Analisis Kelayakan Ekonomi Agroindustri Emping Jagung Dalam Rangka Pengembangan Usaha Studi kasus di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kotamadya Malang

Main Author: VindyOktoviantiniHadi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128442/1/051002881.pdf
http://repository.ub.ac.id/128442/
Daftar Isi:
  • Kelurahan Pandanwangi merupakan sentra agroindustri emping jagung yang sudah lama berdiri. Namun sekarang, jumlah pengusaha emping jagung tersebut semakin lama semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena pengembangan perusahaan emping jagung menghadapi banyak kendala diantaranya tingkat pendidikan dan pendapatan yang rendah. Dalam rangka upaya peningkatan pendapatan, pengusaha agroindustri emping jagung di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Belimbing, Kotamadya Malang dirasa penting untuk mengkaji analisis kelayakan ekonomi agroindustri emping jagung tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk menganalisis pendapatan agroindustri emping jagung dengan proses produksi 1⁄2 jadi dan produksi jadi, (2) Menganalisis titik impas agroindustri emping jagung dengan proses produksi 1⁄2 jadi dan produksi jadi, (3) Menganalisis besarnya nilai tambah dari agroindustri emping jagung produksi 1⁄2 jadi dan produksi jadi (4) Menganalisis produktivitas nilai tenaga kerja dan mesin produksi yang dipakai dalam agroindustri emping jagung. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara "purposive" atau sesuai tujuan di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Belimbing, Kotamadya Malang. Karena jumlah populasinya sedikit, penentuan responden dilakukan dengan cara sensus yaitu dari seluruh populasi agroindustri emping jagung yang ada di daerah penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah mereka yang memproduksi emping jagung. Responden dikelompokkan menjadi dua berdasarkan proses produksi yang dilakukan, yaitu : (1) Agroindustri produksi 1⁄2 jadi sebanyak 4 agroindustri, (2) Agroindustri produksi jadi sebanyak 3 agroindustri Hasil dari penelitian ini antara lain : (1) Pendapatan agroindustri emping jagung per 1 kali proses produksi pada produksi 1⁄2 jadi lebih tinggi dibandingkan proses jadi. Tetapi jika dilihat pada perhitungan analisis pendapatan per unit (Kg) produksi jadi lebih menguntungkan dibandingkan produksi 1⁄2 jadi. (2) Persyaratan produk minimum untuk proses produksi 1⁄2 jadi lebih tinggi dibandingkan dengan produksi jadi. Ini artinya kebutuhan modal untuk memproduksi emping jagung pada produksi 1⁄2 jadi lebih besar dibandingkan produksi jadi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produksi jadi lebih baik untuk pengembangan usaha karena membutuhkan modal yang lebih kecil dan menghasilkan pendapatan yang lebih besar. (3) Agroindustri emping jagung dengan proses produksi jadi memperoleh nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses produksi 1⁄2 jadi. (4) Agroindustri emping jagung dengan proses produksi 1⁄2 jadi memperoleh produktivitas tenaga kerja dan produktivitas mesin produksi lebih tinggi dibandingkan dengan proses produksi jadi. Atas dasar hasil analisis diatas, saran yang dapat dikemukakan antara lain adalah : (1) Pengembangan agroindustri proses produksi jadi dapat dilakukan dengan memperbesar usaha promosi produknya sehingga permintaan terhadap produk tersebut meningkat. (2) Terkait dengan besarnya kebutuhan modal, agar produksi jadi bisa berkembang diperlukan adanya bantuan pinjaman permodalan.