Pengaruh Laju Alir Umpan pada Proses Penurunan Kadar FFA Minyak Goreng Bekas Menggunakan Karbon Aktif dari Serabut Kelapa

Main Authors: Zuhdi, Naufal, Paramita, Nia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12822/
Daftar Isi:
  • Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Keberadaan air dan panas pada proses penggorengan memicu terjadinya reaksi degradasi. Rekasi ini dapat memicu terbentuknya komponen yang dapat menurunkan kualitas minyak goreng salah satunya ialah asam lemak bebas atau free fatty acid (FFA) dan menyebabkan minyak goreng yang telah digunakan berubah menjadi limbah. Salah satu solusi untuk memanfaatkan limbah ini ialah menjadikan minyak goreng bekas sebagai bahan baku biodiesel. Pada dasarnya tidak ada standar khusus untuk minyak yang dapat digunakan sebagai bahan baku biodesel. Namun, semakin tinggi kualitas bahan baku diharapkan dapat meningkatkan kualitas biodiesel yang dihasilkan. Kualitas minyak goreng bekas ditingkatkan hingga memenuhi dua parameter yaitu kadar FFA dan kadar air berdasarkan SNI 01-3555-1998. Penelitian mengenai proses penurunan kadar FFA minyak goreng bekas menggunakan karbon aktif dari serabut kelapa telah banyak dilakukan menggunakan sistem batch, namun terdapat beberapa kelemahan seperti sulitnya proses pemisahan produk akhir dan yield yang rendah, sehingga penelitian ini dilakukan menggunakan kolom adsorpsi untuk mengatasi kelemahan tersebut. Salah satu adsorben yang dapat digunakan dalam proses adsorpsi minyak goreng bekas ialah karbon aktif. Karbon aktif biasanya berasal dari limbah biomassa seperti serabut kelapa. Kandungan karbon pada serabut kelapa ditemukan dalam bentuk selulosa dengan persentase sekitar 44- 46%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh laju alir umpan terhadap penurunan asam lemak bebas atau free fatty acid (FFA) minyak goreng bekas. Laju alir umpan minyak divariasikan sebesar 3 ml/menit; 4 ml/menit; 5 ml/menit; 6 ml/menit dan 7 ml/menit. Penelitian ini diawali dengan proses pembuatan karbon aktif yang dihasilkan dari karbonisasi serabut kelapa pada suhu 600°C selama 1 jam dan diayak pada ukuran -60+80 mesh. Karbon aktif digunakan sebagai adsorben dalam proses adsorpsi minyak goreng di dalam kolom adsorpsi yang memiliki ketinggian kolom sebesar 60 cm dan diameter dalam kolom sebesar 3 cm. Minyak goreng bekas dialirkan secara downflow ke dalam kolom adsorpsi yang berisi karbon aktif sebanyak 50 gr, dimana waktu adsorpsi dibatasi hingga 120 menit. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukan bahwa laju alir umpan berpengaruh pada proses penurunan kadar FFA minyak goreng bekas menggunakan karbon aktif dari serabut kelapa. Namun, penggunaan karbon aktif dari serabut kelapa dengan ukuran -60+80 mesh kurang cocok untuk pengaplikasian proses penurunan kadar FFA minyak goreng bekas dalam sistem kolom karena menghasilkan aliran umpan dan produk yang berbeda, dimana nilai laju alir produk lebih kecil daripada nilai laju alir umpan. Terdapat dua variabel laju air umpan yang menghasilkan kualitas minyak goreng yang memenuhi dua parameter yaitu kadar FFA dan kadar air berdasarkan SNI 01-3555-1998. Kadar FFA mengalami penurunan dari 4,16% menjadi 0,21% pada laju alir umpan 3 ml/menit dan 0,30% pada laju alir 4ml/menit. Kadar air mengalami penurunan dari 0,92% menjadi 0,11% pada laju alir umpan 3 ml/menit dan 0,12% pada laju alir 4 ml/menit.