Pengaruh Populasi Teki (Cyperus rotundus) dan Pupuk Organik, Anorganik terhadap Pertumbuhan Awal Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
Main Author: | MariaYuliati |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/127582/1/050702648.pdf http://repository.ub.ac.id/127582/ |
Daftar Isi:
- Jarak pagar (Jatropha curcas L.) ialah tanaman yang memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai energi alternatif yaitu biodiesel. Untuk memperoleh produktivitas optimal, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dalam hal aspek budidaya. Gulma yang paling banyak tumbuh diantara jarak pagar adalah teki (Cyperus rotundus). Spesies gulma yang tumbuh cepat, berhabitat besar dan memiliki metabolisme efisien akan menjadi gulma berbahaya karena gulma teki mengeluarkan senyawa allelopat yang dapat mengganggu pertumbuhan jarak pagar. Jarak yang masih muda belum cukup kuat untuk bersaing dengan gulma, karena dalam jumlah banyak dapat menyebabkan tanaman jarak tumbuh kerdil dan menguning. Nitrogen merupakan unsur yang paling banyak diperebutkan antara tanaman dengan gulma. Apabila tanah kekurangan nitrogen, maka bunga akan gugur dan produksi biji akan terganggu. Oleh karena itu, diperlukan pemupukan yang tepat baik pupuk organik maupun anorganik yang diharapkan dapat menekan pertumbuhan teki. Tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mendapatkan pertumbuhan awal tanaman jarak yang paling baik dengan pemberian pupuk organik, anorganik pada dosis tertentu dengan berbagai macam populasi teki. Hipotesis yang diajukan adalah dengan perlakuan pemberian paitan segar 30 g/polibag + kotoran sapi 19 g/polibag yang ditanam tanpa teki dapat meningkatkan pertumbuhan awal tanaman jarak. Penelitian ini dilakukan dalam polibag di lahan Perumahan Bumiasri Sengkaling Mulyoagung Dau, Kabupaten Malang dengan ketinggian tempat 600 m dpl, suhu rata-rata harian 230-260C dan curah hujan 1750 mm/tahun. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2006 sampai Januari 2007. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: cangkul, cetok, selang air, timbangan, oven, luxmeter, penggaris, kertas oven dan alat tulis. Bahan yang digunakan antara lain: batang tanaman jarak, umbi teki, pupuk urea, daun paitan, kotoran sapi, polibag diameter 25 cm. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 12 perlakuan yang diulang 4 kali. Perlakuan tersebut antara lain: ( P1 ) paitan segar 60 g/polibag ~ 12,24 t/ha; tanpa teki; (P2 ) paitan segar 60 g/polibag ~ 12,24 t/ha + 4 umbi teki; (P3) paitan segar 60 g/polibag ~ 12,24 t/ha + 8 umbi teki; (P4) kotoran sapi 38 g/polibag ~ 8 t/ha; tanpa teki; (P5) kotoran sapi 38 g/polibag ~ 8 t/ha + 4 umbi teki; (P6) kotoran sapi 38 g/polibag ~ 8 t/ha + 8 umbi teki; (P7) urea 1 g/polibag ~ 0,2 t/ha; tanpa teki; (P8) urea 1 g/polibag ~ 0,2 t/ha + 4 umbi teki; (P9) urea 1 g/polibag ~ 0,2 t/ha + 8 umbi teki; (P10) paitan segar 30 g/polibag ~ 6,12 t/ha+ kotoran sapi 19 g/polibag ~ 4 t/ha; tanpa teki; (P11) paitan segar 30 g/polibag ~ 6,12 t/ha + kotoran sapi 19 g/polibag ~ 4 t/ha + 4 umbi teki; (P12) paitan segar 30 g/polibag ~ 6,12 t/ha + kotoran sapi 19 g/polibag ~ 4 t/ha + 8 umbi teki. Pengamatan non destruktif dilakukan pada saat umur 30, 45, 60,75 dan 90 hst. Pada jarak meliputi jumlah tunas, panjang tunas, lebar kanopi, jumlah daun dan luas daun pertanaman. Sedangkan pada teki meliputi panjang teki dan jumlah anakan. Pengamatan destruktif dilakukan pada umur 30, 60 dan 90 hst. Tanaman jarak yang diamati yaitu bobot kering total tanaman, sedangkan pada teki bobot kering bagian atas dan bawah tanaman perrumpun. Dari data hasil pengamatan dilakukan uji F taraf 5%, kemudian dilanjutkan uji BNT taraf 5% bila terjadi perbedaan yang nyata. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk organik dan anorganik serta adanya gulma teki pada umumnya tidak memberikan pertumbuhan vegetatif tanaman jarak yang berbeda. Perlakuan pemberian paitan 30 g/polibag (6,12 t/ha) + kotoran sapi 19 g/polibag (4 t/ha) dengan adanya gulma 8 umbi teki menunjukkan jumlah buah yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan anorganik. Populasi gulma teki sampai 8 umbi tidak menurunkan pertumbuhan awal tanaman jarak, baik pemupukan organik maupun anorganik. Tetapi pada pemupukan organik pertumbuhan teki (jumlah anakan) lebih kecil dibandingkan pemupukan anorganik.