Pendugaan Keseragaman Hasil Dan Komponen Hasil Pada 13 Jagung Hibrida

Main Author: EndraSaputra
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128354/1/050900666.pdf
http://repository.ub.ac.id/128354/
Daftar Isi:
  • Jagung sebagai salah satu kebutuhan pokok dunia produksinya terus meningkat setiap tahun. Akan tetapi dengan adanya penggunaan jagung selain bahan pangan seperti bahan baku etanol kebutuhan jagung dunia belum semuanya terpenuhi. Kebutuhan dunia akan bahan baku jagung sebesar 770 juta ton per tahun baru terpenuhi 690 juta ton per tahun. Dengan keadaan seperti ini Indonesia berkesempatan menjadi eksportir jagung dunia (Anonymous,2008). Varietas hibrida yang dijadikan benih harus memiliki keseragaman yang tinggi pada potensi hasilnya agar dapat berproduksi tinggi. Pada pembentukan varietas hibrida diperlukan pasangan populasi yang memiliki potensi hasil tinggi dan dari kelompok heterotik yang berbeda (Mejaya et al . 2005). Pasangan populasi ini didapat dari pembentukan galur silang dalam setelah 5-6 generasi tergantung sumber populasi awal. Hal inilah yang sangat menentukan keberhasilan dalam pembentukan varietas hibrida (Poespodarsono. 1988). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keseragaman dari 13 galur jagung yang akan dilepas sebagai jagung hibrida. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat perbedaan keseragaman hasil dan komponen hasil antar 13 populasi jagung hibrida yang diamati. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2007 di Desa Petak Kidul Kecamatan Gondanglegi, Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi cangkul, tugal, papan nama, cat, timbangan, penggaris dan pisau. Bahan yang digunakan adalah pupuk urea, SP-36, KCL, dan sebagai materi seleksinya yaitu 13 jagung hibrida ( JJM01, JJM02, JJM03, JJM04, JJM05, JJM06, JJM07, JJM08, JJM09, JJM10, JJM11, JJM12, JJM13) serta dibandingkan dengan 3 varietas jagung hibrida yang telah dikenal yakni BISI 2, JAYA 1 dan P 11. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) terdiri dari 16 genotip jagung dengan tiga kali ulangan. Setiap plot terdiri dari 100 tanaman. Pengamatan meliputi beberapa karakter tanaman antara lain : daya tumbuh tanaman jagung, tinggi tanaman, umur berbunga, tinggi tongkol, diameter batang, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris dalam tongkol, jumlah biji dalam tongkol, jumlah tongkol panen dan bobot biji pipilan kering. Keseragaman sifat morfologis tanaman didapat dengan melihat simpangan baku serta koefisien keragaman fenotip dan genotip serta heritabilitas untuk mengetahui sumber keragaman yang dimiliki lebih dipengaruhi oleh faktor genetik atau lingkungan. Semua karakter yang diamati dalam penelitian ini memiliki beda sangat nyata dalam F tabel taraf 5%. Nilai koefisien keragaman fenotip dan genotip menunjukkan nilai keragaman rendah sampai agak rendah sedangkan nilai heritabilitas pada setiap galur menunjukkan tinggi sampai sedang. Nilai heritabilitas tinggi menunjukkan keragaman yang terjadi pada tiap karakter disebabkan oleh faktor genetik. Nilai heritabilitas ini dapat menunjukkan bahwa asal tetua dari masing-masing galur dalam perlakuan tidak homogen. Sehingga populasi galur jagung hibrida ini dapat dijadikan sebagai populasi dasar untuk membentuk varietas hibrida yang lebih unggul. Dimana JM 01 yang memiliki masa berbunga paling pendek 46,3 hst dapat digunakan sebagai sumber genotip tanaman berumur genjah dan cepat berproduksi. Sedangkan JJM 03, JJM 04, JJM 05, JJM 03, JJM 10 dan JJM08 dapat berpotensi sebagai sumber genotip tanaman yang memiliki potensi hasil tinggi. JJM 02 dan JJM 11 memiliki potensi diameter tongkol terbesar dan jumlah baris tongkol terbanyak serta memiliki potensi hasil tinggi dapat direkomendasikan sebagai tanaman yang dapat dibudidayakan secara komersil.