Eksplorasi Jamur Endofit Dan Khamir Pada Tanaman Jambu Biji Serta Uji Potensi Antagonismenya Terhadap Jamur Colletotrichum Gloeosporioides Penyebab Penyakit Antraknosa

Main Author: Melinda, Novi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12783/1/NOVI%20MELINDA.pdf
http://repository.ub.ac.id/12783/
Daftar Isi:
  • Jambu biji (Psidium guajava) merupakan komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan potensi pasar yang baik, maka diperlukan budidaya dan perawatan tanaman yang baik sejak awal sampai setelah panen. Tanaman jambu biji merah adalah jenis buah jambu yang banyak dibudidayakan karena menghasilkan buah jambu yang memiliki daging buah lebih manis dan lunak. Pada tahun 2016 terjadi penurunan produksi jambu biji, yang disebabkan oleh serangan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Penyakit antraknosa adalah salah satu penyakit penting pasca panen yang disebabkan oleh jamur patogen C. gloeosporioides. Pengendalian menggunakan agens hayati merupakan suatu alternatif pengendalian jamur patogen yang ramah lingkungan, seperti pemanfaatan mikroba antagonis berupa jamur endofit dan khamir. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji keanekaragaman jamur endofit dan khamir pada daun dan batang jambu biji serta potensi antagonisnya terhadap C. gloeosporioides. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universita Brawijaya, pada bulan Februari hingga juni 2018. Pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu isolasi jamur patogen C. gloeosporioides dari buah yang bergejala antraknosa. Selanjutnya eksplorasi jamur endofit dan khamir dari daun dan batang jambu biji. Setelah didapatkan isolasi jamur patogen C. gloeosporioides, jamur endofit, dan khamir, kemudian dilakukan purifikasi untuk mendapatkan koloni yang murni. Koloni jamur endofit dan khamir yang telah murni diidentifikasi hingga tingkat genus. Terdapat 7 jamur endofit yang ditemukan, yaitu Aspergillus sp., Colletrotichum sp., jamur PD2, jamur PD4, jamur PD5 diperoleh dari daun, jamur PB1, jamur PB2 diperoleh dari batang. Terdapat 7 khamir yang ditemukan, yaitu Candida sp.1, Pichia sp., Rhodotorula sp., Hansenula sp. diperoleh dari daun, dan Zygosaccharomyces sp., Candida sp. 2, Isolat 1 diperoleh dari batang. Selanjutnya dilakukan uji antagonis jamur endofit dan khamir terhadap C. gloeosporioides secara in-vitro. Pengujian antagonis setiap isolat jamur endofit dilakukan dengan cara oposisi langsung yaitu pengujian berlawanan antara jamur endofit dan C. gloeosporioides secara berhadapan langsung dengan jarak 3 cm pada media PDA. Kontrol juga disiapkan sebagai pembanding, yaitu miselium C. Gloeosporioides tanpa perlakuan jamur endofit. Setelah itu diinkubasi pada suhu ruangan dan diamati selama 7 hari dengan cara mengukur jari-jari miselium C. Gloeosporioides setiap hari. Sedangkan pengujian antagonis setiap isolat khamir dilakukan dengan cara khamir digoreskan pada media PDA tepat di tengah cawan petri diameter 9 cm dengan posisi berbentuk lurus. Kemudian miselum C. Gloeosporioides diambil dengan ring dan diletakkan pada sisi kanan dan kiri goresan khamir dengan jarak 3 cm secara aseptik. Kontrol juga disiapkan sebagai pembanding, yaitu miselium C. Gloeosporioides tanpa perlakuan khamir. Setelah itu diinkubasi pada suhu ruangan dan diamati selama 7 hari dengan cara mengukur lebar zona antara khamir dengan C. Gloeosporioides pada setiap harinya. Rancangan yang digunakan adalah II Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan sebanyak 8 perlakuan dan ulangan sebanyak 3 kali untuk setiap perlakuan. Dari hasil penelitian ini ditemukan 7 isolat jamur endofit dan 7 isolat khamir. Persentase daya hambat jamur endofit tertinggi adalah Aspergillus sp. yaitu 52,6 %. Sedangkan persentase daya hambat jamur endofit terendah adalah Colletroticum sp. yaitu 22 %. Persentase daya hambat khamir tertinggi adalah Candida sp. 1 yaitu 48,2% dan persentase daya hambat terendah adalah Pichia sp. 25,8%.