Penampilan 50 Kon Tebu (Saccharum spp hybrid.) Hasil Persilangan pada Lahan Kering
Main Author: | MiraWijayanti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/128418/1/051002898.pdf http://repository.ub.ac.id/128418/ |
Daftar Isi:
- Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) adalah komoditi perkebunan yang dikembangkan secara luas di Indonesia karena Indonesia memiliki iklim yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tebu. Budidaya tebu telah berkembang di lahan kering dan marginal baik di Jawa maupun luar Jawa. Hal ini disebabkan oleh lahan tebu di areal persawahan semakin berkurang. Dengan demikian penyediaan varietas tebu unggul yang toleran terhadap kekeringan sangat diperlukan untuk memperoleh produksi yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penampilan tanaman tebu pada lahan kering. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat beberapa klon yang berpotensi tinggi untuk dibudidayakan pada lahan kering. Penelitian dilaksanakan di Kebun Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan pada bulan Februari sampai bulan November 2008. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, jangka sorong, penggaris atau meteran, gunting, spidol, leaf area meter, mikroskop binokuler, oven dan peralatan tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 klon tebu dari kebun koleksi P3GI Pasuruan dan 4 klon pembanding yaitu POJ 3016, PSCO 902, PS 30, M 442-51. Klon kategori tebu lahan sawah yaitu POJ 3016 dan PS 30, sedangkan klon tebu kategori lahan kering yaitu PSCO 902 dan M 442-51, kertas label, media tanah dan pasir, pupuk, furadan 3G. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang diulang sebanyak tiga kali, setiap ulangan terdiri dari 54 klon tebu, yang terdiri dari 50 klon uji tebu dan 4 klon kontrol.. Jumlah tanaman tiap juring 4 tanaman dengan sampel 2 tanaman tiap juring jumlah seluruh tanaman 648 tanaman. Pengamatan dilakukan pada 2 sampel tanaman per klon, pada saat tanaman berumur 4, 6 dan 8 bulan, variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan, diameter batang, jumlah daun hijau. Brix, kerapatan stomata dan ratio akar tunas diamati saat tanaman berumur 9 bulan setelah tanam. Setelah itu dilakukan destruksi tanaman bobot basah dan bobot kering akar, batang, dan daun, serta biomassa tanaman. Berdasarkan analisis ragam apabila berbeda nyata dilakukan uji Scott-Knott. Dari hasil penelitian terpilih empat klon tebu yang beradaptasi baik di lahan kering. Klon tebu yang terpilih berdasarkan sifat agronomis yaitu PS 80- 1494, PS 80-860, PS 80-1709 dan PS 80-1045.