Prospek Pengembangan Agroindustri Emping Singkong dalam Upaya Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Ubi Kayu kasus di Desa Akkor, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura
Main Author: | SitiRusyani, |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2008
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/127716/1/050801311.pdf http://repository.ub.ac.id/127716/ |
Daftar Isi:
- Pembangunan agroindustri diarahkan agar mampu menjamin hasil pertanian secara optimal. Keberadaan agroindustri diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah melalui keterkaitan yang saling menguntungkan antara petani produsen dengan industri sehingga agroindustri akan menciptakan suatu bentuk sistem yang dapat menjamin kesejahteraan masyarakat secara lebih mandiri. Pengembangan agroindustri lebih ditekankan pada skala rumah tangga. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan agroindustri skala rumah tangga khususnya di pedesaan mampu mengurangi jumlah pengangguran dengan penciptaan lapangan kerja baru dari pengolahan suatu komoditas pertanian. Selain itu agroindustri berskala rumah tangga juga dapat memperbaiki distribusi pendapatan yang berkaitan dengan pemerataan masyarakat. Emping singkong merupakan salah satu kegiatan dari agroindustri yang berbahan baku singkong. Usaha agroindustri sudah lama diusahakan, namun untuk mencapai skala usaha yang maksimal produsen membutuhkan waktu yang sangat lama, hal ini disebabkan adanya kendala yang dihadapi oleh produsen Dengan demikian analisis faktor-faktor yang yang berpengaruh terhadap keuntungan agroindustri, analisis skala usaha, efisiensi usaha dan nilai tambah merupakan permasalahan untuk pengembangan agroindustri emping singkong. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mendiskripsikan keadaan agroindustri (2) Menganalisis biaya, penerimaan, keuntungan, nilai tambah dan efisiensi usaha agroindustri emping singkong dalam upaya peningkatan nilai tambah ubi kayu (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan agroindustri emping singkong (4) Menganalisis produksi optimal agroindustri emping singkong dengan menganalisis fungsi biaya sehingga dapat diketahui skala usaha dan prospek ke depan agroindustri emping singkong. Kegunaan penelitian ini adalah : (1) Sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola emping singkong dalam melaksanakan kegiatan agroindustrinya untuk pengembangan usahanya (2) Sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga terkait dalam pengambilan kebijakan untuk pembinaan dan pengembangan agroindustri emping singkong di pedesaan (3) Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : (1) Diduga agroindustri emping singkong telah dapat memberikan keuntungan, nilai tambah dan usahanya telah efisien (2) Diduga faktor biaya bahan baku, upah tenaga kerja, teknologi, pengalaman berusaha dan sifat usaha dapat mempengaruhi keuntungan agroindustri emping singkong (3) Diduga skala usaha agroindustri emping singkong relatif rendah namun masih memberikan keuntungan sehingga masih dapat untuk dikembangkan Metode penelitian ini meliputi : (1) Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive), yaitu di Desa Akkor, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Propinsi Jawa Timur (2) Penetuan responden dilakukan secara sensus dengan 55 pengusaha emping singkong (3) data yang dikumpulkanadalah data primer yang diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan dokumetasi dan data skunder diperoleh dari instansi terkait maupun dari referesi yang menunjang (4) Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif meliputi karakteristik agroindustri emping singkong, proses produksi dan analisis kuantitatif meliputi analisis biaya, penerimaan, keuntungan, analisis efisiensi usaha yang menggunakan analisis RC Rasio, BEP, ROI, nilai tambah, serta analisis fungsi keuntungan dan fungsi biaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rata-rata keuntungan pada agroindutsri emping singkong skala rumah tangga adalah sebesar Rp. 19.641,673 untuk satu kali proses produksi. Dengan biaya produksi rata-rata agroindustri emping singkong per proses produksi sebesar