Analisis Efisiensi Usahatani Dan Pemasaran Pisang Mas Kirana (Musa paradisiaca) studi kasus di Desa Burno, Kecamatan Senduro,, Kabupaten Lumajang

Main Author: FajarLaksanaDewi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128014/1/050900028.pdf
http://repository.ub.ac.id/128014/
ctrlnum 128014
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/128014/</relation><title>Analisis Efisiensi Usahatani Dan Pemasaran Pisang Mas Kirana (Musa paradisiaca) : studi kasus di Desa Burno, Kecamatan Senduro,, Kabupaten Lumajang</title><creator>FajarLaksanaDewi</creator><subject>630 Agriculture and related technologies</subject><description>Penelitian ini dilaksanakan di desa Burno, kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Pemilihan daerah dilakukan secara sengaja atau (purposive). Dengan pertimbagan berdasarkan data bahwa desa Burno merupakan salah satu sentra produksi pisang mas Kirana di Kecamatan Senduro. Metode penetuan sample yang digunakan secara Stratified Random Sampling, berdasarkan karakteristik petani, yaitu meliputi petani yang melakukan standarisasi dan petani yang tidak melakukan standarisasi. Penetuan responden untuk lembaga pemasaran dilakukan dengan non probability sampling.. Metode yang digunakan dalam pengambilan sample ini adalah metode snow ball sampling dengan mengikuti aliran komoditi dari produsen sampai ke konsumen. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis diskriptif ini digunakan untuk mengetahui panjang pendeknya saluran pemasaran, lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran pisang mas Kirana dan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh tiap-tiap lembaga pemasaran. Sedangkan analisis kuantitatif meliputi Analisis Usahatani Pisang mas Kirana, efisiensi usahatani, uji beda rata-rata dan analisis efisiensi pemasaran. Dari analisis deskriptif diperoleh hasil bahwa di daerah penelitian terdapat enam saluran pemasaran, dan dari masing-masing lemabaga pemasaran tidak semuanya melaksanakan fungsi pemasaran yang sama. Sedangkan dari analisis kuantitatif diperoleh hasil rata-rata besarnya pendapatan dan efisiensi yang diperoleh petani pisang mas Kirana yang melakukan standarisasi Rp. 14.805.896,- per hektar dengan R/C rationya adalah sebesar 2,69, sedangkan petani pisang mas Kirana yang tidak melakukan standarisasi yaitu sebesar Rp. 6.041.112,- per hektar dengan R/C rationya adalah sebesar 2,38. Dari uji beda rata-rata yang dilakukan diperoleh hasil bahwa pendapatan dan efisiensi usahatani pisang mas Kirana yang melakukan standarisasi berbeda nyata dengan pendapatan dan efisiensi usahatani pisang mas Kirana yang tidak melakukan standarisasi. Share yang diterima petani masih sangat rendah, hal ini dikarenakan panjangnya saluran pemasaran yang ada di daerah penelitian. Efisiensi pemasaran pisang mas Kirana berdasarkan analisis margin pemasaran, belum tercapai, karena perolehan total margin pemasaran, dan rasio keuntungan antar lembaga pemasaran belum merata. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah 1). Petani disarankan untuk lebih memperhatikan cara teknik budidaya dan perawatan pisang mas kirana yang telah diberikan oleh penyuluh setempat, baik untuk petani yang melakukan standarisasi maupun untuk petani yang tidak melakukan standarisasi. 2). Lembaga pemasaran pisang mas Kirana disarankan bisa menjadi lembaga pemasaran yang dapat menyalurkan pisang mas kirana dari produsen sampai konsumen yaitu mengambil keuntungan yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. 3). Instansi pertanian di lumajang disarankan untuk lebih memperhatikan perkembangan pisang mas Kirana. Sektor hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang melakukan pembangunan pertanian dengan sistem agribisnis. Hal ini ditunjukan dengan adanya pembangunan agribisnis hortikultura pada berbagai sentra produksi. Pengembangan kawasan pertanian khususnya komoditi hortikultura ini nantinya akan diterapkan berdasarkan komoditi dan jenis usahatani. Buah pisang merupakan buah yang memiliki potensi dalam bisnis, hal ini di tunjukan dengan relatif besarnya volume produksi pisang nasional dibandingkan dengan komoditas buah lainnya. Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang potensial untuk pertanian pisang, yang saat ini kabupaten tersebut sedang gencar mengembangkan budidaya pisang Mas Kirana, khususnya di Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Potensi usahataninya yang tinggi, pemasaran pisang mas Kirana juga mendapat respon positif dari konsumen. Saat ini permintaan pisang mas Kirana yang datang sebenarnya dua kali lipat dari yang biasa disediakan oleh petani. Kondisi tersebut menunjukan bahwa produksi pisang mas Kirana yang dihasilkan petani belum bisa memenuhi permintaan konsumen. Selain itu, keberadaan konsumen yang jauh dari tempat produksi merupakan permasalahan dalam pertanian. Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini 1). Apakah terdapat perbedaan antara pendapatan dan efisiensi usahatani pisang mas Kirana yang melakukan standarisasi dan usahatani pisang mas Kirana yang tidak melakukan standarisasi di daerah penelitian? 2). Bagaimana saluran pemasaran pisang mas Kirana di daerah penelitian? 3). Apa saja fungsi pemasaran yang dilakukan pada lembaga pemasaran pisang mas Kirana di daerah penelitian? 4). Apakah pemasaran pisang mas Kirana di daerah penelitian sudah efisien? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1). Menganalisis Perbedaan antara pendapatan dan efisiensi pada usahatani pisang mas Kirana yang melakukan standarisasi dan usahatani pisang mas Kirana yang tidak melakukan standarisasi. 2). Mengidentifikasi saluran pemasaran pisang mas Kirana di daerah penelitian. 3). Mengidentifikasi fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran pisang mas Kirana di daerah penelitian. 4). Menganalisis efisiensi pemasaran pisang mas Kirana di daerah penelitian. Hipotesis yang diajukan sehubungan dengan penelitian ini adalah 1). Terdapat perbedaan antara Pendapatan dan efisiensi usahatani pada petani yang melakukan standarisasi dan petani yang tidak melakukan standarisasi di daerah penelitian. 2). Saluran pemasaran di daerah penelitian belum effisien. 3). Fungsi pemasaran belum semuanya dilakukan oleh semua lembaga pemasaran. 4). Sistem pemasaran pisang mas Kirana di daerah penelitian belum efisien.</description><date>2008-12-31</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/128014/1/050900028.pdf</identifier><identifier> FajarLaksanaDewi (2008) Analisis Efisiensi Usahatani Dan Pemasaran Pisang Mas Kirana (Musa paradisiaca) : studi kasus di Desa Burno, Kecamatan Senduro,, Kabupaten Lumajang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FP/2008/394/050900028</relation><recordID>128014</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author FajarLaksanaDewi
title Analisis Efisiensi Usahatani Dan Pemasaran Pisang Mas Kirana (Musa paradisiaca) : studi kasus di Desa Burno, Kecamatan Senduro,, Kabupaten Lumajang
title_sub studi kasus di Desa Burno, Kecamatan Senduro,, Kabupaten Lumajang
publishDate 2008
topic 630 Agriculture and related technologies
url http://repository.ub.ac.id/128014/1/050900028.pdf
http://repository.ub.ac.id/128014/
contents Penelitian ini dilaksanakan di desa Burno, kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Pemilihan daerah dilakukan secara sengaja atau (purposive). Dengan pertimbagan berdasarkan data bahwa desa Burno merupakan salah satu sentra produksi pisang mas Kirana di Kecamatan Senduro. Metode penetuan sample yang digunakan secara Stratified Random Sampling, berdasarkan karakteristik petani, yaitu meliputi petani yang melakukan standarisasi dan petani yang tidak melakukan standarisasi. Penetuan responden untuk lembaga pemasaran dilakukan dengan non probability sampling.. Metode yang digunakan dalam pengambilan sample ini adalah metode snow ball sampling dengan mengikuti aliran komoditi dari produsen sampai ke konsumen. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis diskriptif ini digunakan untuk mengetahui panjang pendeknya saluran pemasaran, lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran pisang mas Kirana dan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh tiap-tiap lembaga pemasaran. Sedangkan analisis kuantitatif meliputi Analisis Usahatani Pisang mas Kirana, efisiensi usahatani, uji beda rata-rata dan analisis efisiensi pemasaran. Dari analisis deskriptif diperoleh hasil bahwa di daerah penelitian terdapat enam saluran pemasaran, dan dari masing-masing lemabaga pemasaran tidak semuanya melaksanakan fungsi pemasaran yang sama. Sedangkan dari analisis kuantitatif diperoleh hasil rata-rata besarnya pendapatan dan efisiensi yang diperoleh petani pisang mas