Pengaruh Variasi Rasio Tulangan terhadp Kuat Lentur Balok Bertulangan Bambu Pilin

Main Author: Fahlevi, Reza
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12817/1/Reza%20Fahlevi.pdf
http://repository.ub.ac.id/12817/
Daftar Isi:
  • Salah satu inovasi yang dikembangkan dalam bidang konstruksi untuk mengganti material baja sebagai tulangan beton bertulang adalah pemanfaatan bambu pilin. Berkaitan sebagai material pengganti baja, maka diperlukan adanya pengujian untuk membandingkan respon yang dihasilkan antara tulangan bambu pilin dengan tulangan baja terhadap kuat lentur dan mengetahui pola keretakannya. Pengujian balok dilakukan dengan memberi beban dua titik di tengah bentang dengan jarak yang simetris. Rasio tulangan yang dibandingkan dalam penelitian kali ini adalah 0,78% dan 1,05%. Perhitungan rasio dilakukan dengan menghitung rasio tulangan bambu pilin lalu dikonversikan dengan tulangan baja yang mendekati luas tulangannya. Masing masing balok memiliki dua sampel untuk balok dengan tulangan bambu pilin dan tulangan baja. Sehingga total benda uji adalah sebanyak 8 buah. Balok yang digunakan berukuran 18 x 25 x 160 cm dengan kuat tekan rencana sebesar 20 MPa. Pembebanan dilakukan secara bertahap dengan interval 100 kg hingga balok mengalami keruntuhan. Pencatatan dilakukan setiap tahapan beban meliputi lendutan, pola retak dan lebar retak. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, diketahui dengan peningkatan rasio yang sama bahwa balok bertulangan bambu pilin memiliki respon kuat lentur yang berbeda dengan balok bertulangan baja meliputi P maksimum dan lendutan. P maksimum pada balok dengan tulangan baja memiliki persentase kenaikan sebesar 39.355% sedangkan balok dengan tulangan bambu pilin hanya sebesar 2,083%. Lendutan yang dihasilkan pada balok dengan tulangan baja memiliki persentase hampir dua kali lendutan balok dengan tulangan bambu pilin. Beban dan lendutan teoritis menghasilkan grafik yang sesuai dengan beban dan lendutan aktual kecuali pada balok tulangan baja dengan rasio 1,05%. Pola retak yang terjadi pada kedua jenis tulangan relatif sama dengan diawali retak dibagian bawah balok dan merambat lurus ke atas dan untuk lebar retak balok pada kedua jenis tulangan tidak memenuhi lebar izin sebesar 0,41 mm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kenaikan rasio pada balok menggunakan tulangan bambu pilin tidak memberikan respon kuat lentur yang sama dengan kenaikan rasio pada balok bertulangan baja.