dan pukul 15.00-17.00 WIB nilainya berada di bawah 26. Hal ini didasarkan pada polling dan hasil perhitungan nilai rata-rata Thermal Humidity Index (THI) yaitu Dari 7 RTH yang diamati terdiri dari 3 RTH Hutan Kota dan 4 RTH Taman Lingkungan. Rata-rata nilai THI Hutan Kota pada pukul 12.00 siang masuk dalam kategori nyaman, yaitu RTH Malabar (25.42), RTH Jl. Jakarta (25.98) dan RTH Indragiri (25.92). Sedangkan rata-rata nilai THI untuk RTH Taman Lingkungan pada pukul 12.00 siang masuk dalam kategori tidak nyaman, yaitu RTH Tata Surya (26,12), RTH Jl. Terusan Danau Kerinci (26,22), RTH Araya (26.02) dan RTH Sukun (26,54). Kondisi kurang nyaman di siang hari disebabkan oleh adanya peningkatan suhu udara akibat radiasi matahari yang tinggi, serta adanya penutupan permukaan yang berupa perkerasan yang semakin meningkatkan suhu, karena sifatnya yang yang cenderung memantulkan cahaya daripada menyerapnya. Untuk menaikkan nilai nyaman pada masing-masing RTH (RTH Jl. Terusan Danau Kerinci, RTH Tata Surya, RTH Araya, dan RTH Sukun) perlu penambahan pohon yang memiliki efek shading luas, tidak menggugurkan daun, dapat mentransmisi cahaya matahari hingga 37%, seperti pada RTH Malabar tanpa mengurangi aktivitas di dalam Taman Lingkungan. Oleh sebab itu penambahan pohon perlu dilakukan, untuk mengurangi peningkatan suhu terutama di siang hari, karena pohon jenis peneduh (memiliki efek shading yang luas) mempunyai kemampuan untuk mengabsorbsi radiasi matahari, sehingga mampu menurunkan suhu udara dan menaikkan kelembaban. Dengan adanya penambahan pohon pada Ruang Terbuka Hijau yang masih belum memenuhi standar kenyamanan, yaitu dengan menambahkan pohon jenis peneduh, penyerap polutan, serta tanaman berbunga akan dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna.