Analisis Penyebab Longsor di Kawasan Perbukitan Malang Selatan Kecamatan Pagak Kabupaten Malang

Main Author: DewiNurrohmahWulansari
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128130/1/050902042.pdf
http://repository.ub.ac.id/128130/
Daftar Isi:
  • Longsor merupakan proses kejadian alam yang diakibatkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi ditunjang dengan kondisi tanah yang labil. Semakin curam kemiringan lereng maka akan semakin tinggi pula potensi terjadinya longsor. Wilayah Perbukitan Malang Selatan dan sekitarnya di Kecamatan Pagak memiliki komposisi tanah rentan terhadap proses penjenuhan oleh air hujan sehingga rawan terhadap bahaya longsor. Penelitian dilaksanakan pada titik longsor pewakil di wilayah Perbukitan Malang Selatan dan sekitarnya. Klasifikasi dan penyeleksian longsor didasarkan pada kondisi longsor dan tipe penggunaan lahan yang terbagi menjadi tiga yaitu hutan produksi, kebun campuran dan tegalan. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi karakteristik lapisan semi kedap dan mengetahui kedalaman bidang gelincir tanah melalui estimasi kondisi lapisan semi kedap di kawasan Perbukitan Malang Selatan yang berpengaruh terhadap kejadian dan volume longsor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lapisan semi kedap yang teridentifikasi di kawasan Perbukitan Malang Selatan yang berpotensi memicu longsor berupa akumulasi liat yang padat dan relatif mampat. Bentukan lapisan semi kedap dan komposisi tekstur pada penampang longsor menentukan kedalaman bidang gelintir tanah. Hal ini berkaitan dengan kondisi bidang gelincir tanah yaitu identifikasi pembentukan bidang gelincir tanah paling dalam ditemukan pada penampang longsor Desa Sempol pada kedalaman 82 cm dengan komposisi lapisan liat semi kedap pada kedalaman 100 cm sedangkan pembentukan bidang gelincir paling dangkal ditemukan pada penampang longsor Desa Telogorejo pada kedalaman 27 cm dengan bentukan kombinasi lapisan liat semi kedap dengan pecahan fragmen batuan gamping pada kedalaman 27-107 cm. Pembentukan bidang gelincir juga ditentukan komposisi laju aliran air dan komposisi tekstur antar lapisan tanah Semakin halus komposisi tekstur maka laju KHJ akan semakin rendah sehingga estimasi bentukan bidang gelincir tanah dapat terlihat dari perbedaan nilai KHJ antar lapisan tanah. Semakin dalam bentukan bidang gelincir tanah, maka semakin besar volume longsornya. Volume longsor terbesar ditemukan pada penampang longsor Desa Sempol yaitu 337.5 m 3 sedangkan untuk volume longsor terbesar ditemukan di Desa Telogorejo yaitu 17.2 m 3 . Penelitian dapat disimpulkan bahwa letak lapisan semi kedap pada kawasan Perbukitan Malang Selatan selalu diikuti oleh pembentukan bidang gelincir tanah sehingga berpengaruh terhadap besarnya volume longsor.