Kirana yang melakukan standarisasi Rp. 14.805.896,- per hektar dengan R/C rationya adalah sebesar 2,69, sedangkan petani pisang mas Kirana yang tidak melakukan standarisasi yaitu sebesar Rp. 6.041.112,- per hektar dengan R/C rationya adalah sebesar 2,38. Dari uji beda rata-rata yang dilakukan diperoleh hasil bahwa pendapatan dan efisiensi usahatani pisang mas Kirana yang melakukan standarisasi berbeda nyata dengan pendapatan dan efisiensi usahatani pisang mas Kirana yang tidak melakukan standarisasi. Share yang diterima petani masih sangat rendah, hal ini dikarenakan panjangnya saluran pemasaran yang ada di daerah penelitian. Efisiensi pemasaran pisang mas Kirana berdasarkan analisis margin pemasaran, belum tercapai, karena perolehan total margin pemasaran, dan rasio keuntungan antar lembaga pemasaran belum merata. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah 1). Petani disarankan untuk lebih memperhatikan cara teknik budidaya dan perawatan pisang mas kirana yang telah diberikan oleh penyuluh setempat, baik untuk petani yang melakukan standarisasi maupun untuk petani yang tidak melakukan standarisasi. 2). Lembaga pemasaran pisang mas Kirana disarankan bisa menjadi lembaga pemasaran yang dapat menyalurkan pisang mas kirana dari produsen sampai konsumen yaitu mengambil keuntungan yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. 3). Instansi pertanian di lumajang disarankan untuk lebih memperhatikan perkembangan pisang mas Kirana. Sektor hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang melakukan pembangunan pertanian dengan sistem agribisnis. Hal ini ditunjukan dengan adanya pembangunan agribisnis hortikultura pada berbagai sentra produksi. Pengembangan kawasan pertanian khususnya komoditi hortikultura ini nantinya akan diterapkan berdasarkan komoditi dan jenis usahatani. Buah pisang merupakan buah yang memiliki potensi dalam bisnis, hal ini di tunjukan dengan relatif besarnya volume produksi pisang nasional dibandingkan dengan komoditas buah lainnya. Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang potensial untuk pertanian pisang, yang saat ini kabupaten tersebut sedang gencar mengembangkan budidaya pisang Mas Kirana, khususnya di Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Potensi usahataninya yang tinggi, pemasaran pisang mas Kirana juga mendapat respon positif dari konsumen. Saat ini permintaan pisang mas Kirana yang datang sebenarnya dua kali lipat dari yang biasa disediakan oleh petani. Kondisi tersebut menunjukan bahwa produksi pisang mas Kirana yang dihasilkan petani belum bisa memenuhi permintaan konsumen. Selain itu, keberadaan konsumen yang jauh dari tempat produksi merupakan permasalahan dalam pertanian. Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini 1). Apakah terdapat perbedaan antara pendapatan dan efisiensi usahatani pisang mas Kirana yang melakukan standarisasi dan usahatani pisang mas Kirana yang tidak melakukan standarisasi di daerah penelitian? 2). Bagaimana saluran pemasaran pisang mas Kirana di daerah penelitian? 3). Apa saja fungsi pemasaran yang dilakukan pada lembaga pemasaran pisang mas Kirana di daerah penelitian? 4). Apakah pemasaran pisang mas Kirana di daerah penelitian sudah efisien? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1). Menganalisis Perbedaan antara pendapatan dan efisiensi pada usahatani pisang mas Kirana yang melakukan standarisasi dan usahatani pisang mas Kirana yang tidak melakukan standarisasi. 2). Mengidentifikasi saluran pemasaran pisang mas Kirana di daerah penelitian. 3). Mengidentifikasi fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran pisang mas Kirana di daerah penelitian. 4). Menganalisis efisiensi pemasaran pisang mas Kirana di daerah penelitian. Hipotesis yang diajukan sehubungan dengan penelitian ini adalah 1). Terdapat perbedaan antara Pendapatan dan efisiensi usahatani pada petani yang melakukan standarisasi dan petani yang tidak melakukan standarisasi di daerah penelitian. 2). Saluran pemasaran di daerah penelitian belum effisien. 3). Fungsi pemasaran belum semuanya dilakukan oleh semua lembaga pemasaran. 4). Sistem pemasaran pisang mas Kirana di daerah penelitian belum efisien.
id IOS4666.128014
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-25T02:01:39Z
last_indexed 2021-10-28T07:17:34Z
recordtype dc
_version_ 1751454566983925760
score 17.538404