Pengaruh Pemberian Pupuk Kalium (KCl) Terhadap Infeksi SMV (Soybean Mosaic Virus) Pada Dua Varietas Tanaman Kedelai

Main Author: NellyNurafniGultom
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128273/1/050903230.pdf
http://repository.ub.ac.id/128273/
Daftar Isi:
  • Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan komoditi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat khususnya masyarakat Indonesia baik sebagai bahan dasar pembuatan makanan atau minuman. Bahan dasar yang umumnya digunakan untuk pembuatan kecap adalah jenis kedelai yang berwarna hitam (Glycine soja) dan bahan dasar pembuatan tahu, tempe, tepung, minyak dan susu adalah jenis kedelai yang berwarna kuning (Glycine max). Jumlah produktifitas kedelai di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor serangan hama dan patogen pada tanaman. Salah satu penyebab penyakit penting pada tanaman kedelai adalah penyakit yang disebabkan oleh SMV (Soybean Mosaic Virus). Kemunduran hasil biji kedelai akibat serangan SMV dapat mencapai 30-90%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kalium (KCl) terhadap intensitas serangan mosaik (SMV) pada dua varietas tanaman kedelai dan mengetahui pengaruh dosis pupuk kalium (KCl) terhadap pertumbuhan dan produksi pada dua varietas tanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Virologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang dan rumah kawat Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang mulai bulan Februari sampai dengan Mei 2009. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial (3x2) dengan empat ulangan. Faktor pertama yaitu varietas kedelai yang terdiri dari 2 level yaitu varietas Wilis dan varietas Cikuray. Faktor yang kedua adalah dosis pupuk yang terdiri dari 3 level yaitu 0 kg/ha atau tanpa pemupukan KCl, 50 kg/ha, dan 75 kg/ha. Data yang diperoleh dari setiap variabel pengamatan dianalisa dengan uji F dengan taraf 5%, bila terdapat beda nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT pada taraf 5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pemberian dosis pupuk KCl 50 kg/ha dan 75 kg/ha mampu menekan intensitas serangan SMV hingga 63,8% dan 87,97% pada dua varietas kedelai yaitu Wilis dan Cikuray. Pada berbagai variabel pengamatan varietas Wilis mempunyai ketahanan dan daya tumbuh yang lebih baik dibandingkan dengan varietas Cikuray. Hal ini dapat dilihat pada variabel pengamatan tinggi tanaman, rerata tertinggi terdapat pada varietas Wilis yaitu sebesar 71,83 cm dan rerata terendah terdapat pada varietas Cikuray yaitu sebesar 55,86 cm. Rerata tertinggi jumlah daun terdapat pada varietas Wilis yaitu sebesar 42,68 helai dan rerata terendah terdapat pada varietas Cikuray yaitu sebesar 35,61 helai. Rerata tertinggi bobot basah dan bobot kering tanaman terdapat pada varietas Wilis yaitu sebesar 24,68 gram dan 6,41 gram. Sedang rerata terendah terdapat pada varietas Cikuray yaitu sebesar 8,77 gram dan 3,2 gram. Pemberian pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan produksi pada dua varietas kedelai belum berpengaruh nyata.