Analisis Keunggulan Komparatif Salak Pondoh (Salacca edulis Reinw) dan Salak Swaru (Salacca zalacca) kasus di Desa Donokerto, Kabupaten Sleman dan Desa Pagelaran, Kabupaten Malang

Main Author: SenoWahyuAjiPamungkas
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128080/
Daftar Isi:
  • Peningkatan jumlah penduduk dunia berpengaruh terhadap meningkatnya permintaan produk buah-buahan. Fenomena ini merupakan prospek cerah bagi pengembangan sektor pertanian, khususnya subsektor hortikultura dan buah-buahan di berbagai Negara termasuk Indonesia. Indonesia mempunyai peluang besar menjadi produsen buah-buahan (Iebih dari 25% jenis buah-buahan tropis dunia terdapat di wilayah nusantara). Prospek pengembangan subsektor buah-buahan di Indonesia makin cerah, baik sebagai komoditas ekspor maupun diproyeksikan untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Pasar buah-buahan tropis luar negeri masih terbuka antara lain Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Brunei Darussalam, Taiwan dan Hongkong. Dalam pengembangan sentra produksi buahbuahan, komoditas yang mendapat perhatian antara lain adalah pisang, alpukat, mangga, manggis, rambutan, blimbing dan salak. Sampai sekarang pengembangan subsektor buah-buahan di Indonesia yang masih sedikit pesaingnya adalah salak yang merupakan buah tropis asli Indonesia. Peluang salak masih terbuka lebar dengan indikator yang paling mudah diamati adalah berapapun buah yang dihasilkan selalu dapat terjual dengan harga yang relatif baik (Sukardjo, 2001). Berdasarkan pernyataan masalah (problem statement) di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan sebenarnya adalah: 1) Seberapa besar tingkat keunggulan komparatif salak pondoh dan salak swaru. 2) Sejauh mana tingkat sensitivitas keunggulan komparatif salak pondoh dan salak swaru akibat perubahan input dan output. Tujuan diadakannya penelitian ini, antara lain: 1) Menganalisis tingkat keunggulan komparatif salak pondoh dan salak swaru. 2) Menganalisis tingkat sensitivitas keunggulan komparatif salak pondoh dan salak swaru. Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan penentuan responden petani. Penentuan responden petani dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling). Penggunaan metode ini didasarkan pada kehomogenitasan petani-petani di daerah penelitian. Metode pengambilan responden secara acak sederhana diambil dari jumlah populasi sebanyak 240 petani untuk Desa Donokerto dan 150 petani untuk Desa Pagelaran. Kemudian dilakukan uraian dan perhitungan dengan menggunakan analisis ekonomi salak pondoh dan salak swaru serta analisis DRC, KDRC, dan sensitivitas (kepekaan), sehingga memberikan gambaran realistis tentang apa yang ditemukan dari hasil penelitian. Pengalokasian biaya asing dan domestik secara garis besar terbagi dalam peralatan serta bahan baku dan fasilitas pendukung. Dimana semua peralatan serta bahan baku dan fasilitas pendukung untukDari hasil perhitungan DRC komoditi salak pondoh yaitu sebesar Rp 6432,5/US$ atau lebih kecil/besar dari pada nilai tukar mata uang yaitu sebesar Rp 9.015/US$. Sedangkan nilai KDRC komoditi salak pondoh sebesar 0,71. Maka dapat dilihat bahwa komoditi salak pondoh masih menguntungkan secara ekonomi. Untuk hasil perhitungan DRC komoditi salak swaru yaitu sebesar Rp 7.917,34/US$ atau lebih kecil dari pada nilai tukar mata uang yaitu sebesar Rp 9.015/US$. Sedangkan nilai KDRC komoditi salak swaru sebesar 0,88. Maka dapat dilihat bahwa komoditi salak swaru masih menguntungkan secara ekonomi. Dari