Analisis untuk Perbaikan Proses Pengemasan dengan Metode Six Sigma dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Produk Sari Apel
Daftar Isi:
- PT Batu Bhumi Suryatama merupakan perusahaan yang memproduksi minuman sari buah apel di Kota Batu. Salah satu visi perusahaan adalah memberikan yang terbaik untuk konsumen dengan quality control yang tinggi dan kemasan yang elegan. Pihak perusahaan memiliki target maksimum penerimaan produk cacat sebesar 2%. Berdasarkan data perusahaan masih menghasilkan produk cacat yang melebihi target. Penanganan yang dilakukan oleh perusahaan adalah inspeksi dan maintenance yang belum cukup mampu dalam menyelesaikan permasalahan. Selain itu, produk cacat yang dihasilkan menimbulkan pemborosan sumber daya yaitu biaya material sisa. Penelitian ini fokus pada proses pengemasan karena memiliki dua jenis cacat yaitu bocor dan sealcup rusak dengan faktor penyebab utama dibagian pengemasan. Oleh karena itu, perlu upaya meningkatkan kualitas produk sari apel dengan menurunkan jumlah cacat dan biaya kegagalan internal dari scrap agar target perusahaan tercapai. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode Six Sigma dengan lima fase yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC) untuk memberikan perbaikan permasalahan diproses pengemasan dan fokus pada faktor yang menimbulkan masalah untuk menurunkan produk cacat. Tahap pertama yang dilakukan adalah fase define untuk menentukan Critical To Quality (CTQ). Kedua, fase measure dengan melakukan perhitungan statistik menggunakan peta kontrol p, menghitung nilai DPMO, level sigma, dan kapabilitas proses (Cp). Ketiga, fase analyze dengan menggunakan cause and effect diagram dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk menganalisis faktor penyebab masalah. Keempat, fase Improve dengan memberikan hasil rekomendasi dan menggunakan konsep Poka Yoke untuk mengurangi human error serta Desain Acak Sempurna (DAS) untuk memberikan alternatif jenis cup yang digunakan oleh perusahaan. Tahap terakhir, fase control dengan menerapkan rekomendasi yang diberikan untuk mengetahui perubahan jumlah cacat yang dihasilkan. Penurunan jumlah produk cacat menunjukkan adanya peningkatan kualitas produk yang dihasilkan. Penelitian menunjukkan hasil bahwa pada fase define fokus penelitian adalah di proses pengemasan dengan 2 CTQ. Pada fase measure hanya ada 3 observasi cacat bocor dan 8 observasi sealcup rusak yang berada didalam batas kontrol, sehingga menunjukkan adanya penyebab khusus, rata-rata nilai DPMO awal yaitu 12.584,145, rata-rata nilai level sigma yaitu 3,839, dan kapabilitas proses mencapai 1,280 artinya proses cukup mampu untuk dilakukan proyek Six Sigma. Pada fase analyze diketahui ada 4 faktor penyebab cacat yaitu pada mesin, manusia, material, dan metode. Pada fase improve dengan memberikan 5 rekomendasi yaitu memberikan check sheet, estimasi pergantian molding, memberikan fungsi alarm pada sensor thermocouple, memberikan alternatif jenis cup yang digunakan yaitu jenis IC dan KIM setelah SAP, dan training. Hasil perbandingan setelah melakukan fase control yaitu nilai rata-rata nilai level sigma awal dari 3,839 menjadi 4,606 dan ratarata nilai kapabilitas proses dari 1,280 menjadi 1,535, serta penurunan biaya kegagalan internal dari nilai estimasi yaitu dari penurunan persentase biaya 1,674% menjadi 85,925%. Kesimpulan yang diperoleh yaitu penelitian yang dilakukan mampu meningkatkan kualitas dari produk sari apel.