Hubungan kelas kesesuaian lahan tanaman tebu dengan rendemen dan keuntungan

Main Author: NadhiRoturR
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128086/1/050801141.pdf
http://repository.ub.ac.id/128086/
Daftar Isi:
  • Kendala utama industri gula saat ini adalah rendahnya nilai rendemen maupun bobot tebu lahan kering. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan evaluasi lahan untuk mengetahui sejauhmana suatu lahan dapat mendukung produktivitas tanaman tebu. Melalui evaluasi lahan potensi dan kendala penggunaan lahan tanaman tebu dapat diidentifikasi sejak awal sehingga pengelolaan lahan dapat dilakukan lebih baik, terarah dan sesuai dengan hasil yang diharapkan yaitu untuk memperoleh produksi dan rendemen setinggi-tingginya. Metode evaluasi lahan yang ada masih belum baku, sehingga seringkali terjadi kesalahan dalam penilaian kelas kesesuaian lahan atau pada lahan yang sama memberikan hasil penilaian yang berbeda. Maka perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan kriteria dalam penetapan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman tebu. Kriteria penilaian kelas kesesuaian lahan tanaman tebu yang relevan menghasilkan kesepadanan antara kelas fisik, kelas produksi, kelas rendemen dan kelas keuntungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kelas kesesuaian lahan dengan menggunakan kriteria kelas kesesuaian lahan yang berbeda terhadap produksi, rendemen dan keuntungan tanaman tebu. Tahap persiapan meliputi studi pustaka, interpretasi foto udara, penentuan titik pengamatan, survei lapangan pendahuluan dan penyebaran quisioner dilaksanakan bulan Juli 2007. Survei utama dilaksanakan bulan Agustus 2007, sedangkan analisis kriteria kesesuaian lahan dan analisis rendemen dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2007. Kriteria kesesuaian lahan yang diamati meliputi iklim, kondisi perakaran, retensi hara, ketersediaan dara, kondisi permukaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kelas kesesuaian lahan menggunakan kriteria Djaenudin et al. (2003) dihasilkan kesepadanan antara kelas fisik, kelas produksi dan kelas rendemen sebesar 33,3 persen. Sedangkan kelas keuntungan sebanyak 41,6 persen sepadan dengan kelas fisik namun tidak sepadan dengan kelas produksi maupun rendemen. Secara akumulatif kelas keuntungan cenderung lebih rendah dibandingkan kelas fisik, kelas produksi dan kelas keuntungan. Penilaian kelas kesesuaian lahan menggunakan kriteria FAO (1983) pada dihasilkan kesepadanan antara kelas fisik, kelas produksi dan kelas rendemen sebesar 8,3 persen. Secara akumulatif kelas fisik cenderung lebih rendah dibandingkan kelas produksi dan kelas rendemen. Sedangkan kelas keuntungan sebanyak 66,6 persen sepadan dengan kelas fisik namun tidak sepadan dengan kelas produksi maupun rendemen. Penyebab kelas keuntungan cenderung lebih rendah dibandingkan kelas produksi dan kelas rendemen antara lain adalah biaya yang tinggi pada tanam awal, penurunan rendemen dan bobot pada proses penebangan dan pengangkutan, penurunan rendemen akibat infrastruktur pabrik gula yang kurang memadai, dan sistem bagi hasil antara petani dan pabrik gula yang didasarkan pada rata-rata perolehan rendemen total dalam satu musim giling. Ketidaksepadanan seluruh hasil penilaian kelas kesesuaian lahan tanaman tebu antara kelas fisik, kelas produksi, kelas rendemen dan kelas keuntungan pada SPL disebabkan oleh perbedaan dalam penetapan kriteria kesesuaian dan pengambilan keputusan dalam klasifikasi kesesuaian lahan. Penggunaan kualitas lahan sebagai faktor yang mempengaruhi produksi dan rendemen belum lengkap dimasukkan sebagai kriteria lahan pada Djaenuddin et al. (2003) maupun FAO (1983).