Aspek Biologi dan Daya Mangsa Harmonia axyridis Pallas (Coleoptera: Coccinellidae) terhadap Kutu Sisik Aonidiella aurantii Maskell (Hemiptera: Diaspididae) pada Tanaman Jeruk

Main Author: PrimaNindyPermata
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128134/1/050902080.pdf
http://repository.ub.ac.id/128134/
Daftar Isi:
  • Kutu sisik Aonidiella aurantii merupakan salah satu hama penting yang menimbulkan kerusakan pada tanaman jeruk. Serangan pada tanaman jeruk yang telah berproduksi dapat menurunkan hasil hingga 14%. Pengendalian yang hanya mengandalkan bahan kimia tidak terlalu efektif karena kutu sisik memiliki perisai yang mampu menahan pestisida dan menimbulkan resistensi. Untuk mengatasi serangan kutu sisik perlu dilakukan tindakan pengendalian yang ramah lingkungan yaitu dengan pemanfaatan musuh alami. Musuh alami yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan kutu sisik yaitu Harmonia axyridis . Tujuan penelitian yang telah dilakukan adalah untuk mengetahui biologi dan daya mangsa H. axyridis larva instar 1, 2, 3, 4 dan imago terhadap kutu sisik A. aurantii. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Entomologi, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Tlekung, Batu, Jawa Timur, mulai bulan Juni 2008 hingga bulan November 2008. Penelitian daya mangsa dilakukan dengan menggunakan stadia H. axyridis sejak larva instar 1 hingga menjadi imago dan mati. Mangsa diberikan 1 kali selama 24 jam yaitu pukul 10.00 WIB. Daun atau ranting yang terinfestasi A. aurantii ditancapkan pada savana lembab dan dimasukkan dalam gelas plastik bersama dengan 1 ekor H. axyridis. Penggunaan savana lembab bertujuan untuk menjaga kesegaran daun atau ranting jeruk agar tidak layu. Gelas plastik kemudian ditutup dengan kain sifon yang direkatkan dengan penutup gelas yang telah dilubangi. Setelah 24 jam dihitung jumlah A. aurantii yang tersisa. Mangsa yang sudah dihitung akan ditambah atau diganti. Mangsa yang diberikan menggunakan perbandingan 2:1:1:1 (nimfa instar 1 : nimfa instar 2 jantan : nimfa instar 2 betina : imago). Data hasil pengamatan diolah dengan cara menghitung rata-rata A. aurantii yang dimangsa per hari dari masing-masing stadia dan siklus hidup H. axyridis . Pada pengamatan preferensi data hasil pengamatan dianalisis dengan metode statistika non parametrik menggunakan χ2 apabila terdapat keterkaitan maka dilanjutkan dengan uji kontras. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa telur H. axyridis berukuran panjang 3,0 ± 0,0 mm dengan lebar 1,0 ± 0,0 mm. Telur menetas 3 – 5 hari setelah peletakan. Telur berbentuk lonjong, berwarna kuning cerah dan berubah menjadi abu-abu saat akan menetas, bertekstur halus. Telur diletakkan secara berkelompok dengan posisi berdiri, tiap kelompok berjumlah 20 – 30 butir. Larva H. axyridis mengalami pergantian kulit sebanyak 3 kali. Larva instar 1 berukuran panjang 1,85 ± 0,23 mm dan lebar 1,0 ± 0,0 mm, larva instar 2 berukuran panjang 2,92 ± 0,29 mm dan lebar 1,0 ± 0,0 mm, larva instar 3 berukuran panjang 6,77 ± 0,63 mm dan lebar 1,77 ± 0,25 mm, dan larva instar 4 berukuran panjang 8,95 ± 0,60 mm dan lebar 1,87 ± 0,22 mm. Dengan peluang hidup stadium larva instar 1 yaitu 100%, instar 2 yaitu 96,6%, instar 3 yaitu 90% dan instar 4 yaitu 86,6%. Pupa berukuran panjang 5,75 ± 0,25 mm dengan lebar 3,85 ± 0,23 mm. Stadium pupa berlangsung selama 6,56 ± 0,66 hari, dengan peluang hidup 80%. Imago berukuran panjang 6,35 ± 0,53 mm dan lebar 5,45 ± 0,56 mm, dengan lama hidup 59,60 ± 14,91 hari dan peluang hidup 73%. Bentuk tubuh bulat setengah bola. Elytra imago yang baru keluar bertekstur lunak dan lentur. Elytra berangsur-angsur mengeras dan terdapat spot berwarna hitam dengan jumlah berkisar antara 10-20 spot. Elytra yang telah mengeras berwarna kuning muda, oranye hingga kemerahan. Daya mangsa H. axyridis larva instar 1 hingga imago sebesar 6,38 ± 4,17 ekor/hari. Daya mangsa H. axyridis mengalami peningkatan dan penurunan yang disebabkan perbedaan kebutuhan mangsa pada tiap instar. Daya mangsa tertinggi H. axyridis selama stadium larva terjadi saat larva instar 1 sebesar 5,85 ± 0,79 ekor/hari dengan berat 0,06 mg mampu memangsa A. aurantii 4 kali berat tubuh. Larva instar 2 sebesar 5,47 ± 1,36 ekor/hari dengan berat 0,8133 mg mampu memangsa A. aurantii 3 kali berat tubuh. Larva instar 3 sebesar 5,73 ± 1,42 ekor/hari dengan berat 5,8 mg mampu memangsa A. aurantii 72,58 % dari berat tubuh. Larva instar 4 sebesar 4,36 ± 0,91 ekor/hari dengan berat 10,2 mg mampu memangsa A. aurantii 34,31 % dari berat tubuh. Pada stadium imago daya mangsa sebesar 7,97 ± 0,91 ekor/hari dengan berat 21,2 mg mampu memangsa A. aurantii 2 kali berat tubuh. Dalam pengamatan preferensi, H. axyridis menyukai mangsa nimfa instar 1 dan yang paling tidak disukai adalah stadium imago A. aurantii.