hasil perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa komoditi salak pondoh masih efisien secara ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai DRC tidak lebih besar dari nilai tukar rupiah. Dan nilai KDRC sebesar 0.71 yang berarti komoditi salak pondoh menguntungkan. Analisis Sensitivitas pada Salak Swaru dan Salak Pondoh ditujukan untuk menguji pengaruh dari perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada harga input, output dan perubahan nilai tukar rupiah. Analisis sensitivitas berguna untuk mengetahui sejauh mana dampak perubahan harga berbagai faktor produksi terhadap efisiensi sumberdaya domestik. Analisis Sensitivitas tenaga kerja pada komoditi Salak Pondoh lebih toleran terhadap kenaikan biaya tenaga kerja, atau dengan kata lain Salak Swaru lebih sensitif terhadap kenaikan biaya tenaga kerja. Hal ini dikarenakan alokasi biaya tenaga kerja pada Salak Swaru lebih kecil daripada Salak Pondoh sehingga apabila terjadi kenaikan dalam prosentase yang sama maka akan terjadi perbedaan kenaikan biaya. Kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 90% pada Salak Swaru dapat menjadi tidak efisien tetapi kenaikan sebesar 90% pada Salak Pondoh masih dapat ditolerir. Hal ini ditunjukkan dengan nilai KDRC Salak Swaru = 1 serta nilai DRC yang hampir mendekati nilai kurs mata uang. Hal ini berbeda dengan Salak Pondoh karena pada kenaikan biaya tenaga kerja yang bahkan hingga sebesar 200% masih tetap efisien, yang ditandai dengan nilai KDRC < 1 serta nilai DRC lebih kecil dari nilai kurs. Hal ini disebabkan rata-rata jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan di desa Donokerto yang menjadi tempat tumbuhnya salak pondoh lebih sedikit dibandingkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan di Desa Pagelaran yang menjadi tempat tumbuhnya salak swaru. Analisis Sensitivitas Output pada Salak Pondoh lebih toleran terhadap perubahan output karena produksi Salak Pondoh lebih efisien daripada Salak Swaru. Meskipun demikian tidak terdapat perbedaan yang berarti karena baik produksi Salak Pondoh maupun Salak Swaru memiliki penerimaan yan sama, yang membedakannya hanyalah biaya sehingga alur grafik tampak sama. Penurunan output terjadi karena adanya perubahan iklim yang menyebabkan kualitas menurun, sehingga terjadi penurunan produksi. Iklim seringkali menyebabkan mutu buah menjadi rendah, sehingga produksi buah menjadi rendah pula. Pada Salak Swaru penurunan output sebesar 12% menyebabkan produksi Salak Swaru mulai mengalami ketidakefisienan sehingga pengusaha harus mengupayakan supaya penurunan produksi tidak sampai 12%. Sedangkan penurunan output sebesar 30% menyebabkan produksi Salak Pondoh mulai mengalami ketidakefisienan. Pada data di atas terlihat bahwa produksi Salak Swaru maupun Salak Pondoh memiliki perbedaan yang besar, tetapi output produksi Salak Pondoh lebihAnalisis Sensitivitas Nilai Mata Uang pada Salak Pondoh dan Salak Swaru terdapat perubahan sensitivitas. Karena Salak Pondoh lebih efisien maka akan lebih toleran terhadap perubahan yang mungkin terjadi. Perubahan nilai mata uang rupiah terhadap dollar US$ dapat menyebabkan ketidakefisienan produksi Salak. Perubahan nilai mata uang biasanya terjadi karena fluktuasi mata uang dunia serta berbagai kejadian di dalam negeri maupun karena kebijakan pemerintah. Pada Salak Swaru, perubahan kurs sebesar 14% menyebabkan ketidakefisienan. Hal ini ditandai dengan KDRC = 1, sedangkan pada Salak Pondoh perubahan kurs sebesar 40% akan menyebabkan ketidakefisienan.