Pengaruh Variabel Helix Angle dan Axial Depth of Cut Pada Proses End Milling Terhadap Surface Roughness Aluminium
Daftar Isi:
- Perkembangan industri manufaktur dengan ditemukannya mesin CNC menjadikan produktivitas yang semakin tinggi. Kemajuan mesin CNC masih memiliki permasalahan dalam chatter yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan produk permesinan. Chatter merupakan getaran permesinan yang terjadi akibat tidak stabilnya proses permesinan. Salah satu jenis chatter dalam permesinan yang paling merusak adalah resonansi. Pahat variabel helix angle memiliki variasi pitch angle, sehingga pahat variabel helix angle menghasilkan tooth passing frequency yang berbeda pada setiap mata pahat bersebelahan dan dapat digunakan untuk mencegah dan mengendalikan resonansi. Axial depth of cut sebagai salah satu parameter penting permesinan memiliki peran penting pada chatter. Makalah skripsi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh variabel helix angle dan axial depth of cut terhadap surface roughness sebagai salah satu parameter kualitas produk permesinan. Operasi permesinan yang digunakan pada penelitian ini adalah end milling. Pahat variabel helix angle yang digunakan adalah 40o / 42o. Axial depth of cut yang digunakan sebagai variabel bebas adalah 0,6 mm, 1,2 mm, dan 1,8 mm dengan spindle speed 600 rev/min. Hasil penelitian didapat variabel helix angle menghasilkan rata-rata surface roughness (Ra) yang lebih rendah pada setiap level axial depth of cut, yaitu 0,390 μm; 0,469 μm; 0,543 μm, dibandingkan pahat normal helix angle, yaitu 1,150 μm; 1,558 μm; 1,633 μm. Korelasi peningkatan axial depth of cut terhadap surface roughness (Ra) pada pahat variabel helix angle memiliki persamaan regresi berbeda dengan normal helix angle. Pahat variabel helix angle memiliki persamaan non linear Ra = 0,450. ap 0,301.