Analisis Usahatani Manggis dan Faktor-faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Memasarkan Hasil Usahatani Manggis Dengan Sistem Ijon: Studi Kasus di Desa Songgon, Kecamatan Songgon, Ka
Main Author: | RismaSuryaningtyas |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/128452/1/051002891.pdf http://repository.ub.ac.id/128452/ |
Daftar Isi:
- Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah salah satu komoditas buah segar dari daerah tropis yang sangat digemari oleh masyarakat, baik masyarakat domestik maupun mancanegara karena memilki rasa yang khas yakni manis, asam, dan sepah yang tidak miliki buah lain serta perpaduan warna yang unik yaitu ungu kemerahan. Selain mempunyai kandungan gizi yang tinggi, potensi buah manggis dalam pasar ekspor sangat tinggi. Laju perkembangan ekspor dari tahun 2001 hingga tahun 2007 mencapai 35,6% per tahun. potensi pasar yang tinggi dengan nilai export tinggi, namun masih banyak ditemukan praktek ijon. Dimana pemasaran hasil usahatani ditransaksikan beberapa bulan sebelum masa panen ketika buah dalam keadaan mengkal (setengah matang) bahkan dalam keadaan berbunga, sehingga pendapatan yang diterima petani rendah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1). Bagaimana tingkat pendapatan petani manggis di Desa Songgon, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi dengan menggunakan pemasaran sistem ijon dan pemasaran sistem langsung? (2). Faktor-faktor sosial ekonomi apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani untuk memasarkan hasil usahatani manggis menggunakan sistem pemasaran ijon? Tujuan penelitian ini adalah (1). Menganalisis pendapatan petani manggis yang memasarkan buah manggis dengan pemasaran sistem ijon dan pemasaran sistem langsung di Desa Songgon, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. (2). Mengetahui faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi petani manggis dalam pengambilan keputusan memasarkan hasil usahataninya dengan sistem ijon . Hipotesis yang diajukan adalah (1). Diduga sistem pemasaran ijon lebih menguntungkan dibandingkan sistem pemasaran langsung/tebasan (2). Diduga faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi petani manggis dalam pengambilan keputusan memasarkan hasil usahataninya dengan sistem ijon adalah umur petani, pendidikan petani, jumlah pohon buah manggis yang dimiliki petani, jumlah anggota keluarga, pendapatan petani, dan keikutsertaan petani dalam LKM formal. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di Desa Songgon, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. Pertimbangan dalam penentuan lokasi tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah potensial produksi buah manggis, dimana produksi buah manggisnya lebih besar daripada desa yang lainnya di Kabupaten Banyuwangi serta hasil buah manggis Desa Songgon telah menjadi komoditi ekspor Indonesia. Penentuan responden berdasarkan metode simple random sampling pada petani manggis di Desa Songgon dengan jumlah responden petani yang diambil sebagai sample adalah 55 orang, 26 respondent petani yang memasarkan hasil usahatani manggis dengan sistem ijon, 29 respondent petani yang memasarkan hasil usahatani manggis dengan sistem langsung. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis Pendapatan, analisis Present Value, analisis Uji Beda Rata-rata, dan analisis linier regresi berbobot (WLS). Terdapat perbedaan antara pendapatan usahatani dengan pemasaran sistem langsung dengan pemasaran sistem ijon. Pendapatan rata-rata usahatani dengan pemasaran sistem langsung sebesar Rp 54.312.124,-/ha, sedangkan rata-rata pendapatan petani dengan pemasaran sistem ijon sebesar Rp 23.599.210,25/ha. Jadi rata-rata pendapatan usahatani dengan pemasaran sistem langsung lebih besar daripada pemasaran sistem ijon. Faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan petani memilih sistem ijon antara lain usia, pendidikan, jumlah anggota keluarga dan keikutsertaan petani dalam LKM formal. Sedangkan faktor jumlah pohon yang dimiliki dan pendapatan tidak mempengaruhi pengambilan keputusan petani manggis memilih sistem ijon dalam memasarkan hasil usahatani manggis. Saran yang dapat dikemukakan adalah (1). Bagi petani diharapkan meningkatkan pengetahuan dalam berusahatani manggis dengan mengikuti kegiatan penyuluhan-penyuluhan dan membentuk kelompok petani manggis sehingga dapat mempermudah menyelesaikan permasalahan dalam permodalan, perawatan tanaman, dan pemasaran hasil usahatani manggis. (2). Bagi pemerintah setempat diharapkan dapat mengoptimalkan kembali kerja KUD sebagai LKM formal yang ada di Desa Songgon sehingga dapat membantu mengatasi masalah petani dalam memasarkan hasil usahatani manggis dalam peningkatan pendapatan petani.