Peranan Penguatan Unit Pengelola Keuangan (UPK) dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga dan hubungan faktor sosial ekonomi dengan kolektibilitas pinjaman UPK Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan

Main Author: AgnesDyanParamita
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128045/1/050800614.pdf
http://repository.ub.ac.id/128045/
Daftar Isi:
  • Program Gerdu-Taskin dirancang khusus sebagai manifestasi sikap tanggap pemerintah Propinsi Jawa Timur dalam rangka mengurangi kemiskinan. Program Gerdu-Taskin berhasil memfasilitasi pembentukan institusi usaha yang bergerak dalam bidang/sektor jasa/pelayanan keuangan mikro yang berupa Unit Pengelola Keuangan (UPK). UPK diharapkan mampu mengelola dan mengembangkan Program Gerdu-Taskin yang bersifat ekonomi produktif sebagai dana bergulir bagi pengembangan ekonomi masyarakat miskin. Untuk memacu kinerja UPK, diperlukan langkah strategis berupa penguatan UPK.Melalui penguatan UPK diharapkan semakin memantapkan pelaksanaan Gerdu-Taskin dari aspek kelembagaan dan usaha UPK dan meningkatkan produktivitas sehingga pendapatan masyarakat meningkat. Keberlanjutan UPK tergantung dari dana yang tersedia pada UPK itu sendiri. Ketersediaan dana di UPK sangat dipengaruhi oleh tingkat kolektibilitas pinjaman. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Apakah ada perbedaan pendapatan rumah tangga di UPK penguatan dan di UPK non penguatan ? (2) Apakah ada hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan kolektibilitas pinjaman ? Tujuan dari penelitian adalah (1) Menganalisis perbedaan pendapatan rumah tangga di UPK penguatan dan UPK non penguatan (2) Menganalisis hubungan faktor sosial ekonomi dengan kolektibilitas pinjaman UPK Gerdu-Taskin.Hipotesis yang diajukan adalah (1) Diduga bahwa pendapatan rumah tangga di UPK penguatan lebih tinggi dibandingkan dengan UPK non penguatan (2) Diduga bahwa ada hubungan antara faktor umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, tanggungan keluarga, pendapatan dan jenis usaha dengan kolektibilitas pinjaman. Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja di Kabupaten Blitar dengan bahwa kabupaten Blitar adalah penerima program Gerdu-Taskin dengan kolektibilitas pinjaman rendah. Metode penentuan sampel menggunakan Multistage Stratified Random Sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah uji beda dua rata-rata dan korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara pendapatan rumah tangga di UPK penguatan dan UPK non penguatan. Pendapatan rata-rata rumah tangga di UPK penguatan sebesar Rp 785.522,00 sedangkan pendapatan rata-rata rumah tangga di UPK non penguatan sebesar Rp 432.203,00. Jadi rata-rata pendapatan rumah tangga di UPK penguatan lebih besar daripada di UPK non penguatan. Faktor sosial ekonomi yang berhubungan dengan kolektibilitas pinjaman adalah pendidikan, pendapatan dan jenis usaha. Sedangkanfaktor umur, jumlah anggota keluarga dan tanggungan keluarga tidak berhubungan dengan kolektibilitas pinjaman UPK Gerdu-Taskin di Kabupaten Blitar. Saran yang dapat dikemukakan adalah (1) Bagi pengurus Unit Pengelola Keuangan (UPK) harus lebih selektif dalam memberikan pinjaman dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan melakukan analisis usaha peminjam untuk menentukan besarnya pinjaman serta harus tegas dalam menangani pinjaman bermasalah sehingga kolektibilitas pinjaman akan lancar. (2) Bagi instansi terkait dengan Program Gerdu-Taskin ini diharapkan selalu melakukan monitoring yang intensif dan memberikan program penguatan bagi UPK yang belum mendapatkan penguatan karena dengan adanya penguatan UPK berpengaruh pada tingkat pendapatan rumah tangga penduduk miskin. (3) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan mampu menggali informasi lebih dalam tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi kolektibilitas pinjaman dilihat dari lingkungan masyarakat dan karakter masyarakat dan melakukan penelitian lebih lanjut tentang kondisi UPK sebelum dan sesudah mendapat program penguatan serta kondisi UPK dengan dan tanpa program penguatan.