Persepsi Pengrajin Tempe Terhadap Kedelai Lokal Dan Kedelai Impor (Studi Kasus Di Sentra Kerajinan Tempe Dan Keripik Tempe Sanan, Malang)
Main Author: | Natalie, Zefanya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12768/1/ZEFANYA%20NATALIE.pdf http://repository.ub.ac.id/12768/ |
Daftar Isi:
- Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2014), Jawa Timur merupakan produsen kedelai terbesar nasional dengan persentase 42,54 % dari total produksi nasional. Kenyataannya produksi kedelai Jawa Timur belum mencukupi kebutuhan yang terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini tentu saja tidak dapat memenuhi permintaan konsumen terutama pemenuhan kebutuhan pengrajin tempe. Untuk mencukupi permintaan konsumen, Indonesia mengimpor kedelai dari Amerika dan Kanada sebesar 67,28 % atau sebanyak 1,96 ton (BPS, 2015). Banyaknya produk kedelai di pasaran menimbulkan pandangan tersendiri dari masyarakat atau disebut juga dengan persepsi konsumen. Sugihartono (2007) berpendapat bahwa persepsi adalah proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Sentra Industri Tempe dan Keripik Tempe Sanan yang terletak di Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur merupakan salah satu pusat kegiatan industri tempe yang cukup terkenal di Kota Malang. Didasarkan pada uraian sebelumnya, penelitian ini akan membahas tentang persepsi pengrajin tempe terhadap kedelai lokal dan kedelai impor. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kedelai apa saja yang digunakan sebagai bahan baku dalam produksi tempe, mendeskripsikan persepsi pengrajin tempe terhadap kedelai impor dan kedelai lokal dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengrajin tempe dalam menggunakan jenis kedelai tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2018 di Sentra Industri Tempe dan Keripik Tempe Sanan, Malang. Informan yang dibutuhkan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yang berprofesi sebagai pengraijn tempe. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, jenis kedelai yang digunakan untuk produksi tempe ada dua yaitu kedelai lokal seperti dari Pasuruan, Banyuwangi dan Lamongan, serta kedelai impor dari Argentina, RRC dan Amerika yang memiliki berbagai macam merk seperti Bola, Pagoda dan Lotus. Persepsi pengrajin tempe terhadap kedelai lokal kurang baik sedangkan untuk kedelai impor sangat baik. Hal ini berdasarkan pengamatan seluruh informan yang telah memproduksi tempe selama lebih dari dua puluh tahun dan dipengaruhi oleh keuntungan relatif, mudah dalam pengolahannya, ukuran biji kedelai dan warna. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengrajin tempe dalam menggunakan kedelai lokal dan kedelai impor dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi pengalaman, harapan, dan kebutuhan, sedangkan faktor eksternal meliputi kontras, sesuatu yang baru dan pengulangan.