Keragaman Karakter Agronomi Dan Morfologi Sebagai Dasar Menentukan Diversitas Genotipegenotipe Ercis (Pisum Sativum L.)

Main Author: Saragih, Rawina
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12741/1/RAWINA%20SARAGIH.pdf
http://repository.ub.ac.id/12741/
Daftar Isi:
  • Ercis (Pisum sativum L.) adalah salah satu tanaman leguminose komersial yang penting di dunia termasuk di Indonesia. Tanaman ini menyebar di Indonesia yakni di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Tanaman ercis sangat potensial untuk dibudidayakan, selain masih jarang diusahakan, umur panen singkat, harga yang cukup tinggi, serta banyak mengandung zat penting. Permintaan ercis semakin meningkat tetapi belum dapat dipenuhi dalam negeri sehingga nilai impor terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh produktivitas ercis yang masih rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas ercis ialah melalui pemuliaan tanaman. Keragaman karakter merupakan parameter penting didalam pemuliaan tanaman. Parameter genetik yang meliputi karakter agronomi dan karakter morfologi merupakan komponen penting didalam pemuliaan tanaman. Keragaman tanaman pada ercis dapat digunakan untuk menduga jarak genetik dan keanekaragaman genetik yang akan memberikan informasi untuk membantu program pemuliaan tanaman didalam perakitan varietas unggul. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keragaman karakter agronomi dan morfologi, jarak genetik dan keanekaragaman 37 genotipe ercis berdasarkan karakter agronomi dan morfologi. Hipotesis penelitian ini ialah keragaman yang luas pada 37 genotipe ercis dan membagi 37 genotipe ercis pada jarak genetik yang bervariasi dengan tingkat diversitas sedang. Penelitian ini dilaksakan pada bulan Maret hingga Juni 2018 yang berlokasi di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah jangka sorong, timbangan analitik, ajir bambu, tali rafia, cangkul, meteran ukur, gunting, pisau, alat tulis, kamera digital, gembor, knapsack, penggaris, amplop kertas coklat, dan papan label. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah 37 genotipe ercis, pupuk NPK mutiara, benih, pupuk cantik, dan pupuk kandang, kertas label, dan form pengamatan. Penelitian dilakukan dengan metode rancangan acak kelompok diulang tiga kali, sehingga terdapat 111 satuan percobaan. Pada satuan percobaan/plot terdapat 10 tanaman. Pelaksanaan penelitian meliputi persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, panen, dan pasca panen. Pengamatan dilakukan pada masing masing plot yakni karakter agronomi dan morfologi. Pada karakter agronomi: umur berbunga, umur panen segar, umur panen kering, panjang tangkai daun hingga polong pertama, jarak antara polong 1 dengan polong 2, panjang sulur, panjang ruas, lebar standar bunga, panjang stipula, lebar stipula, jarak aksil hingga ujung stipula, panjang leaflet, panjang daun, diameter batang, jumlah bunga tiap ruas, jumlah cabang, jumlah braktea, jumlah maksimal helai daun, lebar helai daun, jumlah daun, panjang tanaman, jumlah maksimal sulur, jumlah bunga per tanaman, jumlah ruas, jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, jumlah biji per polong, berat polong segar per tanaman, panjang polong segar, lebar polong segar, tebal polong segar, berat biji segar per polong, panjang ii biji segar, lebar biji segar, tebal biji segar, berat biji segar per tanaman, berat 100 biji segar, berat polong kering per tanaman, panjang polong kering, lebar polong kering, tebal polong kering, berat biji kering per polong, panjang biji kering, lebar biji kering, tebal biji kering, berat biji kering per tanaman dan berat 100 biji kering. Karakter morfologi terdiri dari: warna antosianin pada tanaman, warna daun, intensitas warna daun, dentation daun, warna wing bunga, bentuk standar bunga, bentuk apex, bentuk ujung polong, lengkungan polong, bentuk biji, tekstur biji, warna kotiledon biji, warna hilum biji dan warna testa biji. Analisis keragamakarakter agronomi dan morfologi menggunakan Principal Component Analysis atau PCA dengan pendekatan tipe korelasi Pearson. Analisis jarak genetik yang dilakukan untuk pengelompokan genotipe didasarkan pada agglomerative hierarchical clustering dengan similiritas koefisien kolerasi Pearson dan metode aglomerasi unweighted pair group method average (UPGMA). Analisis keanekaragaman genetik didasarkan pada indeks Shannon- Wiener dan indeks Shimpson. Hasil analisis komponen utama berdasarkan 47 karakter agronomi dan 14 karakter morfologi mencapai keragaman maksimum sebesar 87,83% yang melibatkan 16 komponen utama pertama. PC1 ialah umur panen segar, umur panen kering, panjang tangkai daun hingga polong pertama, jarak antara polong pertama dan polong kedua, berat polong segar per tanaman, panjang polong segar, lebar polong segar, tebal polong segar, berat biji segar per polong, panjang biji segar, lebar biji segar, tebal biji segar, berat biji segar per tanaman, berat 100 biji segar, berat polong kering per tanaman, berat biji kering per polong, berat biji kering per tanaman dan berat 100 biji kering. Karakter yang berkontribusi terhadap PC2 ialah umur berbunga, umur panen segar, panjang sulur, jumlah biji per tanaman, berat biji segar per tanaman, panjang polong kering, lebar polong kering, berat biji kering per polong dan warna testa biji. Karakter yang berkontribusi pada PC3 ialah jumlah maksimal helai daun, jumlah daun dan jumlah ruas. Karakter yang berkontribusi pada PC4 ialah panjang stipula, jarak aksil hingga ujung stipula, jumlah braktea, lebar biji kering, tebal biji kering dan tekstur biji. Karakter yang berkontribusi pada PC5 ialah lebar helai, jumlah polong per tanaman,jumlah biji per polong dan bentuk standard bunga. Karakter yang berkontribusi pada PC6 ialah jumlah polong per tanaman dan jumlah bunga per tanaman. Karakter yang berkontribusi pada PC7 ialah warna kotiledon biji. Karakter yang berkontribusi pada PC8 ialah bentuk biji dan warna daun. Karakter yang berkontribusi pada PC9 ialah jumlah cabang. Karakter yang berkontribusi pada PC10 ialah dentation daun. Pada PC11, PC12, PC13, PC14, PC15 dan PC16 tidak terdapat karakter yang berkontribusi. Berdasarkan analisis klaster 37 genotipe ercis terbagi menjadi 6 kelompok berdasarkan 47 karakter agronomi dan 14 karakter morfologi dengan koefisien kemiripan 89-99%. Diversitas genetik ercis dikategorikan sedang dan tidak terdapat kelompok genotipe yang mendominasi.