Pengaruh konsentrasi pemberian ethephon pada stek tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap produksi umbi Go

Main Author: DedyKurnianto
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/127524/1/050702153.pdf
http://repository.ub.ac.id/127524/
Daftar Isi:
  • Kentang termasuk jenis sayuran penting di Indonesia. Nilai ekonomi komoditas ini tergolong tinggi. Berbeda dengan jenis sayuran lain yang harganya berfluktuasi amat tajam, harga kentang relatif stabil. Selain itu permintaan masyarakat akan kentang juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi seperti inilah yang membuat komoditas kentang menjadi pilihan usaha para petani dataran tinggi di Indonesia. Produktivitas kentang di Indonesia masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara-negara maju. Menurut catatan FAO tahun 2000, produksi kentang di Indonesia baru 13.38 ton per hektar sedangkan Selandia Baru mencapai 35 ton per hektar. Soelarso (1998) menjelaskan bahwa rendahnya produktivitas kentang di Indonesia disebabkan oleh rendahnya mutu benih yang dipakai, kurangnya pengetahuan tentang kultur teknis, penanaman secara terus-menerus dan permodalan petani yang terbatas. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kentang adalah dengan menggunakan benih bermutu tinggi yaitu benih kentang bebas penyakit yang dihasilkan melalui teknologi kultur jaringan. Benih kentang yang dihasilkan dengan kultur jaringan bukan umbi benih namun berupa planlet yang akan dijadikan bahan tanam stek mikro. Stek mikro ini bertujuan untuk menghasilkan umbi bibit dengan generasi ke 0 atau umbi G0.