Perbaikan biopori oleh cacing tanah (Pontoscolex corethrurus). Apakah perbaikan porositas tanah akan meningkatkan pencucian nitrogen ?

Main Author: FarahAmirat
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128308/1/050903602.pdf
http://repository.ub.ac.id/128308/
Daftar Isi:
  • Penambahan pupuk organik ke dalam tanah meningkatkan populasi dan aktivitas cacing, baik cacing kelompok dekomposer maupun cacing penggali tanah (ecosystem engineer). Aktivitas cacing tanah dari kelompok ecosystem engineer meninggalkan banyak liang dalam tanah sehingga meningkatkan porositas dan laju infiltrasi di dalam tanah. Pada lahan pertanian, peningkatan infiltrasi diduga dapat meningkatkan pencucian unsur hara mobile nitrogen (N), sehingga mengurangi efisiensi penggunaan pupuk. Namun demikian informasi hasil penelitian yang mendukung hipotesis tersebut masih sangat terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pencucian N pada berbagai kondisi biopori yang terbentuk oleh aktivitas cacing tanah. Hipotesis penelitian ini adalah (1) Porositas tanah yang meningkat diikuti oleh peningkatan perkolasi dan jumlah nitrat yang hilang tercuci, (2) Porositas tanah meningkat dengan meningkatnya biomasa cacing tanah. Untuk membuktikan hipotesis, berbagai tingkat porositas tanah dan konsentrasi NO3 - pada kondisi terkontrol diperoleh dengan jalan menambahkan campuran pangkasan kopi, Gliricidia dan durian, pupuk N-urea dan cacing penggali tanah Pontoscolex corethrurus ke dalam tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2009, menggunakan sangkar cacing (planar cage) di Laboratorium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Percobaan disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan, 4 kali ulangan yaitu: (1) KO : Kontrol 1 (tanpa cacing, tanpa pupuk baik N-organik maupun N-anorganik); (2) KCC : Kontrol 2 (+ cacing, tanpa pupuk baik N-organik maupun N-anorganik); (3) UREA: + Cacing, + N-anorganik, tanpa N-organik; (4) KGD : + Cacing, tanpa N-anorganik, + N-organik; (5) KGDU: + Cacing, + N-anorganik, + N-organik. Kondisi biopori ditetapkan dengan mengukur panjang liang yang terbentuk oleh aktivitas cacing tanah, pada minggu ke 1, 2, 4, 6 dan 8. Pengukuran pertumbuhan cacing tanah dilakukan dengan mengukur panjang, diameter, biomasa cacing dan produksi kascing pada akhir percobaan (8 MSP = minggu setelah percobaan). Analisis kandungan nitrat dalam larutan hasil pencucian dilakukan pada minggu ke 2, 4, 6 dan 8 setelah perlakuan. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini panjang liang vertikal yang dihasilkan karena pengaruh perlakuan pupuk N-anorganik lebih besar (83 %) daripada panjang liang vertikal yang dihasilkan karena pengaruh perlakuan pupuk N-organik dan kombinasinya dengan N-anorganik. Peningkatan panjang liang vertikal tidak diikuti dengan peningkatan volume air perkolasi yang tertampung. Porositas berhubungan dengan konsentrasi NO3 -yang tercuci (R2 = 0.36). Besarnya pencucian tidak hanya ditentukan oleh porositas tetapi ada faktor lain yang berpengaruh seperti ketersediaan NO3 - (dipengaruhi oleh sumber masukan N di dalam tanah), aktivitas mikroorganisme, dan bahan organik tanah. Penambahan pupuk N-anorganik dalam tanah menyebabkan pencucian paling tinggi (42 %) daripada kombinasinya dengan pupuk N-organik dan pupuk N-organik saja (dengan konsentrasi NO3 - 181 mg L-1). Peningkatan porositas (volume total pori) tidak berhubungan dengan biomasa cacing tanah.