Pengaruh kompos paitan (Tithonia diversifolia) dan pupuk SP-36 pada pertumbuhan dan hasil kedelai edamame (Glycine max L.Merr)
Main Author: | HapsariRestiyanti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/127392/1/050701211.pdf http://repository.ub.ac.id/127392/ |
Daftar Isi:
- Kedelai edamame ialah kedelai asal Jepang dengan bentuk tanaman, biji dan polong yang lebih besar dari kedelai biasa. Saat ini kedelai edamame mempunyai nilai ekspor yang cukup tinggi dan hal ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan kedelai edamame sebagai komoditas ekspor, yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan negara. Upaya untuk meningkatkan produksi edamame saat ini masih tergantung pada penggunaan pupuk buatan. Namun penggunaan pupuk SP-36 secara terus menerus dalam jangka panjang sangat potensial menyebabkan penurunan kesuburan tanah. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik, salah satunya dengan pembubuhan bahan organik. Bahan organik berperan cukup besar dalam proses perbaikan sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Bahan organik yang ditambahkan kedalam tanah dapat berupa kompos paitan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk 1) mengetahui dan mempelajari pengaruh pembubuhan kompos paitan pada pertumbuhan dan hasil kedelai edamame, dan 2) mengetahui dan mempelajari pengaruh pembubuhan pupuk SP-36 pada pertumbuhan dan hasil kedelai edamame. Hipotesis yang diajukan ialah: 1) Peningkatan dosis kompos paitan dapat mengurangi penggunaan pupuk SP-36. 2) Peningkatan dosis kompos paitan mampu memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai edamame yang lebih baik. 3) Peningkatan dosis pupuk SP-36 mampu memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai edamame yang lebih baik. Penelitian dilaksanakan di Balai Benih Induk Palawija (BBI) Lawang. Lahan terletak pada ketinggian + 491 m dpl. Dengan suhu minimal 22° C dan suhu maksimal 32° C dan jenis tanah Inceptisol. Percobaan dilakukan sejak Agustus hingga Oktober 2006. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah cangkul, tugal, penyiram, penggaris, meteran, LAM, timbangan analitik dan oven. Bahan yang digunakan ialah benih kedelai Edamame, kompos paitan, EM4, pupuk Urea (N: 46 % ), pupuk SP-36 (P 2O5: 36 %), pupuk KCL (K2O: 60 %) dan pestisida Azodrin 15 WSC. Penelitian dirancang secara Acak Kelompok kemudian dianalisis secara faktorial dan diulang 3 kali. Faktor 1 ialah dosis kompos Paitan (K), terdiri dari: K0 = Tanpa kompos Paitan. K1 = Kompos Paitan 3 ton ha-1. K2 = Kompos Paitan 6 ton ha-1. Faktor 2 ialah dosis pupuk SP-36 (P), yang terdiri dari: P0 = Pupuk SP-36: 100 kg ha-1. P1 = Pupuk SP-36: 125 kg ha-1. P2 = Pupuk SP-36: 150 kg ha-1. Pengamatan dilakukan pada 14, 24, 34, 44, 54 hst, terdiri dari pengamatan pertumbuhan yang meliputi: tinggi tanaman, luas daun, bobot kering total tanaman, indeks luas daun dan laju pertumbuhan tanaman dan pengamatan panen yang meliputi: jumlah polong, bobot polong segar, bobot biji segar dan hasil biji ton ha-1. Dari data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) taraf 5%, kemudian dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara pembubuhan kompos paitan dan pupuk SP-36, sehingga pembubuhan kompos paitan belum terbukti mampu menurunkan penggunaan pupuk anorganik SP-36. Peningkatan dosis kompos paitan sampai 6 ton ha-1 dapat memberikan hasil yang lebih baik pada peubah tinggi tanaman, luas daun, bobot kering total tanaman, meningkatkan bobot biji /tanaman dan hasil biji ton ha-1 sebesar 24,6% bila dibandingkan tanpa pembubuhan kompos paitan. Peningkatan dosis pupuk SP-36 sampai 150 kg ha-1 dapat memberikan hasil yang lebih baik pada peubah bobot kering total tanaman, laju pertumbuhan tanaman, meningkatkan bobot biji segar /tanaman sebesar 12,7% dan meningkatkan hasil biji segar ton ha-1 sebesar 12,6% bila dibandingkan dengan pembubuhan SP-36 100 kg ha-1.