Rp.35.458,872, sedangkan penerimaan rata-rata per proses produksinya sebesar Rp.55.104,545. Rata-rata skala usaha 27,095kg dan harga rata-rata emping singkong per biji (100 lembar) sebesar Rp.2.059,091. Keuntungan tersebut dapat menambah pendapatan keluarga dan memanfaatkan tenaga kerja wanita yang menganggur. Dengan demikian agroindustri emping singkong dapat terus dikembangkan. Dalam satu kali proses produksi emping singkong memerlukan waktu kurang lebih 8 jam yang dimulai dari pukul 04.00-12.00 Agroindustri emping singkong yang diusahakan dalam skala rumah tangga telah efisien. Efisiensi usaha tersebut dilihat dari nilai RC rasio yang lebih besar dari 1, yaitu sebesar 1,554. Usaha agroindustri emping singkong telah melampaui titik impasnya yaitu pada harga Rp.1.308,687/biji dan tingkat produksi 17,221 biji. Nilai ROI untuk satu kali proses produksi pada agroindustri emping singkong adalah sebesar 0,503, yang berarti bahwa setiap penanaman modal sebesar Rp.1,00, maka pengolah mendapatkan pengembalian investasi sebesar 0,503. Dengan demikian agroindustri emping singkong skala rumah tangga di Desa Akkor telah efisien dan menguntungkan sehingga layak untuk dikembangkan. Besarnya nilai tambah rata-rata agroindustri emping singkong per proses produksi bernilai positif yaitu sebesar Rp.1.227,255 bahan baku atau 39,735 % dari harga jual/kg emping singkong. Nilai tersebut terdiri dari keuntungan sebesar Rp. 257,046/kg atau 20,945% dan imbalan tenaga kerja sebesar Rp.970,209 atau 79,055%. Faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap keuntungan agroindustri emping singkong yaitu harga bahan baku, upah tenaga kerja, dan teknologi. Harga bahan baku secara nyata dapat mempengaruhi keuntungan agroindustri emping singkong dengan kecenderungan negatif sehingga apabila terjadi peningkatan harga bahan baku 1% maka akan dapat menurunkan keuntungan sebesar 0,184%. Upah tenaga kerja secara nyata dapat mempengaruhi keuntungan agroindustri emping singkong dengan kecenderungan positif sehingga apabila terjadi peningkatan upah tenaga kerja 1% maka akan dapat menaikkan keuntungan sebesar 0,362%. Teknologi yang didekatkan dengan produktivitas produksi ini berpengaruh nyata terhadap keuntungan agroindustri dengan kecenderungan yang positif terhadap keuntungan. Apabila terjadi kenaikkan produktivitas produksi sebesar 1% maka akan dapat menaikkan keuntungan sebesar 1,273% hal ini dikarenakan apabila produktivitas produksi dapat lebih tinggi maka akan lebih efisien untuk mendapatkan keuntungan. Aspek teknologi yang didekati dengan produktivitas produksinya yaitukemampuan perusahaan dalam menghasilkan produk, aspek ini dilihat dari rasioproduksi dengan biaya total. Rata-rata produktivitas produksi yaitu 0,000748 kg/Rp yang berarti dengan modal sebesar Rp.1000,- perusahaan rata-rata mampu memproduksi sebesar 0,74kg. Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar maka dibutuhkan modal usaha yang lebih besar pula karena dengan modal Rp.1000 akan dapat menghasilkan produk sebesar 0,74kg sehingga apabila perusahaan akan meningkatkan volume usahanya maka perusahaan akan menambah modal usahanya. Aspek pengalaman ternyata tidak memiliki pengaruh nyata terhadap perolehan keuntungan. Hal ini menunjukkan bahwa lama tidaknya berusaha agroindustri emping singkong ini tidak dapat mempengaruhi keuntungan. Hal ini memberikan indikasi bahwa seberapapun lamanya berusaha tidak dapat menentukan keahlian dalam mengelola usahanya. Variabel dummy yaitu sifat usaha tidak berpengaruh terhadap keuntungan dengan hubungan parameter positif, hal ini menunjukkan bahwa sifat usaha baik utama maupun sampingan tidak berpengaruh dalam perolehan keuntungan. Hal ini diduga bahwa usaha emping singkong ini merupakan usaha yang menguntungkan sehingga baik sebagai mata penghasilan utama maupun sampingan akan dapat terus berjalan. Agroindustri emping singkong ini masih dapat dikembangkan. Agroindustri ini masih dapat ditingkatkan skala usahanya yang rata-rata 27,095 menuju skala usaha 41,62kg dengan keuntungan maksimum sebesar Rp.32.521,63. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu: (1) Agroindustri emping singkong layak untuk dikembangkan kar