Pengaruh Letak Bukaan pada Bangunan Rumah Satu Lantai dalam Menahan Beban Gempa di Kota Malang
Daftar Isi:
- Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang paling berbahaya bagi umat manusia dikarenakan bencana alam ini selalu terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi akan kemunculannya. Kota Malang merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terhadap gempa sehingga diperlukan perencanaan dan perhitungan struktur agar bangunan rumah tinggal yang ditempati masyarakat tahan terhadap goncangan gempa. Pada penelitian ini dilakukan proses analisis dan perbandingan pada rumah satu lantai yang diberi penamaan denah A, B, dan C. Struktur rumah tinggal sederhana ini dihitung untuk mengetahui kemampuan rumah khususnya dinding dan bukaan yang meliputi pintu dan jendela dalam menerima gaya gempa. Denah yang ditinjau terdiri dari 3 denah dan masing-masing dibagi menjadi sisi kiri dan kanan untuk meninjau distribusi gaya gempa searah sumbu y, sisi atas dan bawah untuk meninjau distribusi gaya gempa searah sumbu x. Data bangunan rumah dan beban gempa yang digunakan mengikuti data yang telah di atur oleh PPURG 1987 dan SNI 1726-2012 serta perhitungan dilakukan secara manual dengan menggunakan aplikasi Autocad, Microsoft Word dan Microsoft Excel. Hasil proses perhitungan menunjukkan bahwa luas dinding dan posisi letak bukaan pada masing-masing denah sangat mempengaruhi distribusi gaya gempa yang terjadi. Untuk distribusi gaya gempa searah sumbu y, denah A dan C masing-masing memiliki persentase bukaan sisi kiri lebih besar dari sisi kanan yaitu sebesar 4,01% > 0% dan 2,9% > 0%, dan denah B memiliki persentase sisi kiri lebih kecil dari sisi kanan 0% < 7,97%. Total gaya gempa yang terjadi pada denah A lebih besar terjadi pada sisi kiri, denah B total lebih besar terjadi pada sisi kanan, namun untuk denah C meskipun persentase bukaan sisi kiri lebih besar dari sisi kanan namun sisi kanan memiliki luas dinding seluas 1,49 m2 lebih luas dari sisi kiri yang hanya memiliki luas 1,19 m2 sehingga total gaya gempa lebih besar terjadi pada sisi kanan. Untuk distribusi gaya gempa searah sumbu x, denah A dan C memiliki persentase bukaan sisi atas lebih besar dari sisi bawah 12,32% > 11,46% untuk denah A dan 9,94% > 7,31% untuk denah C, namun karena luas dinding yang dimiliki sisi atas lebih kecil dari sisi bawah yaitu 0,88 m2 < 0,95 m2 dan 0,86 m2 < 0,98 m2 maka total gaya gempa lebih besar terjadi pada sisi bawah. Untuk denah B, sisi bawah memiliki persentase bukaan lebih besar dari sisi atas 8,34% > 3,53% sehingga total gaya gempa lebih besar terjadi pada sisi bawah. Dari hasil perbandingan, diketahui bahwa semakin banyak bukaan atau semakin luas dinding pada satu sisi, maka semakin besar gaya gempa yang terjadi pada sisi tersebut. Dengan demikian didapatkan bahwa denah C merupakan denah yang paling baik dalam menahan gaya gempa searah sumbu y (sisi kiri dan kanan) dan denah A merupakan denah yang paling baik dalam menahan gaya gempa searah sumbu x (sisi atas dan bawah) karena selisih gaya gempa yang terjadi paling kecil diantara denah lainnya.