Kajian C/N Rasio Serbuk Kayu Sengon (Albasia falcata) Terhadap Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus florida)

Main Author: AhmadRudiFebriansyah
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/127353/1/051000873.pdf
http://repository.ub.ac.id/127353/
Daftar Isi:
  • Jamur tiram putih ialah jamur kayu, karena jamur tersebut ditemukan banyak tumbuh pada media kayu yang sudah lapuk (Cahyana, Muchrodji dan Bakrun, 1999). Secara alami, jamur tiram putih banyak ditemukan pada batang kayu lunak, misalnya pohon kapuk, sengon, dan karet. Jamur tiram putih seringkali hanya tumbuh pada musim hujan. Pengomposan pada serbuk kayu sebagai media tanam jamur tiram putih yang kurang lama dengan C/N rasio yang masih tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram putih terhambat serta hasil produksi yang rendah. Hal ini menyebabkan jamur tiram putih belum mampu untuk menyerap nutrisi yang terdapat pada media buatan tersebut. Tujuan penelitian untuk mendapatkan C/N rasio yang optimal bagi hasil produksi jamur tiram putih pada media serbuk kayu. Hipotesis yang diajukan yaitu Nilai C/N rasio kompos 25 pada serbuk kayu dapat meningkatkan hasil jamur tiram putih. Penelitian dilaksanakan di rumah jamur milik CV PRIMA INVESTAMA yang terletak di Dusun Sonotengah, Desa Kebunagung Kecamatan Pakisaji Malang yang mempunyai ketinggian tempat ± 450 m dpl dengan suhu antara 24 0C -30 0C. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan November 2009. Alat-alat yang digunakan adalah penggaris, kamera digital, timbangan, plastik Polipropilen, kertas koran, cincin, alkohol, steamer, Choper, sekop dan cangkul. Bahan-bahan yang digunakan serbuk kayu sengon, dedak, air, dan kapur tohor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang tediri dari 5 perlakuan dengan 5 kali ulangan dan masing-masing ulangan terdapat 9 baglog yaitu dengan perlakuan (R0) C/N rasio 40,55 (R1) C/N rasio 35,80 (R2) C/N rasio 30,36 (R3) C/N rasio 25,40 (R4) C/N rasio 20,31 sehingga jumlah baglog seluruhnya 225 baglog. Pada perlakuan C/N rasio 40,55 lama pengomposan 7 hari, C/N rasio 35,80 lama pengomposan 12 hari, C/N rasio 30,36 lama pengomposan 19 hari, C/N rasio 25,40 lama pengomposan 27 hari dan C/N rasio 20,31 lama pengomposan 35 hari. Selama pengomposan, setiap 1 minggu sekali serbuk kayu diaduk/dibalik posisinya. Pengamatan dilakukan pada saat pertama kali munculnya pinhead setelah inokulasi dan pada saat setiap kali panen. Baglog yang diamati mencakup keseluruhan baglog yang ada, yaitu sebanyak 225 baglog. Pengamatan yang dilakukan meliputi : saat muncul badan buah (pinhead) pertama (HSI), diameter badan buah (cm), frekuensi panen, total bobot segar badan buah (gram), dan jumlah badan buah. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F hitung pada taraf 5 % untuk mengetahui adanya pengaruh antar perlakuan dan apabila berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan nilai C/N rasio terhadap serbuk kayu sengon memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap semua parameter pengamatan, kecuali pada parameter diameter badan buah. Perlakuan dengan nilai C/N rasio 20,31 memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain, seperti pada parameter saat munculnya pinhead yaitu 34,84 hsi, total bobot segar badan buah yaitu 421,40 g serta frekuensi panen yaitu 3,98 kali. Sedangkan perlakuan C/N rasio 40,55 memiliki hasil yang paling rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya terhadap parameter saat muncul pinhead yaitu 50,00 hsi, total bobot segar badan buah 243,38 gram serta frekuensi panen 2,14 kali, tetapi mempunyai jumlah badan buah yang terbanyak yaitu 10,70 Pada parameter diameter badan buah, semua perlakuan memiliki rata-rata diameter badan buah jamur yang sama.