Pengaruh penerapan pertanian organik terhadap keanekaragaman jamur tanah pada pertanaman brokoli
Main Author: | RrAyuKusumaningrum |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2008
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/128009/1/050800585.pdf http://repository.ub.ac.id/128009/ |
Daftar Isi:
- Sistem pertanian organik merupakan salah satu sistem pertanian alami yang dilakukan untuk menanggulangi bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan bahan-bahan kimia pertanian. Pertanian organik merupakan hukum pengembalian yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk megembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah baik dalam bentuk residu dan limbah pertanaman maupun ternak yang selanjutnya bertujuan memberi makanan pada tanaman. Penerapan pertanian organik dapat memulihkan kehidupan fauna tanah dan mikroorganisme bermanfaat sehingga terjadi perubahan sifat fisika, kimia dan biologi tanah ke arah keseimbangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pertanian organik terhadap keanekaragaman jamur tanah pada pertanaman brokoli. Dalam penelitian ini penerapan pertanian organik pada pertanaman brokoli dilakukan dengan cara pemberian pupuk kandang (kotoran sapi), pupuk hijau, rotasi tanaman dan pemberian tanaman pagar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2007 di Kebun Percobaan Cangar dan Desa Persiapan Sumber Brantas untuk pengambilan sampel tanah serta laboratorium Mikologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Universitas Brawijaya, Malang untuk proses identifikasi. Penelitian dilaksanakan dalam 4 tahap. Tahap pertama, pengambilan sampel tanah dari pertanaman brokoli baik konvensional maupun organik. Pengambilan sampel dilakukan pada satu hari sebelum tanam, 35 hari setelah tanam dan sebelum panen. Tahap kedua, isolasi jamur tanah dengan metode soil dillution plate. Tahap ketiga, purifikasi jamur tanah hasil isolasi. Tahap keempat, identifikasi jamur tanah yang didapatkan. Variabel pengamatan pada penelitian ini berupa Indeks Keanekaragaman, Indeks Dominasi, Intensitas Penyakit dan Produksi tanaman brokoli.Hasil identifikasi jamur tanah dari lahan organik didapatkan golongan dekomposer sebanyak 8 genus yang terdiri dari 8 spesies Penicillium, 1 spesies Paecilomyces, 1 spesies Trichoderma, 2 spesies Fusarium, 3 spesies Aspergillus, 2 spesies Acremonium, 1 spesies Chaetomium dan i spesies Nectria. Golongan patogen serangga sebanyak 2 genus yang terdiri dari 1 spesies Beauveria dan 1 spesies Metarrhizium. Sedangkan jamur yang belum diketahui peranannya didapatkan sebanyak 9 spesies. Hasil identifikasi jamur tanah dari lahan konvensional didapatkan golongan dekomposer sebanyak 7 genus yang terdiri dari 7 spesies Penicillium, 1 spesies Paecilomyces, 1 spesies Curvularia, 3 spesies Fusarium, 2 spesies Aspergillus, 1 spesies Chaetomium dan 1 spesies Wardomyces. Jamur yang belum diketahui peranannya didapatkan sebanyak 7 spesies. Pada lahan konvensional tidak didapatkan jamur yang berperan sebagai patogen serangga.Hasil analisis data Indeks Keanekaragaman dan Indeks Dominasi pada kedua pertanaman brokoli menunjukkan tidak berbeda nyata. Pada pertanaman brokoli organik nilai Indeks Keanekaragaman pada 1 hari sebelum tanam sebesar 1.75, 2.88 pada 35 hari setelah tanam (HST) dan 2.21 saat menjelang panen. Sedangkan pada pertanaman konvensional, nilai Indeks Keanekaragaman sebesar 1.77 pada 1 hari sebelum tanam, 2.48 pada 35 HST dan 1.25 saat menjelang panen. Nilai Indeks Dominasi pada pertanaman organik adalah sebesar 0.30 pada 1 hari sebelum panen, 0.05 pada 35 HST dan 0.15 saat menjelang panen. Nilai Indeks Dominasi pada pertanaman konvensional adalah: 0.22 pada 1 hari sebelum panen, 0.10 pada 35 HST dan 0.43 saat menjelang panen. Penyakit yang ditemukan pada penelitian ini adalah penyakit Bercak Alternaria dan Busuk Hitam. Intensitas penyakit Alternaria pada pertanaman brokoliorganik pada pengamatan 15 HST sebesar 5.61%, pada 36 HST sebesar 34.18% dan pengamatan 49 HST sebesar 30.73% sedangkan pada pertanaman konvensional sebesar 3.48% pada 15 HST, 0.84% pada 35 HST dan 0.53% pada 49 HST. Pengamatan Intensitas penyakit Busuk Hitam pada pertanaman organik pada 15 HST sebesar 0.84%, pada 35 HST sebesar 17.14% dan 0.80% pada 49 HST. Pengamatan pada pertanaman konvensional didapatkan hasil 22.03% pada 15 HST, 36.37% pada 35 HST dan 50.41% pada 49 HST. Hasil penimbangan bunga brokoli (Curd) dari pertanaman organik didapatkan rerata sebesar 0.18 kg/curd. Dari pertanaman konvensional didapatkan rerata berat bunga brokoli sebesar 0.15 kg/curd.