Studi Pengetahuan Asli Petani mengenai berbagai varietas padi lokal dan beberapa faktor sosial-budaya yang terkait kasus di Tiga Desa di Kabupaten Malang

Main Author: Windarti
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128078/1/050801078.pdf
http://repository.ub.ac.id/128078/
Daftar Isi:
  • Padi lokal merupakan jenis plasma nutfah dan kekayaan alam yang sudah tahan uji melalui seleksi alamselama berabad-abad. Jenis padi lokal tidak hanya satu tetapi memiliki jenis yang beragam antara daerah satu dengan daerah yang lain. Padi lokal memiliki perbedaan dengan padi unggul diantaranya padi lokal memiliki rasa yang lebih pulen, aroma wangi serta bentuk tanaman yang lebih tinggi. Umur daripada padi lokal itu sendiri lebih lama daripada padi unggul. Dimana padi unggul umur tanaman 3-4 bulan sedangkan padi lokal mencapai 5-6 bulan baru menuai hasil. Namun sekarang penanaman jenis benih padi lokal kurang begitu diminati oleh para petani karena para petani lebih memilih menanam jenis padi unggul. Ini dikarenakan umur jenis padi unggul lebih pendek, disamping itu juga karena tuntutan pemerintah yang mengharuskan para petani untuk menanam padi unggul, yaitu dengan adanya istilah “Revolusi Hijau” yang mengakibatkan penanaman padi lokal semakin berkurang dan lama kelamaan tergantikan oleh padi unggul. Pengetahuan asli merupakan sebuah kumpulan pengetahuan yang sangat berharga yang dimiliki oleh para petani. Sebagian dari pengetahuan itu mungkin masih dipraktekan secara efektif oleh sekelompok petani, sementara yang lain mungkin telah mulai ditinggalkan, tapi masih bisa ditelusuri. Perlu pula diketahui bahwa pengetahuan asli petani yang dikembangkan oleh para petani merupakan suatu sistem pengetahuan dan praktek yang berguna untuk kelangsungan eksistensi benih padi lokal. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Varietas padi lokal apa saja yang sedang atau pernah ditanam petani di Desa Belung dan Wonomulyo Kecamatan Poncokusumo serta Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang?(2) Bagaimana pengetahuan asli petani mengenai sifat beberapa varietas padi lokal tersebut? (3) Bagaimana aspek sosial ekonomi dan aspek budaya pada padi lokal? Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasikan varietas padi lokal apa saja yang sedang atau pernah ditanam petani di Desa Belung dan Wonomulyo Kecamatan Poncokusumo serta Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. (2) Mendiskripsikan pengetahuan asli petani mengenai sifat beberapa varietas padi lokal baik yang masih dibudidayakan atau tidak pernah dibudidayakan lagi. (3) Mendiskripsikan dinamika sosial ekonomi dan aspek budaya yang terkait dengan keberadaan padi lokal. Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif yaitu penelitian yang hanya menggambarkan apa adanya bersifat terbuka. Metode pengambilan responden dalam penelitian ini adalah Snowball sampling yang merupakan pengambilan contoh petani berdasarkan infornasi dari seeorang atau beberapa orang petani yang telah dipilh sebelumnya yang sekaligus dianggap sebagai informan. Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di desa Belung dan Wonomulyo kecamatan Poncokusumo serta desa Bocek Kecamatan Karangploso, dimana daerah tersebut sebagai tempat penghasil padi lokal yang ada di kota Malang. Metode analisis dat yang digunakan adalah dengan Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, ini dikarenkan penelitian ini tergolong dalam penelitian eksploratif.Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Setiap daerah yang berbeda, varietas yang ditanam juga berbeda, di daerah Belung ditanam Genjah Rawe sedangkan di Bocek ditanam Tambak Urang, jika jenis ketan-ketanan khususnya ketan hitam ditanamdisetiap daerah dengan jumlah yang masih sangat terbatas, karena hanya digunakan untuk membuat kue-kue. (2) sifat beberapa varietas padi lokal yang masih ditanam atau dibudidayakan memuliki sifat khusus diantaranya rasa enak dan nasinya pulen, aromanya wangi, tanaman padi lokal umumnya tinggi, serta umurnya yang lebih lama dibanding padi unggul. Status penanamannya adalah dari 12 varietas yang didapatkan sebenarnya tidak semua varietas tersebut ada pada daerah atau disatu daerah saja, bahkan ada juga varietas yang sudah tidak diketahui keberadaannya. Misalnya padi lokal jenis Kunthul Nebak, Siam, Joko Bolot, Siam Gundul serta Molok, benerapa jenis padi lokal tersebut hanya diketahui saja oleh warga tetapi di daerah yang bersangkutan tidak ditamukan. Keberadaan saat ini, ada sebagian padi lokal yang terdapat pada daerah yang bersangkutan misalnya saja Tambak Urang berada didaerah Bocek sedangkan Genjah Rawe berada pada daerah Belung, Ketan Ireng juga masih di Bocek dan Belung. Disamping itu juga masih ada padi lokal varietas lain yang masih ada tetapi misalnya saja jenis Ketan Tawonan yang terdapat didaerah Bocek itupun sangat terbatas. Keinginan untuk menanam lagi sebenarnya ada, petani yang menanam hanya untuk kebutuhannya sendiri yaitu dikonsumsi sendiri, tetapi ada juga petani yang menanam karena harganya yang mahal, tapi kebanyakan petani mau menanam lagi jika bibit atau benihnya masih ada. (3) Dinamika Sosial Ekonomi dan Aspek Budaya yang terkait dengan keberadaan padi lokal adalah pengenalan upacara adat dimana ada sebagian petani yang masih menjalankan adat ritual tersebut, ini dikarenakan tingkat keyakinan petani yang berbeda mempersepsikan adat kebiasaan tersbut, tingkat keyakinan, dimana keyakinan sebenarnya ada pada petani hanya saja mereka sekarang sudah tidak terlalu memikirkan dan mengambil pusing masalah adat-adat tersebut. Dan jika dilihat dari sanksi, secara nyata tidak ada tetapi sanksi dari diri sendiri atau dalam hati mereka masih ada. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian maka dapat disarankan bahwa: (1) Varietas padi lokal saat ini relatif sedikit sekali yang dibudidayakan. Terdapat empat varietas padi lokal yang masih dibudidayakan antara lain Tambak Urang, Genjah Rawe, Ketan Ireng dan Ketan Tawonan. Terdapat juga tiga varietas padi lokal yang pernah dibudidayakan antara lain Siam, Kunthul Nebak dan Sukonandhi sedangkan yang hanya diketahui adalah Sri Kuning, Nongko Bosok, Joko Bolot, Siam Gundul serta Molok. (2) Pengetahuan asli yang dimiliki petani mengenai sifat beberapa varietas padi lokal meliputi: Bentuk benih, Keberadaan bulu serta panjang pendek bulu, Rasa serta aroma, Ciri tertentu pada bulir, Kulit atau sekam, Malai serta warna, Resiko kerontokan, Sifat daun dan jumlah bulir permalai, Bentuk gabah yang cocok dijadikan benih, Ketahanan padi lokal, Umur tanaman hingga panen, Jumlah anakan, Resistensi terhadap hama penyakit, Kebutuhan air dan ketahanan terhadap cuaca, Jumlah produksi, Tinggi jerami, Warna beras, Kebutuhan pupuk, Umur bibit. (3) Aspek sosial yang terkait budidaya padi lokal meliputi Umur petani, Tingkat Budaya meliputi Upacara-upacara adat seperti Wiwitan, Tingkepan, Nglujengi pantun, Mbuntoni, serta Obong-obong.