Respon petani padi terhadap Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan dampaknya terhadap peningkatan produksi padi studi kasus di Dusun Bulutawing Desa Bulu Kecamatan Berbekan Kabupaten Nga
Main Author: | Muliatin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/127644/1/050703187.pdf http://repository.ub.ac.id/127644/ |
Daftar Isi:
- Beras merupakan komoditi yang hingga saat ini masih menjadi makanan pokok bangsa Indonesia. Beras juga merupakan komoditi yang dapat mempengaruhi kondisi sosial ekonomi, dan politik Negara. Namun demikian berkaitan dengan komoditas beras saat ini, kita telah mengetahui cadangan beras di Indonesia, telah mengalami kekurangan. Pada awal 2006, telah diketahui bahwa Indonesia kekurangan stok beras sebesar 132.000 ton, meskipun Jawa Timur siap mensuplai sebesar 40.000 ton, namun pemerintah hanya menerima sebanyak 8.000 ton dengan alasan harga dipasar yang lebih rendah. Bahkan fenomena lain juga menunjukkan bahwa sejak krisis moneter dan krisis ekonomi pada tahun 1998, telah membuat Indonesia sebagai pengimpor beras terbesar dengan jumlah tertinggi yaitu sebanyak 5,76 juta ton atau 2% dari total impor beras dunia. Meskipun setelah itu mengalami penurunan jumlah dan proporsi impor beras sekitar 5% hingga tahun 2002, namun demikian sampai sekarang Indonesia masih memegang posisi pengimpor beras. Fenomena ini mulai pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an, dengan kisaran jumlah impor antar 1,28 juta ton hingga 2,02 juta ton pertahun atau 15% hingga 20% dari total Impor beras dunia (Endra, 2006). Dengan alasan tersebut lah maka seharusnya teknologi bidang pertanian yang mencakup aspek on farm maupun off farm harus mampu menjawab tantangan tersebut, yaitu mampu meningkatkan produktivitas beras tiap satuan lahan, namun tetap mempunyai daya saing dalam hal kualitas dan harga. Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan, rakitan teknologi oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Karang Ploso Malang, rakitan teknologi ini secara runtut terdiri dari peningkatan mutu mulai pra tanam sampai pasca panen. Teknologi ini telah diterapkan di Desa Bulutawing Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan latar belakang diatas, adapun perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain: (1) Bagaimana respon petani padi terhadap rakitan teknologi PTT di Desa Bulutawing Kecamatan Nganjuk?, (2) Bagaimana hubungan faktor sosial ekonomi dengan respon petani padi terhadap teknologi PTT di Desa Bulutawing kecamatan Nganjuk (3) Bagaimanakah dampak dari penerapan teknologi PTT terhadap peningkatan produksi padi di Desa Bulutawing Kecamatan Nganjuk?, dan tujuan penelitian ini antara lain adalah: (1) Menganalisis respon petani padi terhadap rakitan teknologi PTT di Desa Bulutawing Kecamatan Nganjuk; (2) Menganalisis hubungan faktor sosial ekonomi dengan respon petani padi terhadap rakitan teknologi PTT di Desa Bulutawing Kecamatan Nganjuk; (3) Menganalisis dampak dari penerapan teknologi PTT terhadap peningkatan produksi padi di Desa Bulutawing Kecamatan Nganjuk. Kegunaan Penelitian ini antara lain: (1) Bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan bidang pertanian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan sehubungan dengan upaya untuk peningkatan produktivitas padi, dan mendukung suplai beras; (2) Bagi masyarakat (petani) diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dan pemahaman untuk penerapan teknologi PTT dan upaya peningkatan produksi usahatani padinya; (3) Bagi mahasiswa dan peneliti diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penelitian lebih lanjut tentang Respon petani padi terhadap teknologi PTT dan dampak nya terhadap peningkatan produksi usahatani padinya; (4) Bagi semua pihak diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan pertimbangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan Respon petani padi terhadap teknologi PTT dan dampaknya terhadap peningkatan produksi usahatani padinya. Metode Penelitian yang digunakan adalah, Explanatori Research. Tipe penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa dengan menggunakan alat bantu statistik (Singarimbun, 1987). Lokasi & waktu penelitian yaitu di Desa Bulutawing Kecamatan Kecamatan Berbek Nganjuk sebagai salah satu sentra produksi padi (lumbung pangan) di Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2007. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling sebanyak 35 responden dari anggota kelompk tani Subur Makmur yang berjumlah 64 Orang. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh petani secara langsung melalui kuisioner dan wawancara mendalam. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait dalam hal ini adalah BPTP Karangploso Malang dan Kantor dinas pemerintahan. Metode Analisis datanya adalah: pertama, untuk mengetahui respon petani padi terhadap teknologi PTT digunakan analisis deskriptif kualitatif dengan skala likert. Kedua, untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi dengan respon petani digunakan analisis korelasi Rank Spearman. Ketiga, untuk mengetahui dampak teknologi PTT terhadap peningkatan produksi digunakan perbandingan hasil panen sebelum dan sesudah menerapkan teknologi PTT. Adapun Hasil dari penelitian adalah sebagai berikut: (1) Respon petani padi terhadap teknologi PTT tergolong tinggi dengan prosentase pengetahuan sebesar 88,58%; sikap 87,55%; dan keterampilan sebesar 87,56%; (2) Hubungan faktor sosial ekonomi dengan respon petani terhadap teknologi PTT adalah sebagai berikut: 2.1 Terdapat hubungan nyata antara orientasi komersial dengan respon petani terhadap teknologi PTT. 2.2 Terdapat hubungan nyata antara Keberanian mengambil resiko dengan respon petani terhadap teknologi PTT 2.3 Tidak terdapat hubungan nyata antara kontak dengan penyuluh dengan respon petani terhadap teknologi PTT 2.4 Tidak terdapat hubungan nyata antara akses terhadap media massa dengan respon petani terhadap teknologi PTT. 2.5 Terdapat hubungan nyata antara faktor sosial ekonomi total dengan respon petani terhadap teknologi PTT. (3) Dampak penerapan teknologi PTT terhadap peningkatan produksi padi adalah terjadinya peningkatan produksi sebelum dan sesudah menerapkan teknologi PTT, dimana sebelum menggunakan teknologi PTT sebanyak 8,1 ton/ha meningkat menjadi 9,5 ton/ha sesudah menggunakan teknologi PTT. Sehingga terjadi peningkatan sebesar 1,4 ton/ha, berbeda nyata berdasarkan uji-t dengan α=0,05. Berdasarkan pada kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan adalah; (1) Respon petani yang tinggi terhadap teknologi PTT perlu dipertahankan dengan penerapan yang konsisten dan baik; (2) Pemerintah sebagai pembuat kebijakan diharapkan dapat menerapkan upaya penyebaran teknologi PTT yang tepat sehingga dapat lebih meningkatkan respon petani terhadap teknologi PTT; (3) Diperlukan penelitian lebih lanjut berkenaan dengan respon petani terhadap teknologi PTT, pada lingkungan dengan kondisi sosial ekonomi yang berbeda (4) Pada penelitian selanjutnya, dalam mengukur respon petani terhadap teknologi PTT sebaiknya menggunakan metode Bloom sehingga dapat didapatkan hasil yang lebih baik.