Proses Migrasi Internasional Tenaga Kerja Pedesaan dan dampaknya terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Migran studi Kasus di Desa Sumber Asri, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar

Main Author: SariNugraheni
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/127721/1/050801315.pdf
http://repository.ub.ac.id/127721/
Daftar Isi:
  • Di Indonesia, sektor yang menyerap tenaga kerja cukup banyak adalah sektor pertanian. Pembangunan di Indonesia lebih diprioritaskan pada sektor industri dari pada sektor pertanian. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya mobilitas atau pergerakan penduduk dari pedesaaan yang biasanya bekerja sebagai petani menuju ke kota untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dengan bekerja sebagai buruh pabrik. Mobilitas penduduk dari desa ke kota tidak lepas dari peran media massa dalam memberikan informasi tentang proses pembangunan yang terjadi di kota. Namun dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk desa dan lapangan pekerjaan yang sempit menyebabkan mereka pergi ke luar desa untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga terutama mereka yang awalnya bekerja di sektor pertanian dan bekerja ke luar negeri menjadi suatu alternatif yang ditempuh penduduk. Bekerja ke luar negeri menjadi suatu fenomena yang terjadi di masyarakat, terutama masyarakat kalangan ekonomi menengah ke bawah. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses migrasi internasional tenaga kerja pedesaan di desa Sumber Asri? (2) Bagaimana dampak migrasi internasional terhadap kondisi sosial ekonomi keluarga migran? (3) Masalah apa saja yang dihadapi oleh TKI pada saat akan berangkat sampai kembali ke daerah asal?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui proses migrasi internasional tenaga kerja pedesaan di desa Sumber Asri (2) Mengetahui dampak migrasi internasional terhadap kondisi sosial ekonomi keluarga migran (3) Mengetahui masalah yang dihadapi oleh TKI pada saat akan berangkat sampai kembali ke daerah asal. Kegunaan penelitian ini adalah (1) Memberi gambaran mengenai proses migrasi internasional tenaga kerja pedesaan dan dampak terhadap kondisi sosial ekonomi keluarga migran (2) Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam pengambilan keputusan di bidang tenaga kerja (3) Sebagai bahan informasi untuk peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan topik yang sama. Secara umum penelitian ini merupakan penelitian deskriptif (Descriptive Research) karena memberikan gambaran yang mendalam tentang gejala-gejala sosial tertentu atau aspek-aspek kehidupan tertentu dalam masyarakat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive) yaitu di Desa Sumber Asri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Dalam penentuan responden, menggunakan metode sensus, yaitu mengambil seluruh anggota populasi yang berjumlah 23 responden. Responden penelitian ini adalah mereka yang melakukan migrasi internasional dan sudah kembali ke desanya dalam kurun waktu maksimal lima tahun terakhir dan merupakan keluarga petani. Sedangkan Analisis datanya menggunakan analisis deskriptif. Dari penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut : proses migrasi dilihat dari sumber informasi. Para calon TKI legal memperoleh informasi tentang bekerja di luar negeri dari teman atau kerabat sebanyak 45 % dan berasal dari calo atau agen sebanyak 40% serta memperoleh informasi secara mandiri sebanyak 15%. Sedangkan untuk TKI ilegal memperoleh informasi dari teman. Sedangkan prosedur yang dilalui oleh para TKI resmi (legal) yang dimulai dari pendaftaran, selanjutnya pelatihan dan pengurusandokumen. Bila semua dokumen (visa dan paspor) sudah lengkap maka TKI siap diberangkatkan ke negara tujuan. Lain halnya dengan TKI ilegal prosedur yang biasanya ditempuh adalah dengan cara pengurusan sendiri atau dibantu teman untuk pengurusan visa dan paspor ke Kedubes Malaysia di Jakarta. Visa dan paspor tersebut hanya berlaku selama tiga bulan, setelah tiga bulan TKI tersebut termasuk TKI ilegal karena visa dan paspor tersebut hanya visa dan paspor kunjungan Dampak kondisi sosial ekonomi keluarga migran dibagi menjadi dua yaitu dampak sosial dan juga ekonomi. Dari dampak sosial, dimana fungsi kasih sayang yang salah satu anggota keluarganya menjadi TKI maka fungsi kasih sayang terhadap anak diserahkan kepada salah satu orang tua yang tinggal di desa atau oleh nenek/kakek bahkan juga oleh paman/bibi mereka. Sedangkan untuk tingkat pendidikan anggota keluarga dapat dilihat dari remitan yang digunakan untuk biaya pendidikan yaitu terdapat 17 responden dan peran media massa (TV dan radio) yaitu untuk menambah wawasan anggota. Terakhir dilihat dari keharmonisan dalam keluarga, dimana terjadi penurunan keharmonisan baik antara anak dan TKI atau hubungan suami/istri karena terjadinya perselingkuhan dari pasangan yang berada di desa. Segi ekonomi dapat dilihat berdasarkan: (1) kepemilikan luas lahan, dalam hal ini hanya sedikit TKI yang menggunakan uang kiriman untuk membeli tanah atau untuk usahatani yaitu sebanyak 7 orang. (2) kondisi perumahan, hal ini dilihat dari kondisi fisik rumah yang dimiliki oleh TKI yang mengalami perbaikan. (3) kepemilikan barang berharga, yaitu apabila masyarakat desa memiliki jumlah barang berharga yang banyak maka status ekonominya tinggi. Barang-barang tersebut berupa sepeda motor, televisi, VCD dan perhiasan. Permasalahan yang dihadapi oleh TKI terjadi pada setiap tahapan. Masalah yang dihadapi TKI sebelum berangkat adalah masalah dana yaitu dana yang digunakan para calon TKI untuk dapat bekerja diluar negeri berasal dari pinjaman, hasil penjualan ladang ataupun ternak dan bebas biaya dari PJTKI (Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia). Masalah yang dihadapi oleh calon TKI di tempat penampungan antara lain mengenai rasa rindu kepada keluarga, dan kenyamanan tempat penampungan. Masalah yang menjadi kendala pertama kali adalah masalah bahasa terutama bahasa kanton dan mandarin bagi TKI yang bekerja di Taiwan dan Hongkong serta rasa rindu kepada keluarga. Permasalahan yang terjadi setelah kembali ke desa yaitu masalah penampilan terutama cara berpakaian. Persoalan atau masalah lain yang dihadapi oleh mantan TKI adalah masalah keharmonisan dengan keluarga, ada beberapa yang menghadapi masalah perceraian.Saran pada penelitian ini adalah (1) Meningkatkan peran Depnaker di daerahdaerah, agar para calon TKI mendapatkan informasi yang lebih jelas dan bisa menekan terjadinya proses migrasi secara ilegal. (2) Memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai prospek pengembangan usaha di pedesaan kepada para keluarga migran khususnya bidang pertanian, sehingga setelah migran kembali ke desanya lebih tertarik mempergunakan uang hasil kerja di luar negeri untuk usaha di sektor pertanian, karena alokasi remitan untuk pertanian hanya sedikit. (3) Meningkatkan kemampuan berbahasa asing kepada calon TKI, terutama bahasa kanton bagi TKI yang bekerja di Hongkong dan bahasa mandarin untuk mereka yang bekerja di Taiwan. Hal ini dikarenakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh TKI pada saat berada di luar negeri adalah lemahnya penguasaan bahasa negara tujuan.