Persepsi Dan Keputusan Petani Terhadap Pupuk Petroganik Di Dusun Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar
Main Author: | Sitorus, Narti Mariana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12838/1/NARTI%20MARIANA%20SITORUS.pdf http://repository.ub.ac.id/12838/ |
Daftar Isi:
- Pemakaian pupuk kimia yang terus menerus berdampak pada penurunan kesuburan tanah. Tanah yang kurang kesuburan akan sulit dalam pengelolahan tanah, sehingga dibutuhkan bahan masukan organik. Menurut Saeko (2011) penggunaan pupuk kimia secara terus menerus akan menurunkan daya dukung tanah dimasa mendatang. Perlunya inovasi untuk memudahkan petani dalam memecahkan masalah tersebut. Salah satu inovasi yang dikeluarkan pemerintah yaitu pupuk Petroganik yang berbahan dasar organik. Penelitian ini bertujuan untuk: a) Menganalisis persepsi petani tentang karakteristik inovasi pupuk Petroganik, b) Menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi persepsi petani terhadap karakteristik inovasi pupuk Petroganik, dan c) Menganalisis tingkat keputusan petani terhadap inovasi pupuk Petroganik. Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan purposive atau sengaja, yaitu di Dsunun Jugo, Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. Sampel yang diambil untuk dijadikan responden menggunakan teknik sensus atau seluruh populasi diambil secara keseluruhan. Responden dalam penelitian ini yakni anggota kelompok tani “Tani Makmur” yang berjumlah 40 orang. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dengan bantuan kuesioner, observasi, pencatatan dan dokumentasi. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kuantitatif deskriptif. Persepsi petani terhadap karakteristik inovasi pupuk Petroganik menggunakan alat ukur Skala Liket dengan pemberian skor, sedangkan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani menggunakan alat ukur analisis regresi berganda. Hasil Penelitian menyatakan bahwa (1) Persepsi petani tentang karakteristik pupuk Petroganik tergolong tinggi. Adapun nilai persentase skor persepsi petani sebesar 69,14%. Hal ini dikarenakan pupuk Petroganik sesuai dengan kebutuhan petani akan terkait pupuk organik, sesuai dengan kondisi lahan, , pengaplikasiannya sama dengan kebiasaan petani sebelumnya, mudah diamati hasil penggunaan pupuk Petroganik, dan mudah diuji coba dalam skala kecil. Indikator kesesuaian (Compatibility), kerumitan (Complexcity), kemudahan diamati (Triability), kemudahan di uji coba (Observability) tergolong tinggi, masing-masing nilai sebesar 66,50%, 75,83%, 86,0%, 73,25%. Sedangkan indikator keuntungan relatif memiliki persentase skor yang tergolong sedang, sebesar 57,75%. Hal ini petani harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli pupuk, menambah upah tenaga kerja, membuat petani tidak selalu memakai pupuk Petroganik setiap musim tanam. (2) Persepsi yang sangat tinggi dipengaruhi oleh faktor pendidikan, dan pengalaman usahatani petani. Hasil analisis regresi menunjukan bahwa nilai signifikan variabel, masing masing sebesar 0,030 dan 0,002, dengan nilai α = 0,05. Maka 0,030 < 0,005 dan 0,002 < 0,005. Nilai t hitung variable pendidikan yaitu sebesar 2,272, dan t hitung variable pengalaman usahatani sebesar 3,325, dan t table sebesar 2,037. Maka t hitung > t i tabel atau 3,325 > 2,037 dan 2,272 > 2,037. Dengan demikian variabel pendidikan dan pengalaman usahatani berpengaruh secara parsial terhadap persepsi. Petani di Kelompok Tani “Tani Makmur” mayoritas lulusan SMP sebanyak 13 orang (32,5%), maka lebih mudah dalam menerima inovasi dan mempersepsikannya. Petani juga memiliki pengalaman usahatani yang cukup lama, sebanyak 11 orang (27,5%) memiliki pengalaman usahatani 20-29 tahun. Petani yang sudah lama berusahatani akan lebih mudah menerapkan teknologi dari pada petani pemula. Petani di Kelompok Tani Tani Makmur sudah mengetahui bahwa tanah dilahanya sudah rusak sehingga perlu diberikan bahan masukan organik. (3) Tingkat keputusan petani terhadap pupuk Petroganik yakni sebesar 65% sebanyak 26 petani berkeinginan untuk melanjutkan adopsi pupuk Petroganik. Saran yang dapat disampaikan peneliti yaitu: Pemerintah membuat kebijakan terkait pemberian subsidi lebih terhadap pupuk Petroganik. Apabila pupuk petani sudah dapat diterima oleh petani maka subsidi dapat dicabut secara perlahan pada tahun berikutnya. Sebaiknya penyuluh mengadakan demplot atau lahan contoh menggunakan lahan petani yang sudah memakai pupuk Petroganik dan menghasilkan produksi padi yang baik untuk meyakinkan petani akan keunggulan dari pupuk Petroganik. Selain itu perlunya supervisi dan dampingan dari penyuluh untuk dalam kegiatan demplot.