Mineralisasi Nitrogen Bahan Organik berupa Pupuk Hijau Kacang Hias (Arachis pintoi) dan Pupuk Kandang serta Kombinasinya pada Alfisol Jatikerto
Main Author: | ARPrioSunggowo |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/128423/1/051000401.pdf http://repository.ub.ac.id/128423/ |
Daftar Isi:
- Nitrogen merupakan unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar, namun ketersediaannya sering terbatas. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketersediaan unsur hara nitrogen di dalam tanah adalah dengan melakukan kegiatan pemberian bahan organik pada tanah, tetapi umumnya produksi dan kualitas tanaman yang dihasilkan masih kurang optimal, hal ini dapat disebabkan oleh tidak terjadinya ataupun rendahnya tingkat sinkronisasi antara pelepasan unsur hara dengan kebutuhan tanaman akan unsur hara. Berdasarkan hal tersebut sangat penting untuk mengetahui laju mineralisasi unsur hara nitrogen dari suatu bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju mineralisasi nitrogen dari perlakuan bahan organik berupa pupuk hijau Arachis pintoi dan pupuk kandang (kotoran sapi, kambing dan ayam) serta kombinasi keduanya pada Alfisol Jatikerto. Penelitian ini merupakan percobaan inkubasi pada kondisi tercuci selama 3, 7, 14, 28 dan 56 hari. Pengamatan yang dilakukan meliputi kandungan N-mineral (NH4 + + NO3 -). Percobaan inkubasi dilakukan di laboratorium biologi, Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, yang dilaksanakan pada bulan Desember 2008 sampai dengan bulan Mei 2009. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana dengan 8 perlakuan dan 3 kali ulangan, yang terdiri dari perlakuan Kontrol (tanah/tanpa pemberian bahan organik), AP (Tanah + Pupuk hijau Arachis pintoi), PS (Tanah + Pupuk kandang sapi), PK (Tanah + Pupuk kandang kambing), PA (Tanah + Pupuk kandang ayam), AP+PS (Tanah + Pupuk hijau Arachis pintoi + pupuk kandang sapi), AP+PK (Tanah + Pupuk hijau Arachis pintoi + pupuk kandang kambing), AP+PA (Tanah + Pupuk hijau Arachis pintoi + pupuk kandang ayam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bahan organik dari berbagai perlakuan, meningkatkan kandungan N-mineral tanah berkisar 71,655 mg kg-1 hingga 98,031 mg kg-1 dengan kenaikan berkisar 108,974 % hingga 185,896 % dari kandungan N-mineral perlakuan kontrol. Kandungan N-mineral yang dilepaskan dari masing-masing perlakuan bahan organik berkisar 37,366 % (37,366 mg kg-1) hingga 63,742 % (63,742 mg kg-1) dari N-awal yang diberikan (100 mg kg-1), dengan urutan konstanta kecepatan mineralisasi N (kN) dari yang tertinggi meliputi perlakuan PA (0,2700 mg kg-1 / hari), AP+PA (0,2476 mg kg-1 / hari), PS (0,1823 mg kg-1 / hari), AP+PS (0,1619 mg kg-1 / hari), PK (0,1313 mg kg-1 / hari), AP+PK (0,1219 mg kg-1 / hari) dan AP (0,1163 mg kg-1 / hari). Berdasarkan analisis uji korelasi menunjukkan bahwa konstanta kecepatan mineralisasi N (kN) memberikan hubungan yang negatif erat dengan kandungan C-organik (r = -0,820*) dan negatif sangat erat dengan rasio C/N (r = -0,957**).