Pengaruh Pemberian Sari Tempe Kedelai Hitam (Glycine Max (L.) Merr.) Hasil Fermentasi Rhizopus Oligosporus Pada Tikus (Rattus Norvegicus) Model Fibrosis Hepar Terhadap Kadar Malondialdehida Dan Aktifitas Alkaline Phosphatase

Main Author: Dewi, Bella Kusuma
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12806/1/Bella%20Kusuma%20Dewi.pdf
http://repository.ub.ac.id/12806/
Daftar Isi:
  • Fibrosis hepar merupakan respon penyakit hepar kronis yang ditandai oleh produksi berlebih matriks ekstraseluler, sehingga berdampak pada perubahan struktur jaringan hepar. CCl4 adalah senyawa hepatotoksik yang dapat menimbulkan stress oksidatif pada hepar sehingga memicu perubahan struktur dari membran sel hepatosit. Kedelai hitam yang terfermentasi oleh Rhizopus oligosporus akan menghasilkan isoflavon lebih tinggi karena terjadi reaksi metabolisme secara anaerob serta menghasilkan enzim fibrinolitik yang dapat menghidrolisis benang fibrin, sehingga berpotensi sebagai terapi alternatif fibrosis hepar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sari tempe kedelai hitam (Glycine max (L.) Merr.) terhadap kadar MDA dan ALP pada tikus (Rattus novergicus) model fibrosis hepar hasil induksi CCl4. Penelitian ini menggunakan lima kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif yang diinduksi CCl4 20% tiap dua kali perminggu selama dua minggu, kemudian CCl4 25% tiap dua kali sperminggu selama empat minggu sebanyak 0,2 mL/100gBB, kelompok terapi 1,2 dan 3 dengan sari tempe kedelai hitam dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, 800 mg/kgBB sebanyak 2 mL melalui per oral. Parameter yang diamati adalah kadar MDA dan ALP menggunakan metode spektrofotometer dan dianalisis secara statistik kuantitatif dengan Oneway ANOVA dilanjutkan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi sari tempe kedelai hitam secara sangat signifikan (p<0,01) menurunkan kadar MDA dan aktivitas ALP pada tikus model fibrosis hepar. Dosis efektif terapi adalah 800 mg/KgBB dapat menurunkan kadar MDA sebesar 56,3% dan aktivitas ALP sebesar 52,2% dari kontrol positif. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu sari tempe kedelai hitam dapat dijadikan terapi untuk menurunkan kadar MDA dan aktivitas ALP pada tikus model fibrosis hepar.