Analisis Efisiensi Pemasaran Bawang Daun (Allium Fistulosum L.) (Studi Di Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu)
Main Author: | Kusumawardani, Resti Ayu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12841/1/RESTI%20AYU%20KUSUMAWARDANI.pdf http://repository.ub.ac.id/12841/ |
Daftar Isi:
- Produk hortikultura ialah komoditi yang menjadi sumber pendapatan dan kesempatan kerja dan memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi (Balitbang Pertanian, 2006). Jenis tanaman hortikultura yang berpeluang untuk dapat dikembangkan adalah bawang daun karena pemakaiannya yang luas mulai dari rumah tangga hingga hotel, restoran dan café (Horeca) sehingga permintaan relatif stabil cenderung meningkat. Di pulau Jawa yang berkontribusi paling banyak yakni di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur. Di Jawa Timur produksi bawang daun pada tahun 2015 sebesar 79.030 ton, dengan luas panen sebesar 4.390 Ha. (BPS, 2016). Di Jawa Timur yang menjadi sentra bawang daun yakni Kota Batu. Kota Batu merupakan wilayah yang memiliki peluang besar dalam mengembangkan tanaman hortikultura. Menurut BPS Kota Batu (2017) memiliki luas lahan panen untuk bawang daun sendiri kurang lebih 281 Ha dengan produksi 4.006 ton. Salah satu daerah di Kota Batu yang paling tinggi hasil produksi bawang daun yakni desa Torongrejo Kecamatan Junrejo. Desa Torongrejo sudah banyak dikenal dengan wilayah dengan urutan pertama di Kota Batu dalam memproduksi bawang daun tertinggi (BPS, 2016). Penelitian mengenai efisiensi pemasaran akan mengungkap saluran pemasaran yang terbentuk serta kinerja lembaga pemasaran yang terlibat telah terjadi secara efisien dan adil atau belum sehingga perlu dilakukan penelitian ini untuk memperoleh pemerataan keuntungan pada masing – masing pihak yang terkait dalam proses pemasaran bawang daun. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi saluran pemasaran serta fungsi pemasaran bawang daun di daerah penelitian, (2) Menganalisis marjin pemasaran, distribusi marjin, share harga petani, rasio keuntungan, biaya pemasaran, struktur pasar serta efisiensi harga dan operasional bawang daun di daerah penelitian. Metode penentuan lokasi ditentukan menggunakan purposive, karena lokasi tersebut adalah sentra bawang daun dari seluruh kecamatan Junrejo yang masih aktif berproduksi sehingga sesuai dengan karakteristik yang akan diteliti. Metode penentuan responden dibagi menjadi dua yakni petani dan lembaga pemasaran. metode penentuan responden petani menggunakan teknik simple random sampling, metode penentuan responden lembaga pemasaran yang digunakan yakni snowball sampling, untuk menelusuri aliran pemasaran bawang daun di desa Torongreo. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara dan pengumpulan data sekunder. Metode analisis menggunakan analisis deskriptif yakni mengidentifikasi saluran pemasaran yang telah berjalan pada pemasaran bawang daun, serta indikator tingkat efisiensi pemasaran. Pada analisis kuantitatif yakni menganalisis tingkat efisiensi pemasaran dengan menganalisis beberapa indikator yakni marjin pemasaran, share harga petani, share harga pemasaran, ii share harga keuntungan, efisiensi harga dan operasional, serta alat analisis untuk mengukur struktur pasasr menggunakan CR4 (Concentration Ratio) dan HHI (Herfindahl Hirshcan Index). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima pola saluran pemasaran bawang daun, yang paling baik dan efisien yakni pada saluran pemasaran IV karena petani telah mampu melakukan fungsi pemasaran. Hasil analisis efisiensi pemasaran berdasarkan nilai marjin dan share harga telah efisien meskipun terdapat lembaga pemasaran pedagang pengepul pasar Gadang yang memperoleh keuntungan ≥ 50% dibandingkan dengan saluran pemasaran lainnya yang telah terdistribusi keuntungannya secara proporsional. Hasil berdasarkan nilai farmer share pada seluruh saluran pemasaran terdapat saluran pemasaran IV dengan marjin yang paling rendah yakni dengan memperoleh share harga petani sebesar 58,33%. Hasil berdasarkan rasio keuntungan atas biaya pemasaran diketahui bahwa pada saluran pemasaran terdapat lembaga pemasaran yang memperoleh nilai rasio keuntungan atas biaya pemasaran ≤1 yakni pedagang pengepul pasar Mantung pada saluran pemasaran I dan Petani pada saluran pemasaran IV. Sisanya telah mencapai efisien karena telah nilai rasio keuntungan atas biaya pemasaran ≥1. Hasil efisiensi harga menurut fungsi transportasi dan fungsi processing, pada saluran pemasaran dapat dikatakan efisien. Hasil analisis efisiensi operasional pada kelima saluran pemasaran hanya terdapat lembaga pemasaran yang telah efisien yakni pedagang pengepul pada saluran I, pedagang pengepul pada saluran II, pedagang pengecer pada saluran IV dan pedagang pengepul desa pada saluran V. Hasil analisis struktur pasar meliputi beberapa struktur serta perhitungan CR4 dan HHI struktur pasar di Desa Torongrejo, cenderung mengarah pada pasar oligopsoni. Hasil berdasarkan keempat indikator tingkat efisiensi pemasaran bawang daun diperoleh tiga indikator yang telah mencapai efisiensi. Namun terdapat satu indikator yang belum efisien pada analisis struktur pasar, karena cenderung pada pasar persaingan tidak sempurna.