Respon fisiologis dan agronomis tembakau (Nicotiana tabaccum L.) terhadap tingkat kelembaban tanah pada dua tekstur tanah

Main Author: YohanditaBudiUtomo
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/127906/
Daftar Isi:
  • Tembakau temanggung merupakan salah satu tipe tembakau yang dibutuhkan oleh pabrik rokok sebagai bahan baku utama pembuatan rokok, dengan komposisi 14-26%. Kebutuhan tembakau rajangan temanggung sampai saat ini masih belum terpenuhi. Rata-rata kekurangannya ± 3.216, 25 ton ha -1. Usaha tani tembakau temanggung menyumbang 70-80% terhadap total pendapatan petani. Untuk memperoleh produktivitas optimal perlu dilakukan perbaikan-perbaikan yang meliputi aspek budidaya dan pola pengusahaannya. Tembakau ialah tanaman yang toleran terhadap kekeringan, akan tetapi kebutuhan air tembakau ini tinggi pada fase pertumbuhan awal dan perkembangan daun. Hasil dan mutu tembakau rajangan meningkat pada pemberian air yang sesuai dengan kebutuhan tembakau tiap fase pertumbuhannya. Kemampuan tanah menyimpan air tersedia merupakan fungsi dari tekstur dan struktur tanah, tanah berpasir kurang mampu menyimpan air dan unsur hara dibandingkan jenis tanah berlempung. Tujuan penelitian ini ialah 1) Mengetahui respon fisiologis tanaman tembakau pada level kelembaban tanah yang berbeda pada dua jenis tekstur tanah dan 2) Mengetahui respon agronomis tanaman tembakau pada level kelembaban tanah yang berbeda pada dua jenis tekstur tanah. Hipotesis yang diajukan ialah 1) penurunan kelembaban tanah direspon oleh tembakau Temanggung dengan menurunnya laju proses fisiologis, agronomis dan produksi tanaman dengan membentuk kurva polinomial, 2) Penurunan kelembaban tanah bertekstur lempung berpasir direspon oleh tembakau Temanggung dengan menurunkan lebih tajam laju proses fisiologis, agronomis dan produksi tanaman dibandingkan dengan tanah bertekstur lempung liat berdebu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-November 2005 di kebun percobaan BALITTAS Karangploso, Malang dengan ketinggian tempat 513 m dpl. Suhu harian rata-rata 22oC sampai 26oC dengan kelembaban relatif udara + 75-85%. Rancangan yang akan digunakan ialah rancangan petak terbagi (RPT) dengan tekstur tanah (T) sebagai petak utama dan level kelembaban tanah (W) sebagai anak petak, yang terdiri T1 (lempung liat berdebu), T2 (lempung berpasir), W1(100% ± 2,5% kapasitas lapang), W2(90% ± 2,5% kapasitas lapang), W3(80% ± 2,5% kapasitas lapang), W4(70% ± 2,5% kapasitas lapang), W5(60% ± 2,5% kapasitas lapang). Dari tiap kombinasi perlakuan tersebut diulang sebanyak 3 kali sehingga didapatkan 30 satuan percobaan. Pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval 15 hari (45, 60, 75 hst). Pengamatan destruktif meliputi panjang akar, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun (metode punch), bobot kering daun, bobot kering batang, bobot kering akar, bobot kering total tanaman. Pengamatan fisiologis meliputi laju fotosintesis dengan menggunakan Lci portable photosynthesis. Data hasil penelitian yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis Duncan pada taraf 5%.